Memetakan Kekuatan Bitcoin: Menuju US$6 Ribu?
Tanpa basa-basi, Anda perhatikan sendiri harga Bitcoin terus melejit setidaknya dalam rentang sepekan terakhir. Berdasarkan data Coinmarketcap, pada 16 April misalnya, Bitcoin berjaya di level US$5.110 dan terus melenting ke level US$5.597 per 23 April malam hari. Pentalan perubahannya sekitar 9 persen. Ini sangat besar untuk raja kripto seperti Bitcoin yang telah melewati masa musim dingin beberapa bulan ke belakang.
Namun, dengan rentang lebih pendek, misalnya 24 jam, Bitcoin berhasil mengubah kenaikannya menjadi 5,1 persen dari US$5.323. Bahwa koreksi kecil beberapa jam sebelumnya tidak membawa sentimen negatif ke dalam pasar. Investor sejatinya meyakini kedigdayaan Bitcoin.
Maka, itu menambah prestasi Bitcoin dalam rentang 3 bulan dengan cuan fantastis, yakni 55.3 persen dari harga terendahnya pada 23 Januari 2019 di level US$3.602.
Secara historis, harga Bitcoin terakhir itu, US$5.597, pernah terjadi beberapa kali, yakni pada 13 Oktober 2017, atau dua bulan sebelum kenaikan puncak di level US$20 ribu. Di masa itu, di hari yang sama, Bitcoin terus merangsek ke level US$5.820, lalu terjun ke posisi semula, lalu mental naik terus ke US$5.852 dua hari kemudian.
Nah, di tahun-tahun berikutnya, Bitcoin pernah menyentuh di kisaran US$5.597 itu pada 15-19 November 2018, tapi tak memiliki momentum besar untuk naik ke level US$6 ribuan. Sejak periode itulah Bitcoin meninggalkan US$6 ribu dan masuk lebih dalam lagi hingga US$3 ribuan. Setidaknya level paling rendah Bitcoin sejak meninggalkan US$20 ribu adalah 3.394 pada 7 Februari 2019 atau US$3.131 pada 15 Desember 2018. Inilah titik krusial Bitcoin yang mencemaskan Bitcoin bisa longsor lebih dalam lagi ke level 2 ribuan. Tapi ternyata tidak. Bitcoin justru berbalik.
Pasar pun justru bergairah, karena menemukan mementumnya: ada regulasi, ragam produk investasi berbasis Bitcoin, industri dan investasi di sektor blockchain meningkat dan lain sebagainya.
Meminjam pernyataan Lee, analis dari Fundstart beberapa waktu yang lalu, dalam Bitcoin, ada yang disebut siklus dua tahunan, di mana satu tahun sebelum reward halving dan setelah reward halving, harga cenderung naik, menembus puncak tertinggi sebelumnya.
Reward halving adalah pengurangan jumlah Bitcoin baru atas setiap blok baru per 10 menit, dari 12,5 BTC menjadi 6,25 BTC. Diperkirakan reward halving berikutnya akan terjadi pada Mei/Juni 2020. Artinya, suplai periodik 10 menit terhadap BTC dikurangi dan berbanding terbalik dengan jumlah pembelian yang besar oleh investor. Inilah rumusan kenaikan nilai Bitcoin, laksana emas fisik sesungguhnya, bahwa ketika sebuah objek bernilai langka, maka harga cenderung naik.
Lee sendiri meyakini Bitcoin akan mampu menembus US$10 ribu pada akhir tahun ini.
Dilansir dari Coindesk kemarin, disebutkan golden crossover harga Bitcoin telah terlihat, sebagai penanda kenaikan tinggi berikutnya.
“Dalam grafik periode harian, golden crossover sudah terbentuk, pada garis Moving Averages (MA) 50 dan MA 200. Inilah kali pertama terbentuk sejak Oktober 2015. Crossover ini merepresentasikan perubahan dari periode bearish yang panjang menuju trend bullish berikutnya. Dengan Bitcoin telah menyentuh level US$5.466, mampu memicu gerakan Bitcoin menuju US$6 ribu,” tulis Coindesk. []