Cadas! Hash Rate Bitcoin Naik Keras

Kemarin kami bersua dengan sahabat lama. Kalau dulu kami bercerita tentang fotografi, sekarang bercerita tentang Bitcoin. Bukan kabar gembira “simpan Bitcoin yang banyak” yang kami dapatkan dari sahabat itu. Tetapi, sebuah penyesalan, karena dia kenal Bitcoin sejak awal, tahun 2009, tapi tidak punya keyakinan besar untuk menyimpannya.

“Aduh, padahal dulu tahun 2009, dengan Rp2000 saya sudah dapat banyak Bitcoin. Berapalah Rp2000 ketika itu,” kenangnya.

Well, penyesalan memang tak kenal siapa diri Anda dan terhadap apa itu Anda sesali. Sahabat kami itu memang bukan kesal bukan kepalang, hanya sekadar menyesal.

Jadilah cerita kami melanglang buana, mulai soal peretasan bursa, skema ponzi, pencucian uang yang berkedok Bitcoin dan aset kripto lainnya.

Mendengar dan melihat pergerakan bibir kami, sahabat itu hanya bisa melongo, “gagap”, ibarat masuk ke hutan rimba Bitcoin yang sudah sangat lebat. Betapa riuh rendah itu tidak dia ikuti selama ini.

Hodler dan Whale
Cerita sahabat dari 2009 itu, mengantarkan kita ke situasi tahun 2018. Ceritanya begini, menurut data terbaru dari Unchained Capital, lebih dari 15 persen dari pasokan Bitcoin (BTC) yang ada, belum bergerak dalam 12 hingga 18 bulan terakhir.

Ini menegaskan bahwa paruh kedua 2018 adalah musim akumulasi (pembelian), karena banyak Bitocin yang diperoleh selama periode itu, tidak bergerak (tidak ditransaksikan sama sekali).

Jikalau kita tarik ke periode lebih luas, Bitcoin yang “menggangur” itu, antara tiga dan lima tahun terdiri dari 14,4 persen dari total pasokan Bitcoin saat ini.

Dan lebih dari 21 persen dari pasokan Bitcoin belum bergerak sejak sebelum 2015. Bitcoin yang belum bergerak dalam dua tahun mewakili 42 persen, yang merupakan ambang batas tertinggi sejak Juni 2017.

Data itu dapat ditafsirkan sebagai tingkat kepercayaan diri para pemegang Bitcoin kelas wahid, yang mengharapkan harga meningkat di masa depan. Alih-alih pasar merosot jikalau mereka menjual Bitcoin-nya. Mereka memilih menunggu.

Fundamental: Hashrate Bitcoin
Terkait dengan itu, ditilik dari fundamental Bitcoin, yakni hash rate, kita mendapati kekuatannya sangat positif. Perhatikan data terakhir 1 Maret 2020, bahwa hash rate melonjak lebih dari 136 juta terahash per detik.

Catatan ini muncul setelah Bitcoin terus menguji level tinggi sepanjang masa sebelumnya sepanjang tahun 2020 sejauh ini dan bertepatan dengan harga rendah hari Minggu sekitar US$8500.

Hash rate adalah ukuran tingkat komputasi jaringan blockchain Bitcoin, yang ditentukan oleh seberapa banyak para penambang yang ikut serta dalam memvalidasi transaksi.

Semakin besar tingkat hash rate, maka itu mencerminkan kepercayaan diri para penambang terhadap masa depan Bitcoin. Alih-alih mereka menjual imbalan Bitcoin mereka saat ini, mereka justru hold sebagian besar juga, karena ketika Halving Mei 2020 nanti, imbalan mereka berkurang separuh dari 12,5 BTC menjadi 6,25 BTC per block. Itu terjadi seterusnya hingga 4 tahun ke depan.

Pun keyakinan para penambang bertambah, berkat adanya alat tambang Bitcoin buatan Bitmain yang baru. Tenaganya lebih besar daripada sebelumnya, tetapi konsumsi listrik lebih efisien. [*]

Comments are closed for this post.