Nilai Komunitas Kripto
Beberapa waktu yang lalu kami membahas perbedaan antara nilai (value) dan harga (price). Kedua-duanya dapat diwakili dengan angka. Tetapi, nilai adalah apa yang diberikan sebuah objek atau aset kepada kita. Sedangkan harga adalah apa yang kita berikan kepada objek tersebut. Nilai secara umum adalah pertimbangan kualitas, sedangkan harga adalah kuantitas.
Misalnya nilai objek emas batangan berbobot 1 gram. Di awal kita tak dapat mengatakan nilainya adalah 1 gram setara dengan Rp660 ribu. Tetapi, yang tepat adalah kita mendapatkan raihan persentase keuntungan berbanding 5-10 tahun sebelumnya. Artinya emas itu memberikan lindung nilai terhadap kita, terlepas dari perbandingannya dengan nilai aset lain, seperti saham di rentang waktu yang sama.
Nah, dengan pendekatan harga, maka seberapa besar kita dibebankan untuk membeli emas tersebut. Hal yang sama dengan Bitcoin. Jikalau hari ini kita membeli 1 Bitcoin seharga Rp70 juta, maka nilai yang diberikan Bitcoin adalah raihan laba antara harga beli dan harga jual di masa depan. Kemudian, dengan memahami ada batasan suplai BTC di pasaran maksimal 21 juta unit hingga pada tahun 2140 dan permintaan relatif stabil bahkan menaik, itulah yang disebut nilai.
Namun, dalam konteks tertentu dalam satu analisi khusus, nilai juga kita dapat dekati dengan perubahan harga tertentu, tetapi tetap dalam hal perhitungan kualitasnya.
Nah, dalam konteks yang lebih luas, kita bisa menggunakan konsep tentang nilai terhadap ranah ekosistem kripto sendiri. Peristiwanya cukup beragam. Tetapi, peristiwa terkini soal tingkah polah Craig Wright, sang pendiri Bitcoin Satoshi’s Vision (BSV) adalah penting untuk kita telisik.
Ekosistem kripto adalah satu kesatuan komunikasi sosial di kelas aset baru yang sedang berkembang ini. Dan ketika satu etika tak tertulis “dilanggar”, itu bisa memicu konflik internalnya. Pada 15 April 2019 lalu, misalnya Changpeng Zao alias CZ, CEO bursa kripto Binance secara resmi mencabut BSV dari perdangangan.
Puncaknya adalah gara-gara Craig Wright yang membuat sayembara berhadiah US$50 ribu dalam BSV. Craig Wright, yang yang mengaku sebagai pencipta Bitcoin Satoshi Nakamoto ini, menawarkan imbalan untuk mengungkap identitas asli pengguna Twitter bernama “hodlnaut”, nama akun Twitter yang menggagas gerakan Bitcoin Lighting Torch.
Menyusul Binance, beberapa jam yang lalu, hari ini, Kraken memutuskan mencabut BSV (Bitcoin Satoshi’s Vision). Keputusan itu didasarkan atas jajak pendapat dengan pengguna Kraken di Twitter. Sekitar 71 persen dari partisipan jajak pendapat setuju BSV dicabut dari Kraken.
“Beberapa bulan terakhir, tim di balik BSV berperilaku tak etis terhadap Kraken dan sebagian besar komunitas kripto. Tim BSV memulainya dengan klaim sepihak yang tak berdasar, termasuk melakukan ancaman dan tuntutan hukum kepada sejumlah pihak yang melawan mereka,” tulis Kraken di blog resminya tanpa merujuk secara jelas bahwa yang Kraken maksudkan adalah Craig Wright dan sekutunya.
Kraken menegaskan, “agresi” oleh tim BSV tak dapat diterima. Setelah Kraken bersama sejumlah komunitas kripto lalu berkomunikasi dengan 70 ribu pengguna, Kraken memutuskan untuk mencabut BSV dari bursa kripto Kraken.
Sementara itu, Erik Vorhess, CEO ShapeShift, Selasa (16/04) juga berencana serupa akan mencabut trading pair BSV dalam 48 jam.
Dalam kelompok sosial semacam ini, agak sulit menerima tindakan negatif dari pihak lain yang dianggap merusak perkembangan aset kripto ini. Sulit menduga, orang semacam Craig Wright melakukan langkah itu, tanpa memikirkan dampak besar dicabutnya BSV dari bursa sebesar Binance.
Bagi kami, apapun wujud dinamika di pasar kripto, dan hal-hal lain yang terkait adalah sebuah pemaduan nilai-nilai. Yang patut dipertimbangkan oleh semua pihak adalah, bagaimana keputusan kita itu tidak berdampak negatif terhadap diri sendiri (bisnis dan citra pribadi) dan utamanya terhadap komunitas tempat kita duduk. Sebab, apapun cerita, tak kompak dan tak rukun adalah awal dari perpecahan komunitas itu sendiri. []