BTC Stagnan, ETH Meroket: Arah Baru Pasar Kripto?

Pasar kripto akhir Agustus 2025 menghadirkan gambaran kontras yang cukup mencolok. Bitcoin (BTC) tengah mengalami tekanan jual besar-besaran dari aksi whale dan outflows ETF, sementara Ethereum (ETH) justru menikmati dukungan kuat dari pembelian institusional dan adopsi treasury strategis. Divergensi ini membuat investor semakin berhati-hati, sekaligus membuka peluang baru bagi aset digital di luar Bitcoin.

Tekanan Jual Bitcoin dari Whale dan ETF


Dalam sepekan terakhir, Bitcoin kehilangan sekitar 12% dari harga tertingginya (ATH) di $124.700, turun ke kisaran $110.000. Tekanan ini muncul terutama dari aksi jual whale yang mendump BTC di waktu dengan likuiditas rendah, seperti akhir pekan. Salah satu transaksi besar tercatat mencapai 24.000 BTC, yang memicu likuidasi lebih dari $500 juta di pasar derivatif.

Selain itu, arus keluar (outflows) dari ETF Bitcoin juga memperburuk sentimen. Total outflows mencapai $1,17 miliar dalam seminggu, dengan BlackRock memimpin sebesar $615 juta. Data on-chain memperlihatkan volume transaksi BTC turun 13% menjadi $23,2 miliar, sinyal bahwa permintaan mulai melemah. Jika level support kritis $107.000–$109.000 jebol, analis memperingatkan harga bisa turun lebih dalam ke kisaran $100.000.

Ethereum: Didukung Treasury dan Staking

Berbeda dengan Bitcoin, Ethereum justru memperlihatkan momentum positif. Harga ETH sempat mencetak ATH baru di $4.955 sebelum retrace, ditopang oleh lonjakan adopsi dari perusahaan besar serta akumulasi whale.

ETHZilla, misalnya, mengumumkan buyback senilai $250 juta dengan treasury kini mencapai $489 juta. Perusahaan lain seperti SharpLink dan BitMNR juga memperbesar kepemilikan Ethereum hingga miliaran dolar. Tren ini menandakan kepercayaan institusi terhadap ETH semakin menguat, terutama berkat utilitasnya dalam staking yield dan ekosistem DeFi.

Whale pun ikut memainkan peran besar dengan akumulasi masif ETH dalam jumlah miliaran dolar, yang sebagian besar langsung distake ke Beacon Depositor. Strategi ini mengurangi pasokan ETH yang beredar dan membuka potensi supply crunch. Jika tren ini berlanjut, sejumlah analis memproyeksikan harga ETH bisa menembus level $7.500 di tahun ini.

Kesimpulan

Pasar kripto saat ini memperlihatkan arah yang terpecah. Bitcoin sedang berada di fase tekanan jual yang cukup kuat akibat aksi profit-taking dan arus keluar dari ETF, meski adopsi treasury oleh beberapa perusahaan tetap memberi harapan jangka panjang. Sementara itu, Ethereum justru semakin kokoh dengan dukungan institusional, akumulasi whale, dan mekanisme staking yang memperkuat narasi bullish.

Investor sebaiknya lebih cermat memantau pergerakan whale, data on-chain, serta kebijakan makroekonomi seperti arah suku bunga The Fed. Dalam kondisi volatil seperti ini, peluang besar hadir, tetapi risiko juga semakin tinggi.

Baca juga: TRIV Listing: 30 Aset Baru Siap Diperdagangkan! 

Comments are closed for this post.