4 Alasan Bitcoin Segera US$20 Ribu
Bitcoin kembali menguat di atas US$11.000 dan beberapa jam yang lalu sempat nongkrong sejenak di US$12.000. Sentimen positif yang kemungkinan besar didorong oleh pemangkasan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat ini memicu kembali wacana publik soal sejumlah alasan Bitcoin bisa segera kembali ke US$20 ribu, khususnya ketika dominansi Bitcoin saat ini kembali ke 68,5 persen.
Max Keiser, yang dikenal sebagai penghayat Bitcoin dan juga pemandu acara Keiser Report di Russian Television, bahkan menegaskan Bitcoin dalam pekan ini bisa mencapai US$15.000. Dia beralasan, uang fiat khususnya dolar AS sekarang berada di posisi terendahnya selama satu dekade terakhir. Ia mengacu pada keputusan Bank Sentral AS yang memangkas suku bunga hingga 25 persen (Fed Rate). Pemangkasan ini menandakan adanya pelemahan pertumbuhan ekonomi AS, sebaga akibat lesunya produksi barang dan jasa. Dengan keputusan itu, sama artinya inflasi juga akan meningkat dan menekan nilai uang dolar.
Fed Rate sebagai indikator kontraksi ekonomi yang disumbang oleh perang dagang AS dengan Tiongkok, membuat pasar saham di AS agak terguncang. Ini yang mendorong sejumlah orang membeli Bitcoin dan membuat harganya naik. Dalam jangka panjang, kata Keiser, dalam pekan ini bisa jadi Bitcoin melonjak ke US15.000.
Di atas itu semua adalah sejumlah alasan lain mengapa Bitcoin bisa melebihi US$15.000 dan segera kembali ke US$20.000 seperti pada medio Desember 2017 silam.
Pertama, jumlah unit Bitcoin semakin langka, karena Bitcoin Reward Halving pada Mei/Juni 2020 mendatang. Perhelatan akbar itu terjadi kurang dari 365 hari dan bisa memicu kenaikan harga Bitcoin berikutnya, jika pembelian stabil atau meningkat. Kelangkaan adalah mekanisme baku pada Bitcoin agar jumlah Bitcoin yang beredar berkurang. Saat ini setiap 10 menit ada 12,5 unit Bitcoin baru yang tercipta. Maka, pada Bitcoin Reward Halving pada Mei/Juni 2020 mendatang, jumlahnya akan berkurang menjadi 6,25 unit saja.
Mekanisme ini terjadi setiap 210.000 blok transaksi yang setara dengan periode 4 tahun. Karakter kelangkaan sangat penting pada aset digital seperti Bitcoin untuk menekan laju inflasi (nilai) Bitcoin itu sendiri. Dengan inflasi yang rendah setiap 4 tahun, maka harganya diperkirakan bisa naik lebih tinggi daripada US20.000. Kenaikan harga Bitcoin juga terjadi 1 tahun sebelum dan 1 tahun setelah Bitcoin Reward Halving sebelumnya. Saat ini jumlah Bitcoin yang beredar sekitar 17.860.325 unit dari 21 juta total yang belum ditambang. Dengan periode 10 menit dan setiap 4 tahun jumlahnya berkurang separuh, diperkirakan pada tahun 2140 jumlah bitcoin total itu habis ditambang.
Kedua, jumlah permintaan/pembelian terhadap Bitcoin terus naik sejak awal tahun 2019. Ini mencerminkan kesadaran investor retail dan institusi terhadap manfaat Bitcoin itu sendiri, baik sebagai ilmu baru dan investasi yang bernilai tinggi, di samping emas. Kesadaran institusi terhadap Bitcoin juga dicerminkan oleh konsumsi yang tinggi terhadap produk Bitcoin Berjangka di CME (Chicago Merchantile Exchange) dan sejumlah perusahaan pengelola aset besar lainnya, seperti Bakkt yang akan meluncurkan produk serupa. Besarnya jumlah pembelian jelas didorong oleh fakta bahwa harga Bitcoin sangat murah dibandingkan Desember 2017 yang mencapai US$20 ribu. Harga termurah Bitcoin sejak tahun itu berkisar US$3.170 pada Desember 2018 dan terus naik hingga hari ini.
