Istilah Blockchain Dari Mana Asalnya?
Karena bersifat open source, Bitcoin karya Satoshi kini dikenal dengan sebutan blockchain, sebagai sebuah sistem uang elektronik (pembentukan coin digital dan pengirimannya). Istilah “blockchain” atau”block-chain” sendiri tidak ditemui dalam paper yang ditulis Satoshi, walaupun ditemui isitilah “block” dan “chain” namun ditulis terpisah, tidak dalam satu frase. Di dalam 9 halaman paper itu, kata “block” dan “blocks” ada 67 kata. Sedangkan kata “chain” hanya 27 kata.
Di dalam paper Satoshi hanya menjelaskan definisi block sebagai entitas virtual tempat data transaksi tersimpan. Secara protokol, sejumlah block yang muncul kemudian dikaitkan (chained) dan dienkripsi.
Dalam bahasa yang lebih teknis, “block chain” adalah konstruksi kriptografi lawas, di mana enkripsi dilakukan di dalam “blocks”, dengan setiap block dilakukan enkripsi (penyandian) terhadap sejumlah bits plaintext. Untuk menekan kemungkinan penyerangan, seperti analisis frekuensi dan pola, maka enkripsi setiap block menggunakan beberapa data masukan (input) dari block sebelumnya sebagai bagian dari key untuk block berikutnya.
Di kalangan kriptografer, sebelum publikasi paper Satoshi, istilah “block” memang telah digunakan sebelumnya. Pada tahun 1976, oleh Ehrsam, Meyer, Smith dan Tuchman ada penggunaan istilah “Cipher Block Chaining”, tetapi tidak merujuk pada istilah blockchain yang dikenal saat ini, tetapi terikat dalam konteks enkripsi data. Berdasarkan krononologis ilmiah, sangat masuk akal ketika Satoshi menggunakan istilah “block”.
Pada November 2008, Finney menggunakan istilah “block chain” (dengan spasi): “The recipient just needs to verify it back to a depth that is sufficiently far back in the block chain, which will often only require a depth of 2 transactions. All transactions before that can be discarded.“