Menurut Sebuah Survei, Ransomware Sangat Mengkhawatirkan Bisnis Pembelian Bitcoin
Sejumlah perusahaan di Inggris akan menumpuk Bitcoin bila terjadi infeksi ransomware, kabar tersebut muncul menurut sebuah survei terbaru dari 250 spesialis teknologi informasi di negara itu.
Baca juga: Teknologi Blockchain Akan Mengubah Industri Derivatif
Salah satu perusahaan keamanan Data Citrix telah merilis hasil survei yang dilakukan dengan badan kehumasan Censuswide, yang menunjukkan bahwa ransomware – malware yang mengenkripsi file komputer yang meminta sejumlah uang tebusan (biasanya dalam bentuk bitcoin) untuk membuka atau mengembalikan data membuat sejumlah kekhawatiran di antara beberapa perusahaan di Inggris.
Tiga puluh tiga persen dari mereka yang disurvei mengatakan bahwa perusahaan mereka mempertahankan simpanannya dengan selain bitcoin.
Perusahaan kecil atau mereka yang kurang dari 1.000 karyawan akan lebih suka untuk melakukannya. Tiga puluh enam persen responden dengan 250 dan 500 karyawan, dan 57% dengan antara 501 dan 1.000 karyawan, menunjukkan bahwa mereka telah membeli Bitcoin untuk mengantisipasi peristiwa ransomware.
Perusahaan besar tampaknya kurang bersedia untuk benar-benar menggunakan bitcoin untuk tujuan ini. Delapan belas persen dari bisnis yang mempekerjakan lebih dari 2.000 orang mengatakan mereka telah mengambil pendekatan yang sama pada masalah ini, meskipun 35% mengatakan Citrix dan Censuswide bahwa mereka akan bersedia membayar uang tebusan data jika itu diperlukan.
Meskipun sampel survey kecil – hanya 250 spesialis di Inggris yang disurvei – hasil ini akan menunjukkan bahwa setidaknya beberapa dari perusahaan disana sedang mempersiapkan untuk yang terburuk.
Sementara itu, kasus ransomware terus menjadi berita utama. Awal pekan ini saja, situs berita di Kanada melaporkan bahwa Universitas Calgary telah dikupas habis sebanyak C $ 20.000 untuk membebaskan email servernya menyusul insiden ransomware tersebut.
Menurut Sebuah Survei, Ransomware Sangat Mengkhawatirkan Bisnis Pembelian Bitcoin