Bitcoin Perlu Capai Ini Agar Cetak Rekor Tertinggi Baru
Bitcoin perlu mencapai tonggak harga penting agar bisa mencetak rekor tertinggi baru pada tahun ini juga. Artinya, saat ini kripto nomor wahid ini belum keluar dari wilayah kritisnya, pasca rontok 7 September 2021 lalu.
Adopsi Bitcoin saat ini sangat jauh berbeda dibandingkan tahun 2019 silam. Tonggak sejarah baru ditorehkan setelah Halving Mei 2020 lalu, ketika MicroStrategy, Tesla dan sejumlah perusahaan besar internasional memutuskan mengakumulasi kelas aset baru itu.
Butuh 12 tahun untuk memasukkan 100 juta pengguna pertama ke Bitcoin. Butuh waktu lima bulan untuk menggandakannya. Jadi sekarang, ada lebih dari 200 juta pengguna di seluruh dunia yang memegang Bitcoin, baik yang membeli aset aslinya, atau berdagang kontraknya saja di pasar berjangka, termasuk berskema ETF di bursa efek.
Namun, mengingat paradigma aset ini adalah pasar bebas, kendati bentuk pasarnya sudah beragam, volatilitas jangka pendek masih jadi tantangan besar. Harga bisa “secara leluasa” terjun bebas dalam waktu cepat dan naik tinggi dalam waktu singkat pula.
Adopsi dan akumulasi jelas tak terbantahkan kuatnya. Namun, secara teknikal kita perlu cermati kembali. Ingatlah, bahwa secara historis, melentingnya harga Bitcoin akan diikuti oleh sebagian besar altcoin, termasuk token lainnya.
Saat ini Bitcoin perlu melampaui US$53 ribu-55 ribu, sebagai patokan untuk mencapai rekor tertinggi baru. Rekor sebelumnya adalah US$64.500 pada 14 April 2021 lalu. Itu sekaligus resisten sangat kuat.
Agar kita bisa melampaui US$53 ribu-55 ribu, maka diperlukan aksi beli yang volumenya lebih besar lagi. Sayangnya, ketika artikel ini kami susun, di kisaran US$44 ribu, volume beli masih terbilang rendah, pasca koreksi cepat 7 September 2021 lalu di kisaran US$42 ribu. Dengan kata lain, US$53 ribu-55 ribu adalah zona resisten utama kita saat ini.
Lantas apa yang terjadi jika rekor baru tercipta di atas Rp900 jutaan pada tahun ini. Secara teknikal, ini akan menghantarkan kita ke US$100 ribu-140 ribu per BTC pada tahun ini atau di kuartal 1 tahun 2022.
Level itu menjadi level perdana sepanjang hayat Bitcoin, sekaligus tapak uraian baru, apakah harga itu menjadi puncak harga Bitcoin terkait Halving Cycle, seperti Desember 2017 Desember 2018 silam.
Ketika itu, perlu kita melihat lagi sejumlah model umum, salah satunya adalah Bitcoin Stock-to-Flow. [triv]