Bitcoin Itu Hijau, Jenderal

Perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok tengah berlangsung lebih hebat daripada sebelumnya. Presiden Trump memerintahkan menaikkan bea masuk barang-barang dari Tiongkok sebesar 25 persen. Tiongkok pun membalasnya.

Akibatnya pasar saham global rontok termasuk Indonesia. Aksi jual saham di sejumlah bursa besar dunia pun terjadi. Alhasil investor mengalihkan uangnya ke emas dan Bitcoin. Tentu ini tak pertama kali terjadi, tetapi pengalihan uang ke Bitcoin dalam jumlah besar-besaran, baru kali ini pertama terjadi.

Fenomena unik ini sangat mungkin didorong oleh tingkat pengetahuan yang sudah mumpuni soal Bitcoin. Nilai Bitcoin mungkin dianggap setara dengan Bitcoin sebagai safe haven, setidaknya dalam jangka pendek.

Harga Bitcoin pun menerobos hingga US$8 ribu kesekian kalinya setelah turun dari US$20 ribu pada medio Desember 2017. Kenaikan kali ini tak serupa dengan 2018, di mana masih terjadi tren turun. Kenaikan Bitcoin kali ini praktis adalah cerminan dengan perdagangan pada Oktober 2017, beberapa bulan sebelum naik ke US$20 ribu.

Sejumlah pengamat mengungkapkan keyakinannya bahwa Bitcoin bisa menembus US$10 ribu pada tahun ini, di antaranya adalah Tom Lee dari Fundstart. Keyakinan itu ditambah oleh sejumlah faktor antara lain akan diluncurkannya trading platform Bitcoin oleh Fidelity Investment. Perusahaan manajemen aset ternama ini ini sebelumnya punya jasa simpan Bitcoin bagi investor institusi yang berdana super besar.

Bakkt juga tak tertinggal dari pandangan, sebab perusahaan ini akan meluncurkan produk Bitcoin berjangka (futures). Jangan salah, Bakkt didirikan oleh ICE, perusahaan di balik Bursa Efek New York yang ternama itu.

Tak hanya di Negeri Paman Sam. Di Swiss dan Inggris produk sejenis juga telah disediakan, tapi dalam bentuk ETF (Exchanged Traded Fund) terhadap Bitcoin alias produk reksadana yang diperdagangkan di bursa efek setempat.

Sejumlah kelajuan global itu kian mendorong perhatian dunia terhadap Bitcoin, baik dari kalangan individu, organisasi, perusahaan dan negara tentu saja. Bagi investor yang khawatir Bitcoin tak aman di bursa kripto biasa, tentu menyimpan Bitcoin dalam jumlah besar di Fidelity Investment adalah pilihan terbaik.

Harap dicatat bahwa jumlah Bitcoin akan semakin langka setelah Mei 2020, ketika Reward Halving terjadi. Dari saat ini 12,5 Bitcoin baru setiap 10 menit, maka setelah Mei 2020, menjadi hanya 6,25 Bitcoin baru pada periode serupa.

Kami perkirakan, akan banyak fenomena lainnya, khususnya cara mengakumulasi Bitcoin, baik Bitcoin yang nyata atau sejumlah variasinya, termasuk model kontrak berjangka atau reksadana. Satu titik penting di sini adalah, akan hadirnya model instrumen investasi baru di masa depan, yang didorong oleh kesadaran tingkat tinggi terhadap Bitcoin. Regulasi baru akan muncul, termasuk ancaman tindak kejahatan terhadap kelas aset baru ini. []

Be the first to write a comment.

Your feedback