Tapering Dipercepat dan Suku Bunga Acuan Naik, Pasar Kripto Masih Ragu
The Fed akhirnya memutuskan, bahwa tapering kian dipercepat. Sementara itu suku bunga acuan akan dinaikkan mulai tahun 2022. Pasar kripto tampak masih ragu, dengan laju harga Bitcoin (BTC) yang relatif sideways dalam 24 jam terakhir. Bagaimana berikutnya?
Rabu, 15 Desember 2021, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Bank Sentral AS alias The Fed memutuskan bahwa tapering atau pengurangan pembelian obligasi yang akan menekan laju dolar AS baru ke dalam pasar, dipercepat.
Tapering ini secara otomatis memaksa The Fed menaikkan suku bunga acuan. Itu dimulai pada Mei dan akhir tahun 2022. Kenaikan berikutnya akan digelar pada tahun 2023.
Mengapa Tapering?
Tapering adalah kebijakan umum dari The Fed untuk merespons tingginya tingkat inflasi akibat pandemi COVID-19 pada Maret 2020 lalu.
Inflasi itu sendiri diakibatkan oleh kebijakan stimulus alias menyuntikkan dolar AS yang banyak ke pasar, berharap ekonomi bisa bergairah.
Namun, serapan dolar sendiri tak masuk ke ranah produktif, sehingga harga barang-barang naik secara signifikan. Itu berpuncak pada inflasi mencapai 6,8 persen pada Oktober 2021, selama setahun terakhir.
Agar inflasi tidak berdampak buruk pada ekonomi, maka The Fed harus mengurangi jumlah dolar AS yang beredar di pasar.
Caranya adalah The Fed mengurangi secara periodik belanja obligasi (surat utang) dari bank-bank komersil. Secara otomatis berdasarkan suku bunga acuan The Fed itu, bank-bank komersial akan menaikkan suku bunga pinjaman agar lebih banyak pihak menyimpan uangnya di bank.
Dampak jangka pendek ini adalah penguatan dolar secara signifikan terhadap nilai dolar di pasar global dan investasi di perbankan di AS dilihat lebih menarik dan tidak terlalu berisiko. Di atas itu semua, inflasi diharapkan tertekan dan harga barang-barang tidak naik terlalu signifikan.
Secara historis, kebijakan stimulasi dolar AS pada Maret 2020 praktis membuat pasar kripto bergairah. Harga Bitcoin sendiri naik luar biasa dan mencapai puncak lokal di US$69 ribu pada 10 November 2021 lalu, karena dolar AS dianggap sangat murah, karena jumlah yang beredar sangatlah banyak dibandingkan sebelumnya. Dolar itulah yang digunakan untuk membeli kripto, termasuk saham di bursa efek.
Pasar Kripto Ragu-ragu
Pasca kebijakan penting oleh The Fed itu, hari ini pasar kripto tampak ragu-ragu di rentang 24 jam terakhir. Bitcoin misalnya, menguat tipis 0,99 persen di kisaran US$48 ribu. Sejak dini hari, Kamis, 16 Desember 2021, harga bergerak relatif sideways yang menandakan adanya keberimbangan relatif antara laju pembelian dan penjualan.
Khusus Bitcoin sebagai acuan utama pasar kripto, pada time frame harian, harga masih berada di bawah Moving Average 50 dan sedikit di MA200. Ini pertanda pasar masih melemah. Laju MA50 juga cenderung ke bawah, walaupun RSI menunjukkan adanya akumulasi lebih lanjut, setelah 10 Desember 2021 berada di kisaran 30,15.
Penampakan MA50 yang melandai terhadap MA200 sejatinya ada potensi penurunan lebih lanjut dan kemungkinan besar akan membentuk Death Cross.
Selain itu, pada time frame mingguan, candle stick wick sudah 3 kali menyentuh MA50 sejak 29 November 2021. RSI juga menunjukkan laju harga masih akan terus terdistribusi, dengan saat ini berada di kisaran 46,59. Namun, posisi candle stick sendiri berada jauh di atas MA200 yang menandakan potensi bullish pada jarak yang sangat panjang (investasi).
Saran Bagi Anda
Pasar kripto hari ini sangat jauh berbeda dengan beberapa tahun sebelumnya. Variabel ekonomi makro, termasuk kebijakan The Fed akan terus jadi variabel penting. Lagipula, pasar kripto sudah masuk pasar derivatif yang sangat penting, termasuk bagian baru di pasar modal lewat ETF di Kanada dan Amerika Serikat.
Jadi, dalam jangka pendek, tekanan terhadap pasar kripto kemungkinan amat signifikan, karena dolar AS menguat.
Namun, dalam jangka panjang (investasi), kami percaya kelas aset baru ini (lewat teknologi blockchain) akan terus tumbuh dan akan menjadi bagian penting dari pertumbuhan bisnis dan ekonomi dunia di masa depan. [triv]