Akankah Bitcoin Berpeluang Menjadi Mata Uang Resmi di Masa Depan?
Kemunculan Bitcoin Indonesia membuktikan adanya perkembangan pesat di tengah perdagangan virtual. Bitcoin—yang muncul di akhir dekade sebelumnya—bukan cuma fasilitator dalam transaksi online, tetapi juga mata uang virtual sendiri. Dalam hal ini, Anda tidak perlu lagi menggunakan rupiah, dolar, atau mata uang konvesional dalam jual-beli online, karena Bitcoin merangkap dua tugas sebagai alat pembayaran dengan nilai tukar sendiri. Sangat praktis, bukan?
Nilai Bitcoin atau BTC pun sangatlah besar, mampu mencapai ribuan USD atau puluhan juta rupiah! Jadi wajar saja kalau banyak orang di jagat maya mengincar Bitcoin. Bahkan ada juga yang mencari jual/beli Bitcoin demi memperoleh keuntungan besar. Pertumbuhan pesat Bitcoin dalam satu dekade terakhir pun membuat salah satu jenis crypto currency ini diprediksi bakal menggantikan mata uang konvensional. Di sisi lain, ada yang mengungkapkan bahwa popularitasnya hanya sebatas euforia. Benarkan demikian?
-
Peluang valuasi terhadap Bitcoin
Valuasi adalah proses pertimbangan terhadap nilai aset di masa depan berdasarkan sejumlah faktor yang ada di masa kini. Tindakan ini juga bukan ramalan, sebab prosesnya dilakukan sesuai dasar-dasar valid yang diambil dari data maupun statistik. Valuasi yang dilakukan pada mata uang umumnya akan didasarkan pada tingkat pengangguran, data inflasi, suku bunga, dan lain sebagainya.
Lantas, bagaimana dengan Bitcoin Indonesia di Tanah Air kelak? Perlu diingat Bitcoin belum termasuk ke dalam mata yang diregulasi di negara tertentu mengingat tak adanya data-data yang dapat dipakai untuk valuasi. Akan tetapi, Joshua Seims—seorang investor—berhasil menemukan solusi yang akan membuat Bitcoin mudah diukur dalam valuasi, yakni membandingkannya dengan kapitalisasi mata uang dan emas.
-
Permintaan naik, tetapi suplai menurun
Bitcoin mempunyai sistem yang membuat peredarannya tidak dilakukan sebebas mata uang biasa. Jadi, saat sirkulasi mata uang ini mencapai 21 juta, maka produksinya pun bakal berhenti. Sekarang, Bitcoin pun telah menggunakan sistem bernama Halvings, sehingga suplai dalam jual/beli Bitcoin akan otomatis berkurang dalam periode empat tahun sekali.
Meski demikian, permintaan terhadap Bitcoin nyatanya terus meningkat dari tahun ke tahun. Seperti yang Anda tahu, sesuai hukum permintaan dan penawaran dalam dunia ekonomi, kondisi tersebut praktis akan melenggangkan nilai BTC untuk kian bertambah di masa mendatang. Berbanding terbalik dengan suplai pada mata uang yang umumnya akan bertambah dari waktu ke waktu.
-
Penyusutan mata uang konvensional
Faktanya, inflasi akan menyusutkan nilai mata uang konvensional. Bahkan USD mengalami penurunan sekitar 2% setiap tahunnya. Selain itu, sebagian mata uang konvensional yang ada di dunia amat riskan mengalami keruntuhan yang diakibatkan konflik di tempatnya masing-masing. Kemudian, kemunculan Bitcoin Indonesia pun turut mempengaruhi nilai mata uang walau belum terlalu besar.
Kemajuan teknolgi dan peradapan berkontribusi dalam penurunan nilai mata uang konvensional. Dampak yang dirasakan mungkin tak secepat inflasi, tetapi Anda sudah bisa melihatnya dalam transaksi online yang kian digemari. Jika kemungkinan mata uang konvensional ditinggalkan meningkat, di sinilah peran Bitcoin sebagai mata uang virtual akan dianggap vital.
-
Mengenal dasar dalam sistem Bitcoin
Pada dasarnya, teknologi dalam Bitcoin menyediakan sistem peredaran mata uang terdesentralisasi di tangan setiap anggota. Maka, tidak ada satu orang pun yang berhak memegang wewenang lebih dalam pengendalian maupun intervensi Bitcoin. Karena tumbuh serta beredar di dunia maya, jual/beli Bitcoin pun secara langsung jadi konsumsi global yang tak terpusat pada regulasi finansial sebuah negara.
Faktor inilah yang memunculkan berbagai kebimbangan terkait potensi pemakaian Bitcoin sebagai alat pembayaran maupun mata uang di masa depan. Pasalnya, untuk jadi mata uang di tengah masyarakat, Bitcoin belum memegang peluang besar mengingat belum ada lembaga resmi yang mengatur peredaran mata uang virtual ini, sehingga masih terlalu riskan. Apalagi fluktuasi nilai tukarnya tergolong ekstrem.
Dari pemaparan di atas, Anda dapat menyimpulkan bahwa Bitcoin berpotensi menjadi mata uang resmi di masa mendatang. Namun, Bitcoin Indonesia masih membutuhkan waktu maupun proses panjang agar bisa diterima di tengah masyarakat sebagai alat pembayaran.