Malta “Madu” Blockchain
Nama Malta berasal dari bahasa Yunani, yakni “melita” yang berarti “madu”. Negara pulau ini mempunyai spesies endemik tawon yang memproduksi jenis madu khusus yang sangat terkenal. Sebagai negara yang kecil, negara ini mengandalkan ekonominya dari bidang bisnis keuangan dan pariwisata. Salah satunya yang menjadi incaran adalah situs bersejarah tujuh Candi Megalitik (Megalitihic Temples).
Republik Malta adalah sebuah negara kepulauan di Eropa Selatan. Malta, yang terletak sekitar 80 km (50 mil) di selatan dari Italia, hanya mempunyai luas daerah sebesar 316 km persegi dengan jumlah penduduk sekitar 450 ribu, membuatnya menjadi salah satu negara terkecil di dunia dengan penduduk yang paling padat. Malta terletak di tengah-tengah Laut Tengah dan terdiri dari lima pulau, tiga di antaranya berpenghuni, yaitu Malta, Gozo dan Comino. Ibu kota negaranya adalah Valletta, dengan luas daerah sekitar 0,8 km per segi.
Kini dengan seksinya perkembangan teknologi blockchain, Malta menjadi “madu” bagi sejumlah perusahaan dan pebisnis blockchain internasional. Saking ramahnya, oleh Pemerintah Malta, negaranya dijuluki sebagai “Pulau Blockchain”.
”We were given the title as being the world’s blockchain island due to the way the Maltese government views blockchain technology as a whole. While other countries are typically looking at crypto and blockchain for short-term gains, we understand what blockchain technology can offer in the long run,” Kata Silvio Schembri, Menteri Muda Layanan Keuangan, Inovasi dan Ekonomi Digital Malta kepada Forbes, (31/6) lalu.
Alasannya terkesan sangat pragmatis, walaupun dengan penggunaan jargon long term: merangsang perusahaan berbasis blockchain untuk berinvestasi di Malta. Pemerintah negara pulau itu sudah mempersiapkan segala infrastrukturnya, mulai dari akses Internet super cepat, fasilitas perkantoran berstandar internasional, termasuk sumber daya manusianya. Untuk yang terakhir ini, Pemerintah Malta melalui Universitas Malta sudah meluncurkan program beasiswa sebesar 300 ribu euro bagi warga Malta, untuk semester mendatang.
Jangan salah, program beasiswa ini bukan saja untuk peminat bidang teknologi komputer dan informasi komunikasi, tetapi juga terbuka bagi bidang hukum, ekonomi dan sosial. Bahkan di masa depan Universitas Malta akan menambah mata kuliah berkonten blockchain bagi bidang ilmu lainnya.
Dengan adanya kerjasama dan beasiswa ini, pemerintah Malta bertekad untuk memperkuat sumber daya manusia mereka demi melayani sektor baru industri blockchain. Rektor Universitas Malta Afred Vella menambahkan, pihaknya akan melanjutkan diskusi internal untuk mengkaji program sarjana dan program master di bidang hukum, keuangan, teknologi informatika dan lainnya agar mengandung mata kuliah terkait distributed ledger, blockchain, kripto, kecerdasan buatan, teknologi keuangan dan regulasi teknologi.
Lain pendidikan tinggi, lain pula dengan Zenturo. Perusahaan bermarkas di Kota Santa Venera, Malta ini mengkhususkan diri melayani pihak-pihak yang ingin berbisnis kripto di negara itu. Secara terbuka di website, Zenturo menyediakan jasa ini: pandangan hukum (legal opinion), perancangan whitepaper dan strategi pemasaran, penataan struktur dan administrasi perusahaan, pelaksanaan ICO, pembuatan token, hingga pendaftaran ke bursa. Zenturo adalah satu dari sekian banyak perusahaan yang membuka jasa terkait kripto dan blockchain. Silahkan googling saja “malta blockchain”, maka Anda menemukan iklan yang menawarkan produk serupa.
Perusahaan-perusahaan ini adalah pihak ketiga yang menghubungkan perusahaan blockchain dengan pemerintah, memastikan segala sesuatunya sesuai dengan legal framework yang dikeluarkan pemerintah Malta, sejak Juli 2018 lalu.
Warta terbaru, Bittrex, salah satu bursa kripto raksasa dunia, berinvestasi di perusahaan bursa kirpto di Malta, yakni Palladium, seperti yang dilansir dari Times of Malta, (2/09). Saat ini Bittrex berada di posisi ke-18 dunia, berdasarkan volume dagang rata-rata. Di Palladium, Bittrex berbagi 10 persen saham. Selain Bittrex, di Palladium ada Investar Holding and Unikrn, di mana masing-masing mempunyai 85 dan 15 persen saham.
Dengan demikian Malta adalah negara selain Jepang dan Estonia yang sudah siap dan terus memasang ancang-ancang baru di industri blockchain ini. Jikalau Malta berhasil, maka mereka akan menjadi acuan bagi negara-negara lain yang ingin seperti Malta. [vins]