MicroStrategy Beli Bitcoin Lagi, Kali Ini Senilai US$50 Juta
MicroStrategy, perusahaan publik asal Amerika Serikat (AS) tak berhenti berinvestasi di Bitcoin (BTC). Kali ini mereka membeli 2.574 BTC dengan total nilai setara US$50 juta (Rp707 miliar dengan kurs hari ini). Total kepemilikan adalah 40.824 BTC senilai US$475 juta (Rp6,7 triliun, dengan kurs IDR/USD saat ini).
Informasi pembelian itu tertuang pada dokumen laporan perusahaan kepada Securities Exchange Commission (SEC) AS pada 4 Desember 2020 lalu. Laporan investasi seperti ini adalah wajib bagi perusahaan publik di AS.
Kabar itu juga disampaikan oleh Michael Saylor, sang CEO pada 5 Desember 2020.
Perusahaan yang dipimpin oleh Michael Saylor dan porsi saham terbesarnya dipegang oleh BlackRock itu, beralasan serupa dengan pembelian Bitcoin US$250 juta pada Agustus 2020 lalu, yakni melawan inflasi dolar AS.
Maklumlah selama tahun 2020 ini saja, nilai dolar merosot hingga minus 6 persen, bahkan diperkirakan oleh banyak pengamat akan terdepresiasi pada tahun 2021. Depresiasi itu adalah dampak dari kebijakan Bank Sentral AS yang menambah pasokan dolar AS ke dalam ekonomi.
Sebelumnya, dalam wawancara Saylor di CNBC, ia menegaskan alasan konkret mengapa ia membeli Bitcoin sebagai bagian dari aset cadangan utama keuangannya.
“Ya, kami adalah perusahaan peranti lunak enterprise business yang terbaik di dunia. Tetapi, sebagian dari neraca keuangan kami tak lagi mencerminkan investasi kami di dolar AS, tetapi mencerminkan investasi kami di Bitcoin (BTC), karena kami yakin Bitcoin adalah dana cadangan utama terbaik di dunia yang bisa kami pilih,” katanya kepada CNBC, 26 November 2020.
Kata Saylor lagi, adalah semakin banyaknya jumlah dolar yang masuk ke ekonomi oleh bank sentral dalam waktu yang cepat. Itulah yang menyebabkan biaya modal (cost capital) naik 3 kali lipat, dari 5 menjadi 15 persen selama setahun terakhir.
“Dan dalam 4 tahun ke depan surat utang negara (bond) tak lagi bisa mengamankan nilai kekayaan. Ya, kami memiliki uang tunai senilai US$500 juta dan seterusnya seperti itu. Tetapi kami menyadari bahwa nilai uang tunai akan berkurang 10-15 persen per tahun. Jelas kami tak ingin kehilangan hingga separuh dari nilai uang kami. Itu sebabnya kami memilih Bitcoin sebagai aset cadangan utama terbaik di dunia, yang memang dirancang mengungguli emas di banyak aspek,” katanya.
Secara total, kini Bitcoin yang dimiliki oleh MicroStrategy adalah 40.824 BTC senilai US$475 juta (Rp6,7 triliun, dengan kurs IDR/USD saat ini).
Pada 30 November 2020 lalu, Bitcoin resmi mencetak rekor harga tertinggi baru sepanjang masa, setelah menyentuh lebih dari US$19.600 per BTC. Level itu tercipta sebelumnya pada medio Desember 2017 silam, sebagai puncak bull run pasca Halving Bitcoin ke-2.
Bitcoin pun memuncak lagi pada 1 Desember 2020 lalu, lebih dari US$19.916 per BTC, mendekati level US$20.000 per BTC. Level itu sebagai resistensi sangat kuat bagi Bitcoin.
Apresiasi besar terhadap Bitcoin pada tahun 2020 ini turut jadi pertimbangan oleh Bloomberg menakar kenaikan harga berikutnya. Kajian terbaru edisi Desember 2020, Bloomberg Intelligence meramalkan harga Bitcoin bisa menembus US$40-55 ribu per BTC pada tahun 2021 dan 2022. [*]