Pasar Saham AS Bakal Melemah Lagi, Saatnya Akumulasi Emas dan Bitcoin?
Pasar saham Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan melemah, setelah rebound selama beberapa pekan terakhir. Investor disarankan beralih ke aset safe haven seperti emas. Bagi kami, Bitcoin berlaku seperti itu, yakni sebagai “asuransi keuangan” Anda.
Prediksi pelemahan itu diutarakan oleh Shamik Dhar Kepala Ekonom BNY Mellon Asset Management. Perusahaan itu sangat berpengaruh di pasar modal yang berafiliasi dengan BNY Mellon Bank asal AS yang dipimpin oleh Thomas P. Gibbons.
“Banyak investor tidak membeli saham di kala pasar sedang rebound saat ini, karena serangkaian indikator yang ‘saling bertentangan’. Oleh karena itu, masuk akal untuk membeli aset safe haven,” katanya kepada Financial Times belum lama ini.
Itulah sebabnya beberapa jam setelah komenter Shamik itu, harga Bitcoin terdorong ke atas, kendati sangat tipis di kisaran US$9700 per BTC.
Pasar saham AS memang mengalami rebound selama beberapa pekan terakhir, pasca Pemerintahan Trump melonggarkan kebijakan lock-down akibat pandemi COVID-19.
Bahkan sentimen selama beberapa hari terakhir semakin diperkuat oleh keputusan Bank Sentral Eropa untuk meningkatkan dukungan stimulus fiskal.
Di AS, Federal Reserve menjalankan program injeksi tunai serupa. Akibatnya, indeks saham S&P 500 telah rebound sebesar 45,72 persen dari posisi terendah Maret 2020 lalu.
Namun, rebound itu malah mendorong nilai dolar AS menjadi lebih lemah dan pasar komoditas menjadi lebih kuat, seperti emas, minyak dan perak. Tak heran rupiah pun menguat terhadap dolar AS.
Tetapi bagi Shamik, sentimen pasar tidak sepenuhnya positif dan berlangsung pendek, dengan tidak banyak membeli saham-saham berkinerja baik.
“Belilah aset yang bisa melindungi keuangan Anda, seperti obligasi pemerintah (bond), emas dan aset lindung nilai lainnya,” katanya.
Bagi kami, dalam narasi Bitcoin sebagai aset yang relatif safe haven, karena ia berada di luar kontrol langsung regulator seperti emas, Bitcoin akan terus layak dikoleksi.
Ingatlah, gerak bank sentral dengan menggelontorkan stimulus moneter dan stimulis fiskal oleh pemerintah bisa berdampak pada peningkatan inflasi tidak sehat. Jikalaupun inflasi normal, penurunan nilai uang akan terus terjadi.
Lagipula korban jiwa dan manusia yang terinfeksi COVID-19 tidak kunjung berkurang, malah sebaliknya. Ini artinya masih ada ketidakpastian dan perlu waktu lama untuk pulih.
Masih ada gonjang-gonjing yang bisa berdampak di sektor pasar saham. Ini ujung-ujungnya mendorong aset lain di luar saham akan naik sehingga imbal hasil investasi Anda lebih maksimal.
Ingatlah, inflasi akan berdampak pada menurunnya nilai kekayaan Anda, khususnya yang masih memegang dolar ataupun rupiah. Maka aset lain, “non fiat” seperti emas dan Bitcoin layak Anda akumulasi.
Aset “emas digital” bisa Anda peroleh di Triv dengan mengakumulasi PAX Gold. Itu akan menjamin tingkat likuditas portofolio Anda, dibandingkan membeli emas fisik (lebih baik berjenis emas batangan daripada emas perhiasan).
Jadi, kami mengingatkan kembali, bahwa makna investasi harus berujung pada bertambahnya jumlah uang simpanan Anda, sekaligus melawan tingkat inflasi uang fiat (dolar atau rupiah dan lain sebagainya).
Sebagai catatan penting di sini, dalam kurun waktu 10-15 tahun terakhir, rata-rata inflasi tahunan di Indonesia 3-4 persen. Artinya, jikalau uang rupiah disimpan begitu saja, maka nilai uang rupiah Anda berkurang 3-4 persen per tahun. Begitulah sifat uang fiat.
Kendati emas masih dianggap aset safe haven terbaik, pada kenyataannya dalam 5 tahun terakhir, imbal hasil investasi emas terbilang rendah dibandingkan Bitcoin.
Imbal hasil emas hanya 60 persen terhadap rupiah. Bandingkan dengan Bitcoin dalam periode, serupa justru memberikan imbal hasil lebih dari 2000 persen.
Pasar Bitcoin saat ini secara global pun semakin baik, setidaknya karena selain pasar spot (seperti Triv.co.id )ada yang menawarkan pasar turunan (futures, options dan lain sebagainya sama seperti emas). Artinya trader dan investor memiliki lebih banyak pilihan untuk masuk ke Bitcoin.
Dan menariknya pihak-pihak yang menawarkan pasar Bitcoin derivatif adalah perusahaan-perusahan besar, seperti CME dan Bakkt dan lain sebagainya.
Dengan kata lain, ini adalah bentuk pengakuan terhadap nilai Bitcoin itu sendiri: langka, global, terbuka dan relatif berada di luar lingkaran struktur kekuasaan negara dan pemerintahan. [*]