Bitcoin Bergairah Rp194 Juta per BTC, Terima Kasih, Satoshi!
Setelah penantian berbulan-bulan, akhirnya Bitcoin bergairah, mencetak rekor lebih dari US$13.000 (sekitar Rp194 Juta per BTC). Satu kata di sini, dari kami: Terima kasih, Satoshi Nakamoto. Siapapun engkau dan di mana pun engkau sekarang!
Sejauh ini, setelah Square dan MicroStrategy membeli Bitcoin, termasuk penambahan oleh Grayscale, mencerminkan sentimen yang amat sangat positif terhadap Raja Aset Kripto itu.
PayPal pun menambah panjang gerbong kereta aset digital ini, yang akan menambah layanan jual-beli.
Pengaruh besar PayPal jelas menaklukkan mereka yang dahulu yang membenci-atau pura-pura membenci Bitcoin. Ingat pula CEO MicroStrategy dulu kerap melemparkan umpatan terhadap Bitcoin.
Para pembenci itu, lihat saja selama beberapa pekan ini, JP Morgan dan Goldman Sachs, sama-sama memuji adopsi besar terhadap Bitcoin.
Bahkan JP Morgan mengakui Bitcoin kelak mampu menyamai keunggulan emas sebagai aset bernilai tinggi yang sempurna, di mana generasi Milenial akan menjadi pendorong utamanya, setidaknya sebagian besar adalah warga AS yang mendapatkan warisan banyak dari orangtua mereka dalam beberapa tahun ke depan.
Wahai Warga Triv yang terkasih, inilah yang menjadi catatan kita bersama, bahwa pasar aset kripto saat ini, khususnya Bitcoin, amat sangat berbeda daripada tahun-tahun sebelumnya, khususnya tahun 2017.
Dengan keyakinan diri kami tafsirkan, bahwa mulai tahun inilah adopsi besar-besaran terhadap Bitcoin akan dimulai, khususnya oleh kalangan institusi.
Pangkalnya satu, yakni badai inflasi dan sejumlah negara akan menerapkan kebijakan suku bunga negatif, dampak semakin tergerusnya nilai uang fiat.
Bank sentral negara manapun saat ini tidak bisa menahan diri untuk menambah pasokan uang baru ke dalam pasar, khususnya dolar AS, karena Pandemi COVID-19 ini benar-benar mencelakakan dunia secara utuh.
Lihat beberapa waktu lalu IMF sudah mengumandangkan, mengajak setiap negara untuk memperbaiki kondisi ekonomi global, sama seperti tahun 1944 di kala perang Dunia II.
Guna mencapai itu, IMF, salah satunya menekankan keuangan dan ekonomi yang inklusif.
Memang IMF tidak secara langsung menyinggung soal digitalisasi keuangan terkait blockchain ataupun aset kripto.
Namun pernyataan IMF jauh sebelum itu, aset kripto sudah lama diakui sebagai langkah keuangan inklusif bagi rakyat yang tidak mendapatkan layanan perbankan.
Bahkan IMF menyarankan bank sentral untuk membuat mata uang digital sendiri yang jauh lebih efisien.
Jadi, marilah kita songsong era baru Bitcoin, kejayaan baru aset kripto. Sekali lagi, terima kasih, Satoshi Nakamoto. Siapapun engkau dan di mana pun engkau sekarang! [*]