Tapering dan Dampak Terhadap Pasar Kripto
Kebijakan tapering oleh The Fed yang dimulai pada pekan lalu, disebut-sebut berdampak pada koreksi pasar kripto secara umum. Apa itu tapering dan berapa lama bisa berdampak pada pelemahan kripto?
Apa Itu Tapering?
Tapering adalah salah satu dari kebijakan yang digelar oleh The Fed alias Bank Sentral Amerika Serikat untuk mengurangi secara signifikan jumlah pembelian obligasi alias surat utang yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan AS, termasuk sejumlah obligasi milik perusahaan di Negeri Paman Sam itu.
Tujuan utama tapering adalah untuk menekan laju inflasi agar tidak lebih tinggi, sehingga jumlah uang dolar yang beredar tidak banyak. Keputusan untuk tidak menambah pembelian obligasi memang secara teknikal adalah mekanisme ampuh untuk menekan agar harga barang dan jasa tidak menjadi mahal. Kebijakan tapering juga secara otomatis dalam jangka pendek membuat The Fed menarik kebijakan pelonggaran kuantitatif, satu kebijakan yang juga menekan jumlah peredaran dolar di pasar. Dampak yang diproyeksikan lewat kebijakan ini adalah naikknya nilai suku bunga agar menarik investor kembali ke pasar AS.
Akibat dari tapering ini pula, nilai tukar dolar AS terhadap mata uang negara lain bisa lebih berdaya saing. Inflasi yang tinggi dicapai AS belum lama ini, tentu saja sebagai akibat melemahnya roda ekonomi akibat pandemi COVID-19.
Akibat pengurangan pembelian itu secara berkala, maka nilai pasar sejumlah perusahaan publik yang menerbitkan obligasi cukup tertekan. Karena pasar kripto di satu sisi, lebih mirip pasar modal yang menyerap kapital dari masyarakat untuk pengembangan produk teknologi, kelas aset ini juga tertekan pada saat yang bersamaan pada pekan lalu.
Maka, tidaklah heran, akibat keputusan tapering itu, indeks dolar AS (DXY) kian menguat pada time frame pekanan (weekly). Ambil contoh misalnya pada 26 Juli 2021, indeks DXY berada di kisaran 91,826, lalu berada di puncak lokal di 96,915 pada 22 November 2021. Setelah terkoreksi 0,81 persen, dolar berdaya di kisaran 96,068 per 6 Desember 2021.
Penguatan itu tampak jelas berdasarkan indikator Moving Average (MA), candle stick DXY berada di atas MA50 dan MA200 (Mulai 8 November 2021). Perhatikan harga tertinggi sepanjang masa Bitcoin (BTC) terjadi pada 10 November 2021 di kisaran US$69.000.
Namun, pada time frame yang serupa, candle stick BTC masih berada di atas MA100 dan MA50 yang menunjukkan penguatan cukup baik. Di sisi lain, di time frame harian 4 jam, BTC masih berada di wilayah koreksi, pasca death cross 19 November 2021 sekitar US$56.200.
Apakah Berdampak ke Pasar Kripto?
Secara teknikal, menguatnya indeks dolar, trader dan spekulator “membuang” aset kripto mereka dan mengalihkan ke green back ini, karena keputusan tapering lebih menguntungkan dari sisi portfolio.
Hanya saja, mengingat pandemi sangat tidak pasti kapan akan usai dan berpotensi akan hadir varian lain, maka ketidakpastian ekonomi makro masih menganga di masa depan.
Bagi kami, kebijakan tapering hanya langkah sementara untuk meredam melemahnya ekonomi AS, termasuk inflasi yang mungkin semakin parah.
Lagipula, parahnya ekonomi AS memaksa sejumlah negara terus mengurangi penggunaan uang itu sebagai alat pembayaran dalam perdagangan internasional.
Lihatlah keputusan Bank Indonesia dengan Bank Sentral Tiongkok untuk menggunakan mata uang lokal masing-masing untuk perdagangan bilateral mereka.
Bahkan Kementerian Perdagangan Rusia pada bulan lalu sudah mengaungkan akan mengurangi dolar AS sebagai cadangan devisa mereka dan mungkin akan menggantikannya dengan jenis kripto tertentu.
Apakah kelak dolar AS akan terus melemah? Ya, bisa saja, jikalau melihat secara fundamental dan use case-nya. Tapi, perihal kapan ini perlu waktu, karena penggerusan nilai tidak bisa dalam waktu cepat, hingga kita menemui nilai Bitcoin akan terus menguat dan banyak negara akan menggunakannya sebagai cadangan devisa untuk memperkuat nilai tukar mata uangnya.
Jika AS melihat ini [Bitcoin sebagai cadangan devisa] sebagai proxy melemahkan mata uang lain, maka bukan tidak mungkin penguatan dolar AS sangat ditentukan dengan seberapa banyak AS punya Bitcoin di neraca keuangannya. [triv]