Meninjau Kinerja Bitcoin, Emas dan Saham Selama Kuartal Pertama 2020
April 2020 adalah awal kuartal kedua tahun 2020. Perlu kita tinjau kembali bagaimana kinerja sejumlah aset berharga selama kuartal pertama 2020 (Januari-Maret). Ini meliputi Bitcoin, emas dan saham. Informasi ini sangat penting bagi kita semua guna mengelola portofolio kita selama kuartal kedua 2020 (April-Juni).
Emas Terpacu Tipis
Kita mulai dulu dengan harga emas di spot market (pasar fisik), mengingat emas adalah aset terpenting dan tertua milik manusia.
Berdasarkan data dari Gold.org, untuk spot market LBMA Gold Price, emas terpacu naik sebesar 5,3 persen dari US$49,10 per gram pada 1 Januari 2010, menjadi US$51,73 per gram pada 31 Maret 2020. Imbal hasil tipis sekitar US$2,63.
Jika mengacu pada harga tertingginya, maka emas tumbuh hingga 10,24 persen pada 6 Maret 2020. Dalam rentang kuartal pertama, emas tertekan sejak tanggal itu ke tanggal 19 Maret 2020 di harga US$47,40. Tekanannya cukup besar hingga minus 12,43 persen, dengan nisbah sekitar US$6,73.
Saham Jeblok
Sedangkan kinerja saham, khususnya pasar saham di Amerika Serikat yang besar dan berpengaruh secara global, tentu saja jeblok. Seperti yang Anda ketahui, tekanan ke pasar sudah dimulai akhir Februari 2020, ketika wabah virus Corona kian menjadi-jadi dan Amerika Serikat juga terancam.
Hingga sejak awal Maret 2020, ketika virus Corona menerjang ribuan warga Amerika Serikat, khususnya di New York sebagai episentrum-nya, pasar saham pun menjadi liar tak terkendali.
Indeks Saham S&P 500 misalnya, jeblok dari 3.130 point (4 Maret 2020) menjadi serendah-rendahnya 2.237 point pada 23 Maret 2020.
Sepanjang kuartal pertama 2020, S&P 500 turun dari 3.257 points pada awal Januari 2020 menjadi 2.584 points per 31 Maret 2020. Perubahannya hingga minus -20,66 persen.
S&P 500 memang sempat rebound drastis sejak 23 Maret 2020 dari titik terendahnya dan nongkrong di 2.584 point atau naik sekitar 15,51 persen.
Bitcoin cukup buruk
Sementara itu kinerja Bitcoin cukup buruk sepanjang kuartal pertama. Tentu saja kita tak bisa menafikan tekanan jual yang sangat masif pada 12 Maret 2020 lalu, dari US$7.911, hingga serendah-rendahnya di US$4.474.
Selama kuartal pertama 2020, Bitcoin jeblok hingga 10,31 persen, turun dari US$7.203 menjadi US$6.460.
Dalam rentang itu, kenaikan baru yang cukup menarik terjadi pada 30 Maret 2020 pukul 07:09 WIB. Raja Aset Kripto itu naik dari US$5.907 menjadi US$6.505 pada pukul 05:39 WIB pada 31 Maret 2020. Raihan pertumbuhan mencapai sekitar 10,1 persen.
Sebelum itu, lonjakan hebat terjadi pada 16 Maret pukul 18:39 WIB. Kala itu harga Bitcoin masih gonjang ganjing, karena sejak 12 Maret turun besar.
Pada 16 Maret Bitcoin diperdagangkan di kisaran US$4.636, lalu naik cepat dalam 4 hari menjadi US$6.796. Ini adalah cerminan arus dana yang cukup besar ke aset yang berisiko tinggi itu.
Kesimpulan
Sepanjang kuartal pertama 2020, emas masih unggul dibandingkan Bitcoin dan saham, dengan raihan positif 5,3 persen. Sedangkan saham, yang diwakili oleh S&P 500 jeblok 20,66 persen. Bitcoin cukup buruk kinerjanya, karena hanya membukukan pertumbuhan minus 10,31 persen.
Namun, seperti Anda ketahui, raihan profit alias imbal hasil besar, masih dimenangkan oleh Bitcoin, karena naik tinggi dalam waktu cepat di beberapa periode tertentu. [red]