Beroperasi Tahun Ini, Sygnia Akan Kebut Crypto Exchanger di Afrika Selatan
Sygnia, perusahaan manajemen aset yang berbasis di Cape Town, Afrika Selatan beberapa hari yang lalu mengumumkan akan membuka exchanger platform kripto sebelum akhir tahun ini. Sebagaimana yang dilansir dari Bloomberg, exchanger itu diharapkan dapat meningkat volume perdagangan kripto di negara itu dan kawasan benua Afrika. Disebutkan exchanger itu berna SygniaCoin, yang menawarkan perdagangan kripto yang aman dan mudah. Platform itu pula disokong oleh infrastruktur global.
“Sygnia yang saat ini mengelola dana lebih dari 14,5 juta dolar AS, juga berencana berinvestasi dengan membeli beberapa kripto. Disebutkan, langkah investasi itu akan mendapatkan imbal hasil signifikan pada rentang 6 bulan,” tulis Bloomberg mengutip pernyataan CEO Sygnia Magda Wierzycka.
Sebagai acuan standarisasi, kata Magda, Sygnia akan mengadopsi kebijakan dan protokol yang dikembangkan oleh Kota New York, Amerika Serikat, yakni berasaskan kepada aturan yang berlaku di sebuah negara dan berdaptasi terhadap perubahannya, termasuk misalnya exchanger dapat dikenakan pajak, sesuai peraturan dari South African Revenue Service (SARS).
Pada April lalu Bridget King, salah seorang direktur di Bank Sentral Afrika, mengatakan bahwa satu unit baru dibentuk untuk muai merancang pendekatan self-regulatory pada industri kripto di Afrika Selatan. Sementara itu Deputi Gubernur Bank Sentral Afrika Selatan, Francois Groepe lebih suka menyebutnya sebagai cyber-token, karakternya tidak dapat disebut sebagai uang, khususnya karena volatilitas yang sangat tinggi.
Secara luas Afrika tampaknya menjadi lahan empuk bagi ekspansi usaha mata uang kripto yang telah menjamur di benua-benua lain. Potensi benua ini ditunjukkan dengan 725 juta pengguna telepon selular, yang membuat mata uang kripto bisa diadopsi oleh masyarakat di Afrika.