Dubai Bikin Blockchain Jadi Aduhai
Terlepas dari semangat desentralistik blockchain Bitcoin yang digadang-gadang Satoshi Nakamoto, negara melihat celah besar dari perkembangannya untuk ikut ambil bagian. Kita tahu, khusus untuk Eropa, Malta menyatakan sangat siap menjadi Pulau Blockchain. Karena, selain memiliki program beasiswa bagi calon mahasiswa yang ingin belajar blockchain, segala regulasi sudah didudukkan sedemikian rupa agar bisa mengkomodir kepentingan investor luar negeri, termasuk mempermudah pendirian perusahaan.
Kemudian ada Seoul di Korea Selatan yang mengedepankan metode pembayaran berbasis blockchain di tingkatan retail. Tetapi, itu kelihatannya kalah jauh dengan Kota Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) di Timur Tengah. Negara kaya itu memang berniat menjadi negara blockchain yang sesungguhnya.
Dubai memiliki program The Dubai Blockchain Strategy, yang diluncurkan oleh Yang Mulia Sheikh Hamdan, sebagai hasil kolaborasi antara the Smart Dubai Office dan the Dubai Future Foundation.
Strategi itu dipandang untuk mendorong peluang ekonomi baru lintas sektor di kota tersebut, termasuk diklaim akan mampu sebagai pemimpin terdepan di bidang blockchain.
Motif utamanya adalah soal efisiensi pemerintahan, di mana lebih kuat mendorong konsep paperless. Semua diarahkan kepada digitalisasi dokumen-dokumen fisik dan disimpan dan diolah ke dalam blockchain. Dengan demikian dihasilkan aspek efisiensi biaya dan waktu.
Berdasarkan data dari Smart Dubai, yang disokong oleh pemerintah, strategi itu diperkirakan mampu menghmat 25,1 juta waktu kerja yang biasanya dilakukan oleh manusia secara manual, termasuk penghematan anggaran negara hingga 1,5 miliar per tahun.
Belum lama ini diumumkan bahwa tak lama lagi warga UEA akan memiliki alat pembayaran berbasis blockchain. Warga UAE dapat menggunakan emCash (sebagai uang digital) untuk beragam pembayaran, seperti membeli kopi atau membayar uang sekolah anak hingga membayar tagihan dan transfer uang menggunakan fitur near field communication (NFC) di ponsel mereka. Pengguna emCash memiliki pilihan uang digital yang lebih aman, dan pedagang dapat menerima pembayaran secara realtime tanpa melalui pihak ketiga.
Alat-alat PoS juga akan ditempatkan di toko-toko retail, sehingga warga dan penduduk Dubai bisa melakukan pembelian barang menggunakan emCash. Trade Arabia melaporkan, penempatan PoS ini bekerjasama dengan PundiX, penyedia layanan pembayaran berbasis blockchain.
Secara praktis, Dubai memang memiliki kesempatan besar menjadi negara blockchain. Tidak hanya mereka sangat berniat, tetapi secara anggaran Dubai sangatlah siap dan mungkin mencari peluang baru di masa depan, ketika sumber daya minyak tak menggiurkan lagi. Di sinilah letak kecerdikan, bahwa bisnis keuangan adalah tujuan yang sepatutnya dikejar.