Bank Sentral Venezuela Akan Terima 1 Miliar Dolar Hasil Penjualan Petro
Tanggal 26 April 2018, Presiden Nicolas Maduro mengumumkan bahwa Bank Sentral Venezuela akan segera menerima dana segar sebesar 1 miliar dolar AS. Dana ini berasal dari penjualan mata uang kripto Petro yang dibackup minyak mentah.
Presiden Nicolas Maduro menjual Petro sebagai cara untuk menghadapi krisis ekonomi parah yang menghantam negerinya, setelah Amerika Serikat melakukan embargo ekonomi terhadap negara tersebut.
Menurut sang presiden, proses prapenjualan Petro telah menghasilkan permintaan akan Petro sebesar 3 miliar dolar. Presiden Maduro memutuskan untuk mengalokasikan sepertiga dana tersebut atau 1 miliar dolar AS kepada Bank Sentral Venezuela untuk digunakan dalam lelang melalui Dicom.
Lelang melalui Dicom ini digunakan untuk menjual mata uang Petro kepada para investor yang berasal dari luar negeri.
Pada bulan Februari lalu, Presiden Maduro mengumumkan bahwa dalam waktu 2 hari mereka berhasil mengumpulkan permintaan sebesar 1 miliar dolar AS. Kebanyakan dari para investor tersebut akan membayar Petro dalam bentuk dolar AS.
Sementara itu, terdapat kekhawatiran dari para investor terkait transparansi Petro. Petro diklaim akan dibackup oleh sumber daya alam yang bernilai ekonomi seperti minyak bumi, gas alam, emas, dan berlian. Namun jumlah penjualan Petro yang diumumkan pemerintah ini tidak dapat diverifikasi kebenarannya oleh auditor swasta, sehingga muncul kecurigaan bahwa pemerintah Venezuela memanipulasi angka-angka tersebut untuk menarik dana para investor.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, juga melarang investor asal Amerika Serikat untuk berinvestasi pada Petro, untuk menegaskan sanksi ekonomi yang diterapkan terhadap Venezuela. Sementara itu platform perdagangan Bitfinex juga melarang penjualan Petro pada platform miliknya.
Oposisi presiden Maduro menyatakan bahwa Petro ilegal dan bertentangan dengan konstitusi. Sementara itu pemerintah berkuasa malah justru membuat regulasi yang melegalisasi Petro.