Pilih Dogecoin atau Shiba Inu?

Dogecoin

Dogecoin (DOGE) dan Shiba Inu (SHIB) sama-sama berlambang anjing Jepang Shiba Inu. Tapi kedua-duanya punya perbedaan mencolok. Kamu pilih DOGE yang unlimited supply atau SHIB yang lebih langka?

Banyak aspek untuk membandingkan keduanya. Tapi, di artikel ini kita akan membahas bagian-bagian yang cukup penting saja.

Doge yang diterbitkan Billy Markus dan Jackson Palmer pada Desember tahun 2013 lalu dimaksudkan untuk menyindir hype aset kripto kala itu, termasuk Bitcoin.

Sebagai catatan DOGE adalah “coin” karena memiliki blockchain sendiri. Source code-nya berasal dari Luckycoin dan Litecoin (LTC). Konon algoritmanya unik, sehingga produksi alat tambangnya yang khusus jauh lebih sulit membuatnya dibandingkan alat tambang untuk Bitcoin (BTC) ataupun Ether (ETH).

Mereka membuatnya berdasarkan konsep “meme crypto“, dengan seekor anjing Shiba Inu, bernama Kabosu dijadikan simbolnya.

Anjing itu milik seorang guru TK di Jepang yang fotonya viral antara tahun 2010-2013 dan kerap dijadikan sebagai meme di jagad maya.

Sebagaimana meme pada lazimnya, Dogecoin memang hanya untuk lucu-lucuan saja.

Namun, apalah daya, pada tahun 2019 Bos Tesla Elon Musk malah mendukungnya, berkat cuitannya di Twitter.

Bahkan belum lama ini dia mengaku menggandeng lead developer Dogecoin pimpinan Ros Nicoll agar Dogecoin bisa lebih berkembang. Dan SpaceX, juga milik Elon menggunakan sebagai alat pembayaran sewa roket untuk peluncuran satelit DOGE-1 pada 2023 mendatang.

Singkat kata, Dogecoin memang punya “basis massa” tersendiri, khususnya sebagian dari pengikut Elon dan mungkin kini jadi serius bukan aset candaan.

Dogecoin pun lebih popular karena digunakan sebagai alat pembayaran, walaupun berskala terbatas, setidaknya di toko daring klub bola basket Dallas Maverick milik Mark Cuban.

Milyarder itu juga ternama mendukung kripto itu di sejumlah acara dan di Twitternya.

Ekosistem Dogecoin juga sederhana seperti Bitcoin (BTC), yakni sebagai uang elektronik. Tidak ada proyek DeFi di dalamya, tidak ada juga proyek DeFi dari kedua-duanya.

DOGE Mendongkleng?

Sedangkan SHIB yang diterbitkan sebagai token di blockchain Ethereum terkesan mendongkleng popularitas Dogecoin. Ia hadir dari tangan misterius bernama “Ryoshi” pada Agustus 2020.

Pada awalnya mereka mendukung Dogecoin sebagai kripto sungguhan yang punya nilai massa dan sebagai investasi spekulatif. Itulah sebabnya anjing Kabosu juga menjadi simbol sentralnya, bahwa komunitas punya peran besar atas nilainya.

Hanya saja, pengembang melihat ada sentralisasi pengaruh dari Elon terhadap Dogecoin, sehingga nilai sosialnya pudar.

Hingga puncaknya pada medio Mei 2020, SHIB mencoba menarik diri dari dukungannya terhadap DOGE ketika beberapa jam sebelum Elon tampil di acara Saturday Night Live (SNL).

Di sana dia benar-benar mendukung DOGE walaupun dengan nada satir dan penuh candaan.

Di saat yang sama, harga SHIB malah melonjak. Dalam dua hari sempat menguat sekitar 1000 persen. Sedangkan DOGE harus menerima nasib sebaliknya.

Jadi, ada nuansa antitesis di antara keduanya, karena-karena sama-sama mendukung “Kabosu” di anjing meme.

Sejak awal Shiba Inu juga menempatkan dirinya sebagai kripto yang jauh lebih dekat dengan Kabosu itu sendiri daripada pembuat Dogecoin, yakni lewat foto Pendiri Ethereum, yakni Vitalik Buterin yang pernah berjalan bersama anjing Kabosu di Jepang pada tahun 2013 silam.

Jikalau ditarik benang merahnya, reposisi nilai sosial SHIB adalah, bahwa kripto ini lebih dekat dengan si Kabosu lewat Vitalik di Ethereum.

Benang merah itu diwujudkan dengan pengembangnya mengirimkan separuh dari total pasokan SHIB ke wallet pribadi Vitalik pada Agustus 2020. Jumlah SHIB yang diterbitkan sejak awal adalah 1 kuadriliun SHIB. Artinya Vitalik sudah menerima 500 triliun SHIB.

Di whitepaper Shiba Inu disebutkan, bahwa pengiriman SHIB kepada Vitalik adalah “aksi burn” agar SHIB menjadi lebih langka.

Memang Vitalik bukanlah bagian sentral dari proyek Shiba Inu. Tapi sentralisasi kepemilikan unitnya ditafsirkan sebaliknya dan dianggap “kurang sehat”.

Hingga satu ketika, pada 16 Mei 2021 lalu, Vitalik benar-benar memusnahkan lebih dari 410 triliun SHIB dan itu lenyap selamanya.

Dan beberapa jam sebelum itu dia mengirimkan sejumlah besar SHIB kepada organisasi di India untuk memulihkan COVID-19 di negeri itu.

Dengan kata lain, pasokan beredar (circulating supply) SHIB saat ini adalah hanya 394.796 milyar dari pasokan maksimalnya yakni, 1 kuadriliun.

Sebagai catatan perbandingan, pasokan DOGE sejatinya tidak terbatas, tidak ada maximum supply. Setiap menit ada 10 ribu DOGE yang ditambang. Sedangkan SHIB, walaupun dalam bentuk token, jauh lebih langka daripada DOGE.

Di sinilah reposisi Shiba Inu memainkan perannya lagi, sebagai antitesis dari DOGE. Pasar pun menyambutnya dan sejumlah bursa ternama memperdagangkannya, karena memiliki tingkat likuiditas yang mumpuni.

Lantas apa selanjutnya, langkah dan gonggongan Shiba Inu belum berhenti, karena para pendukungnya menantikan decentralized exchange (DEX) milik Shiba Inu sendiri, yakni ShibaSwap.

Rancangan awal ShibaSwap.

DEX itu direposisi selayaknya UNISwap yang terkenal itu dan SHIB akan menjadi bagian sentral yang bernilai selayaknya kripto UNI.

Dengan kata lain, jika ShibaSwap kelak sukses, maka bisa jadi melejitkan nilai dan harga SHIB di masa mendatang.

ShibaSwap direncanakan meluncur dalam waktu dekat, dengan telah diujicoba DEX itu itu di test net Ethereum pada dua hari lalu. [triv]

Comments are closed for this post.