Ini Dampak Nyata Blockchain di Dunia Perdagangan Saham
Pernahkah Anda merasa sangat istimewa ketika Anda berada di satu suasana yang sangat berbeda berbanding waktu lampau? Jika Anda sering merasakan itu, maka Anda berada di sekian tingkat di atas sangat istimewa. Maka, pernahkah Anda merasa istimewa ketika dihadapkan dengan teknologi blockchain? Karena kami merasa istimewa di hadapan itu, maka kami tak terus bosan menulis soal blockchain. Blockchain memang istimewa.
Apa yang istimewa pada blockchain? Raihan opitnya atau kedigdayaannya dibanding teknologi yang ada sebelumnya? Ya, bisa jadi. Tetapi satu yang pasti, blockchain menawarkan beragam kemungkinan di masa depan dan sudah terasa pada saat ini.
Soal kripto (coin, token, aset digital) yang Ada jual belikan itu Anda pasti sudah khatam. Sebagian lagi mungkin masih abai soal blockchain sebagai asas kripto itu. Dalam perumpanaan Anda sebagai petani sayur, bagaimana mungkin Anda mampu mendapatkan sayur kol yang segar, jika Anda tidak paham sifat-sifat dasar tanah dan teknik pemupukan dan segala strategi pemeliharaan. Tanah ada dasarnya. Tanah adalah ibarat blockchain dan sayur kol yang segar dan menghasilkan keuntungan ibarat kripto yang Anda perdagangkan itu.
Dalam analogi itu pula, sama seperti blockchain, tanah tak hanya punya potensi “memproduksi” tetapi pula berpotensi investasi sebagai sifat turunannya. Tanah subur dengan posisi strategis punya nilai yang tinggi di mata pembeli. Maka, blockchain yang keren itu, punya potensi “dibeli” lalu diolah untuk menghasilkan kebutuhan yang kita perlukan.
Narasi yang hendak kami bangun dari premis di atas adalah perkembangan teranyar tentang blockchain dari Negeri Paman Sam. Adalah Crypto Securities Exchange (CSX), sebuah lembaga bursa efek baru yang seluruh sistem di dalamnya bakal berbasis teknologi blockchain. CSX, yang saat ini dalam proses pengembangan, telah terdaftar di Komisi Pasar Modal dan Sekuritas (Securities and Exchange Commission (SEC) AS dan tunduk di bawah Undang-Undang (UU) cryptosecurities baru di negara bagian Delaware.
Selain itu, CSX juga secara resmi tercatat di bawah naungan FinCEN sebagai lembaga layanan keuangan (registered money services business). CSX juga telah menggandeng firma hukum pajak internasional yang bakal membantunya menyinkronkan sistem bisnisnya dengan sistem perpajakan AS di bawah pengawasan lembaga pajak (Internal Revenue Services/IRS) AS.
Secara teknis, CSX nantinya akan mengenkripsi saham-saham yang bakal diperdagangkan menjadi bentuk digital. Dengan begitu, proses transaksi saham bakal jauh lebih mudah dan sederhana, lantaran hanya perlu ditransfer secara elektronik melalui daftar pemegang saham yang sebelumnya telah terdistribusi di jaringan pribadi berbasis blockchain.
Setidaknya, murahnya aktifitas transaksi saham secara digital dalam blockchain bisa dilihat dari skema transaksinya yang menghubungkan secara langsung pembeli saham dengan pemilik saham sebelumnya. Dengan demikian, tidak akan ada lagi kegiatan konsultasi dengan securities consultant (SC) dan juga broker yang dalam sistem perdagangan konvensional berperan sebagai perantara transaksi.
Tak hanya itu, posisi lembaga kliring (clearinghouse) dan lembaga kustodian juga tak akan lagi dibutuhkan. Dalam kata lain, beberapa peran tersebut di atas bakal “lenyap” seiring dengan dilakukannya transaksi saham via platform blockchain. Kalaupun tak lenyap, paling banter porsi perannya saja yang berkuran, karena transaksi berjalan secara otomatis dan langsung sesuai dengan smart contract yang dituliskan.
Dengan makin sedikit peran yang terlibat dalam sebuah transaksi, maka biaya transaksi bisa dipastikan bakal bisa lebih efisien. Keseluruhan sistem CSX sejauh ini diklaim telah siap untuk digunakan dan hanya tinggal membenahi tata administrasi secara legal. Sedianya, CSX sudah akan resmi beroperasi pada pertengahan tahun 2019 ini dan bakal sepenuhnya berjalan sistem perdagangannya pada tahun 2020 mendatang.
Bagi Anda yang belum mengerti dunia saham, memang agak sulit memahami konsep dasar CSX tersebut. Tetapi intinya, blockchain telah mampu dibuktikan meniadakan dan atau memperkecil peran perantara dalam sebuah transaksi, sehingga berdampak pada penghematan uang dan waktu. Karena aspek efisiensi muncul, maka proses bisnis akan melangkah lebih lincah (agile) dalam menjawab persaingan. Ini jelas istimewa, karena terjadi untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia. []