Ketiga, transaksi Bitcoin semakin meningkat. Hingga tahun ini saja, jumlah transaksi Bitcoin yang terekam pada Blockchain Bitcoin sudah lebih dari 400 juta transaksi dan kian mendekati 500 juta transaksi. Transaksi rata-rata per hari juga jauh lebih tinggi pada tahun 2018, yang dikenal sebagai masa musim dingin kripto. Pada tahun 2018 transaksi harian rata-rata tak sampai 250 ribu. Sedangkan pada tahun ini saja hampir mencapai 350 ribu transaksi per hari. Angka itu jauh melebihi transaksi pada tahun 2016 dan 2017. Artinya, sudah mencapai titik tertinggi sepanjang masa.
Jumlah transaksi juga disertai dengan semakin meningkatnya jumlah wallet Bitcoin yang digunakan. Sepanjang tahun 2019 saja, jumlah wallet mencapai 40 juta wallet.
Keempat, Hash rate blockchain Bitcoin meningkat. Secara sederhana, hash rate adalah satuan untuk menghitung kekuatan komputasi dan proses penambangan pada Bitcoin. Hash rate yang tinggi, juga berarti tingkat keamanan dari serangan 51 persen juga tinggi. Hash rate juga mengindikasikan semakin banyak jumlah penambang untuk berkompetisi.
Selama riwayat hidup Bitcoin, jaringannya telah bertumbuh begitu kuat sehingga bisa menghitung hash sampai quintillion (satu juta triliun, menurut standar ukuran Amerika Serikat). Agar mudah dipahami, 74 quintillion hash per detik ditulis sebagai 74 EH/s.
Selain itu, hash rate jaringan blockchain juga umum ditulis menggunakan ukuran kH/s (seribu hash per detik), MH/s (satu juta hash per detik), GH/s (satu miliar hash per detik), TH/s (satu triliun hash per detik), PH/s (satu quadrillion hash per detik) dan ZH/s (satu sextillion hash per detik).
Hash rate yang semakin tinggi membuat penambang Bitcoin lebih sulit menyelesaikan teka-teki matematisnya. Seiring meningkatnya hash rate, meningkat pula kesulitan penambangan Bitcoin. Hal tersebut adalah salah satu faktor yang membuat jaringan Bitcoin sebagai jaringan paling aman di dunia saat ini.
Di atas itu semua, investasi terhadap Bitcoin adalah masalah kepercayaan. Tingkat kepercayaan tentu saja didorong oleh tingkat pengetahuan Anda tentang Bitcoin, khususnya secara fundamental, yakni dinamika teknologi dan pasarnya. Salah satu strategi yang sederhana adalah dengan melakukan Dollar Cost Averaging (DCA).
Menggunakan DCA, tanamkan dana Anda ke Bitcoin dengan cara mengangsur. Misalnya target total dana Anda adalah Rp10 juta. Maka Anda melakukan angsuran setiap bulan sebesar Rp833 ribu setiap bulan. Atau bisa juga selama 6 bulan, menjadi Rp1,6 juta setiap bulan.
Jadi, DCA pada dasarnya adalah “rutinitas” dan disiplin melakukan akumulasi dana investasi dalam waktu yang berturut-turut, misalnya per bulan atau per dua bulan, tanpa melakukan penjualan sama sekali, sesuai target, misalnya selama 6 bulan.
Dengan perhitungan lain, misalnya menabung sebesar US$100 (Rp1,4 juta) setiap tanggal 1 setiap bulan, selama 6 bulan. Misalkan Anda menabung US$100 di setiap tanggal 1, mulai 1 Januari 2019 sampai 1 Juli 2019, maka jumlah total dana Anda hari ini (4 Juli 2017) menjadi US$1.529 (Rp21.609.815), perubahannya mencapai 1.443 persen.
Jadi, DCA punya cara pandang yang berbeda dengan trader yang berduit gede. Bagi Anda yang yakin dengan kenaikan harga Bitcoin di masa depan, maka teknik “nabung Bitcoin” dengan cara DCA sangat disarankan. Selamat mencoba. [*]