Bank Harus Bekerjasama Dengan Fintech Dan Bisnis Digital Currency Atau Mati
Dengan banyaknya jumlah bank yang melakukan percobaan dengan teknologi blockchain dan membuat mata uang digital terus berkembang dengan pesat, sehingga tidak mengherankan lagi jika Deutsche Bank menjalankan proyek percobaan tersebut dengan baik untuk memiliki teknologi blockchain sendiri.
Dalam sebuah pernyataan yang dibuat oleh Deutsche Bank: “Bank harus bekerjasama dengan perusahaan fintech dan bisnis mata uang digital atau terpaksa harus lenyap.”
Deutsche Bank merupakan anggota dari R3CEV konsorsium 42 bank yang mengembangkan protokol bitcoin blockchain dalam sektor perbankan, bank tersebut secara diam-diam telah menjalankan percobaan blockchainnya sendiri.
Seperti yang kita ketahui bahwa Bank of America JPMorgan, UBS dan Bank of England juga telah mengatakan bahwa pihak masing – masing bank tersebut sedang mencari cara untuk mengadaptasikan teknologi blockchain untuk mereka gunakan di sistem mereka sendiri.
Namun berbeda dengan beberapa bank seperti Bank Jepang Tokyo-Mitsubishi, Citibank dan BNY Mellon, Deutsche Bank tidak terlihat sedang mengembangkan mata uang digital. Mereka percaya bahwa pelanggan sedang mencari digitalisasi dan kenyamanan, namun belum tentu dengan mata uang yang baru.
Dalam laporan resmi yang akan muncul FinTech 2.0, Deutsche Bank memberi sinyal kepada para investor dan klien untuk membangun kerjasama dengan startups fintech dalam mempercepat perubahan menuju perbankan digital, termasuk teknologi blockchain.
Deutsche Bank menyerukan perubahan pada sektor perbankan, Deutsche Bank juga memperingatkan, jika bank tidak mempunyai niat dan ingin belajar untuk bekerjasama dengan fintech dan “mata uang digital” maka bank akan mulai hilang dari dunia jasa keuangan.
Pada laporan tahunan Deutsche Bank tahun 2015 mereka mengalami kerugian dan penurunan saham, laporan tersebut menjelaskan bahwa sudah waktunya bagi bank untuk menerapkan model bisnis baru yang mengakui pentingnya gangguan digital di bidang jasa keuangan.
Dalam sebuah wawancara yang dilakukan oleh Bitcoin Magazine, Managing Director Deutsche Bank Rhomaios Ram mengatakan bahwa bank lebih siap untuk menerapkan inovasi pada pembayaran yang baru dan menganggap penerapan teknologi blockchain tidak terelakkan lagi.
“Rintangan terbesar untuk menerapkan teknologi baru dan kerjasama adalah peraturan dan persyaratan hukum dalam yurisdiksi yang berbeda-beda di seluruh dunia,” kata Ram.
“Bank harus mengubah sikap mereka terhadap perusahaan fintech untuk terus bertahan hidup.”
Startups Fintech merasa senang bekerjasama dengan Deutsche Bank
Ram mengatakan, ia telah bertemu dengan banyak startups fintech dan ia pun terkejut mengetahui bahwa mereka (startup fintech) merasa sangat senang jika bermitra dengan bank.
“Saya sudah mendiskusikan berbagai kemungkinan kerjasama dengan puluhan startups fintech yang berbeda, dan mereka semua tampaknya sangat tertarik untuk bekerjasama dengan kami,” kata Ram.
Dalam laporan tersebut tercantum proyek-proyek seperti “inovator pembayaran”: PayPal, Mpesa, Bitcoin, Alipay, Stripe, Payoneer, Samsung Pay, Apple Pay, Square dan Google Wallet.
Dalam semangat kerjasama, JPMorgan Chase juga telah bekerja sama dengan Digital Asset Holdings pada proyek percobaan blockchain yang bertujuan untuk membuat proses perdagangan lebih efisien dan hemat biaya.
Apa untungnya bagi perusahaan fintech yang baru? (Tertera dalam laporan white paper)
“Dalam rangka mempertahankan posisi mereka, mereka harus menemukan cara untuk memenuhi segala peraturan, investasi dan resiko untuk fokus pada inti tujuan mereka. Mereka akan menemukan mitra kerja dengan pihak bank secara global dan akan banyak perkembangan dari tahun ke tahun yang kemungkinan akan berkembang menjadi sebuah aliansi. Beberapa pemimpin pasar telah menyadari bahwa sebuah aliansi bank adalah salah satu cara terbaik untuk menghadapi berbagai masalah. “
Deutsche Bank Mempunyai tiga laboratorium percobaan sistem blockchain
Menurut Ram, Deutsche Bank saat ini sudah mengoperasikan tiga laboratorium inovasi sekaligus di Berlin, London dan satu laboratorium lagi akan segera diluncurkan di Silicon Valley.
“We’are blockchain ‘agnostik’ – tertarik dan mempelajari manfaat dari teknologi blockchain termasuk Bitcoin, Ethereum, Stellar dan lain-lain – untuk memastikan kami dapat menerapkan versi terbaik untuk kita gunakan,” katanya.
Pada awal Desember 2015, Deutsche Bank mengumumkan telah berhasil menguji platform obligasi yang didasarkan pada teknologi blockchain. Teknologi Blockchain “kontrak pintar” yang digunakan untuk mengeluarkan dan menebus obligasi yang dibayar dengan menggunakan kupon otomatis.
“Sejauh ini pemikiran yang masih sangat fenomenal adalah tentang Bitcoin sebagai mata uang di masa depan, saya tidak yakin apakah pemakaian secara universal adalah hal yang pasti. Namun tampaknya publik sangat tertarik pada digitalisasi dan kenyamanan metode pembayaran yang cepat.”
Gambar : www.ibtimes.com
Sumber : Bitcoin Magazine