Bitcoin Hampir Rp200 Juta, Perteguh Keyakinanmu
Bitcoin yang naik hingga Rp199.800.000 pada pukul 02.00 WIB hari ini, Rabu, 27 Juni 2019, memang mencengangkan bagi sebagian pihak. Tetapi tidak bagi mereka “kaum penghayat Bitcoin dan teknologi blockchain”. Bitcoin memang telah diprediksi banyak pihak, termasuk Triv sendiri, sebagai kelas aset baru yang sangat memukau.
Bitcoin adalah “emas digital” yang disukai oleh banyak orang, mulai dari individu hingga kelas konglomerat. Bayangkan saja, terhitung sejak awal tahun 2019, return of investment Bitcoin mencapai 208 persen. Sedangkan S&P500 hanya 16 persen di periode serupa. Sementara itu emas hanya mampu berikan 8,6 persen, karena emas naik sejak awal tahun ini, sebagai indikasi awal pelemahan ekonomi berskala global.
Teknologi blockchain yang menjadi asasnya pun semakin disadari potensinya untuk masa depan, yakni efisiensi bisnis yang lebih murah, cepat dan aman. Ingatlah Facebook dengan Blockchain Libra, yang dibuat bersama dengan Libra Association.
Namun, di titik ini, tentu saja penelitian dan pengembangan terus dilakukan, sebab blockchain masihlah amat muda dibandingkan dengan emas dan kelas aset tradisional lainnya yang lebih duluan mapan dan diadopsi luas.
Bitcoin hampir menjejak Rp200 juta mengembalikan kejayaan Bitcoin pada 6 Desember 2017 silam. Sekitar 6 hari kemudian, melesat hingga Rp296 juta. Di masa itu praktis investor retailah yang berspekulasi tinggi, sebab sudah duluan memahami karakteristik Bitcoin laksana emas: suplainya terbatas (21 juta), deflationary (setiap 4 tahun sekali Bitcoin baru akan berkurang separuh), periode antar block hanya 10 menit (relatif lama berbanding teknologi blockchain lainnya), konsensus sosial desentralistik (tidak ada entitas negara/pihak yang mendominasi sistem) dan yang terpenting adalah bersandar pada prinsip dasar psikologi manusia: high risk, high gain.
Di atas itu semua, Bitcoin sangat likuid, Anda bisa membeli dan menjualnya dengan cepat, tersedia 24 jam penuh tanpa henti, global dan mudah ditukar dengan uang fiat lainnya.
Maka, tahun 2019 Bitcoin tampil sangat berbeda, karena ekosistemnya jauh berbeda dengan periode 2016-2017. Tahun 2019 adalah masa di mana semakin banyak perusahaan yang mengggunakan blockchain dan mempelajari asal muasalnya, yakni dari Bitcoin.
Anda ingat tahun 2018 adalah masa “musim dingin kripto”? Ya, di situlah semakin banyak pihak yang mendalami Bitcoin, membuat regulasinya, bursa kripto semakin menjamur, investasi dan startup company bermunculan, perusahaan investasi tradisional membuat produk Bitcoin berjangka bagi kalangan institusi dan lain sebagainya. Inilah pemicu kenaikan Bitcoin pada tahun ini, pasarnya telah siap sedia, menunggu semakin banyak yang masuk dan membeli Bitcoin.
Pun demikian, pada Mei/Juni 2020, kita akan mengalami Block Reward Halving (BRH), sebagai mekanisme baku pada Bitcoin untuk menekan laju inflasinya. Ia akan menjadi langka dari 12,5 BTC menjadi hanya 6,25 BTC per 10 menit. Dua BRH sebelumnya, 2013 dan 2016 terbukti harga Bitcoin naik, yang juga dipengaruhi oleh situasi ekonomi makro di beberapa negara yang melemah (utang Yunani, pelemahan Yuan dan lain sebagainya).
Hash rate di Blockchain Bitcoin juga meningkat sejak awal tahun 2019, yang menandakan semakin banyak penambang (miner) Bitcoin yang masuk kembali usai “musim dingin kripto”. Volume transaksi bertambah dan produk Bitcoin Berjangka besutan CME (Chicago Merchantile Exchanges) naik pesat per Mei 2019.
Hal terkait lainnya adalah prediksi resesi ekonomi global yang mungkin terjadi pada tahun 2020. Ini pun sebagai pertaruhan besar terhadap Bitcoin, apakah tetap menjadi safe haven seperti sekarang ini atau tidak. Sebab, Bitcoin belum terbukti “stabil” di situasi pelemahan ekonomi global. Walaupun Bitcoin hadir pada tahun 2008 ketika ekonomi global limbung, tetapi di saat itu Bitcoin masih dikenal dan digunakan oleh segelintir orang.
Ingatlah, dan ini kami selalu dengung-dengungkan, bahwa Bitcoin adalah kelas aset berisiko tinggi dan sarat spekulasi. Namun, sebagaimana kelas aset berisiko tinggi lainnya, Bitcoin sudah jelas memberikan imbal hasil yang di luar perkiraan. Di atas itu semua, jikalau Anda percaya uang fiat (rupiah, dolar AS, euro) akan mudah tergerus inflasi dan bernilai rendah dalam periode lama dan Anda percaya karakteristik emas adalah safe haven, maka Bitcoin adalah alternatif utama setelah emas. Selalulah menyapa Batin Bitcoin. [*]