Heboh Penambang Bitcoin Menyerah, Kok Bisa?
Sejumlah penambang Bitcoin terpantau menyerah, sehingga memaksa mereka menutup sementara aktivitas pertambangannya. Selama 60 hari terakhir saja, pendapatan penambang turun hingga 190 persen! Kok bisa?
Hal itu tercermin dari semakin menurunnya hash rate Bitcoin. Pada Kamis, 21 Mei 2020, hash rate Bitcoin turun menjadi 93,6 juta Terahash per detik (TH/d). Besaran itu jauh lebih rendah dibandingkan 8 Mei 2020 di 122,1 juta Terahash per detik.
Bahkan hash rate terakhir itu hampir di bawah hash rate pada 24 Maret 2020, yakni 94,2 juta Terahash per detik. Hash rate 123,2 Terahash per detik terpantau melonjak di puncak pada 8 Maret 2020.
Artinya, selama Maret-Mei 2020, hash rate anjlok sebanyak dua kali dan belum mampu melampaui hash rate tertinggi itu, yakni pada 8 Maret 2020. Jika dipersentasikan, sudah anjlok 24 persen (8 Maret 2020-21 Mei 2020).
Hash rate adalah satuan ukur tingkat kekuatan untuk menambang Bitcoin (BTC) di jaringan blockchain Bitcoin secara keseluruhan.
Jikalau hash rate-nya menurun, maka itu mencerminkan penurunan jumlah alat tambang “yang menyala” yang dijalankan oleh para penambang.
Penurunan ini banyak faktor penyebabnya. Utamanya adalah biaya listrik. Maklumlah, alat tambang Bitcoin yang lazim disebut ASIC (Application-Specific Integrated Circuit) itu memang perlu tenaga listrik yang tidak kecil. Dan itu memang mekanisme baku di sistem penambangan Bitcoin.
Semakin besar hash rate alat tambangnya, maka peluangnya lebih besar untuk mendapatkan imbalan Bitcoin di setiap block-nya. Dan setiap miner berebutan, adu kuat untuk menambang.
Namun masalahnya adalah alat tambang model lawas, katakanlah S9 bermerek Bitmain masih mendominasi penambangan Bitcoin saat ini. Satu ini S9 berkekuatan sekitar 13,5 Terahash per detik, dengan konsumsi listrik adalah 1450 kilowatt per jam.
Dengan harga Bitcoin saat ini, sekitar US$9 ribu, miner yang menggunakan S9 masih mengalami kerugian signifikan, sekalipun itu berbiaya listrik sangat murah (sekitar Rp600 per kilowatt jam) seperti di Sichuan.
Berdasarkan kalkulator ini, menambang menggunakan S9 malah rugi US$0,7 per hari. Ingatlah, di Bitcoin Halving III sejak 12 Mei 2020 imbalan Bitcoin yang diperoleh hanya 6,25 BTC per block.
Ini ibarat jumlah pemakan kuenya tetap, tetapi kuenya semakin kecil. Sedangkan mereka berjibaku dengan dinamika pasar, misalnya trader dan investor malah menjual Bitcoin mereka.
Dalam rentang 60 hari terakhir saja, penambang merugi sangat besar. Penurunan sangat drastis terjadi sejak 6 Mei 2020. Ketika itu pendapatan seluruh miner (imbalan berupa BTC baru dan fee transaksi) sedunia, sekitar US$20,6 juta.
Tapi turun cepat pada 17 Mei 2020 menjadi hanya US$7,1 juta. Penurunannya hingga 190 persen!
Jadi, ketika mereka mengalami kerugian ada beberapa pilihan. Pertama, memadamkan alat tambang mereka dan menjual imbalan Bitcoin mereka, sehingga menurunkan harga Bitcoin di pasar seperti saat ini.
Kedua, berinvestasi membeli alat tambang model baru yang lebih hemat listrik sekaligus kekuatan menambangnya (hash rate) lebih besar.
Sejauh ini model terbaru yang sangat efisien adalah Bitmain Antminer S19 Pro berkekuatan 110 Terahash per detik. Menggunakan kalkulator yang sama, ia mampu membukukan keuntungan bersih US$6 per hari (0,0009136 BTC) dengan harga Bitcoin saat ini sekitar US$9 ribu.
Perhitungan seperti itu tentu saja, bukan berjenis solo mining alias menambang sendiri, melainkan melalui pool mining yang membebankan fee sekitar 1 persen.
Pool mining adalah pilihan terbaik, karena menyatukan hash rate alat tambang Bitcoin Anda dengan miner lain dalam jaringan. Sejumlah pool ternama juga tersedia, seperti F2Pool, BTC.com, Antpool dan lain sebagainya.
Peran miner adalah peran yang amat sentral di ekosistem Bitcoin. Mereka amat bergantung pada naik turunnya harga Bitcoin di pasar agar mampu menyesuaikan modal menambangnya. Jikalau harga Bitcoin terlalu rendah, mereka terpaksa memadamkan alatnya dan menjual simpanan Bitcoin-nya.
Tanpa miner, maka tak ada yang berperan memvalidasi dan memverifikasi transaksi Bitcoin Anda. Mereka juga berperan terhadap tingkat keamanan jaringan blockchain Bitcoin itu sendiri.
Jadi, kita amat bergantung pada kebesaran mental dan visi kukuh pada penambang agar terus bertahan, tetap terus menambang, walaupun setiap kali Halving, BTC baru yang mereka peroleh semakin kecil dan mereka terus akan memprioritaskan memvalidasi transaksi yang fee-nya lebih besar.
Bertahanlah, wahai para miner!