The Fed Pangkas Suku Bunga Lagi: Apa Dampaknya?

Pada pertemuan FOMC tanggal 10 Desember 2025, Federal Reserve (The Fed) kembali menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps). Kini suku bunga berada di kisaran 3,50%–3,75%, menjadi pemangkasan ketiga berturut-turut tahun ini.

Keputusan ini diambil setelah pasar tenaga kerja AS mulai menunjukkan pelemahan, meski inflasi inti (core PCE) masih berada di atas target 2%. Yang menarik, voting FOMC kali ini cukup terpecah: 9 setuju – 3 menolak, perbedaan terbesar sejak 2022.

Sederhananya, The Fed mencoba menyeimbangkan dua hal:

  • Inflasi masih tinggi
  • Tenaga kerja mulai melemah

Karena itu, mereka memilih memangkas bunga untuk mencegah risiko resesi.

Reaksi Pasar Kripto: BTC Volatil, Tapi Ada Harapan Baru

Bitcoin (BTC) merespons secara cepat. Selama pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, harga BTC sempat naik ke $94.000, namun kemudian turun ke sekitar $92.000.

Kenaikan cepat lalu koreksi ini menunjukkan ada optimisme jangka pendek, tetapi sentimen pasar masih berhati-hati untuk 2026. The Fed hanya memproyeksikan satu kali pemangkasan lagi tahun depan—sinyal yang cenderung hawkish.

Meskipun begitu, ada faktor lain yang mendukung pasar kripto:
The Fed resmi mengakhiri program pengetatan likuiditas (Quantitative Tightening).
Ini artinya, pasar akan menerima suntikan likuiditas hingga puluhan miliar dolar dari pembelian surat utang pemerintah. Likuiditas ini biasanya mengalir ke aset berisiko seperti kripto.

Analisis Makro: Fokus Bergeser ke Tenaga Kerja

Powell menekankan bahwa data ketenagakerjaan AS bisa jadi “terlihat lebih kuat dari yang sebenarnya.” Menurutnya:

  • Ada potensi overstatement hingga 60.000 pekerjaan
  • Tingkat pengangguran naik 0,3% sejak Juni
  • Risiko resesi meningkat jika pasar tenaga kerja memburuk lagi

Inflasi yang masih tinggi sebagian besar didorong oleh tarif impor baru, sesuatu yang Powell sebut sebagai “penyesuaian satu kali.”

Di sisi lain, pelemahan Dollar Index (DXY) dan stabilnya yield obligasi menjadi kabar bagus bagi pasar kripto.

Dan yang paling penting:
Akhirnya QT berakhir, dan The Fed bisa menyuntikkan $40 miliar likuiditas per bulan, yang biasanya meningkatkan minat terhadap Bitcoin, Ethereum, dan aset risiko lain.

Likuiditas Baru = Peluang Baru untuk Kripto

Dengan biaya modal yang lebih rendah, dana institusi mulai kembali masuk ke aset digital:

1. DeFi berpotensi tumbuh

Yield di stablecoin atau protokol lending bisa terlihat lebih menarik dibanding deposito bank.

2. ETF kripto dapat inflow lebih besar

ETF Bitcoin dan Ethereum diprediksi akan menerima miliaran dolar setelah pemotongan bunga dan berakhirnya QT.

3. Bitcoin jadi “lindung nilai” inflasi

Karena inflasi masih tinggi, sebagian investor melihat BTC sebagai alternatif penyimpanan nilai.

Powell juga menyebut bahwa teknologi seperti AI bisa menjaga pertumbuhan ekonomi tetap stabil. Ini membuat token AI menjadi salah satu sektor paling diuntungkan.

Bedah Pidato Powell: Dovish, Tapi Tidak Terlalu Berani

Powell menegaskan bahwa mereka tetap ingin mencapai inflasi 2%, tetapi tidak berniat menaikkan suku bunga lagi. Ini kabar baik untuk pasar.

Ia juga menekankan:

  • Tidak ada jalur bebas risiko
  • Tarif impor adalah penyebab utama inflasi terbaru
  • Pembelian Treasury kemungkinan berlangsung beberapa bulan

Banyak analis menilai pidato ini sebagai “Fed put versi ringan”, yakni kondisi di mana The Fed memberi sinyal bahwa mereka tidak ingin pasar anjlok drastis.

Kesimpulan: Pemangkasan Bunga Jadi Pemicu Baru untuk Kripto

Keputusan The Fed memangkas bunga menjadi katalis positif bagi pasar kripto. Meski risiko stagflasi dari tarif impor masih ada, aliran dana baru dari berakhirnya QT dan arus masuk ke ETF bisa memperkuat tren naik.

Bitcoin berpotensi menguji kembali $100.000, terutama jika data jobless claims minggu depan menunjukkan pelemahan lebih lanjut.

Namun, investor tetap perlu waspada karena volatilitas bisa tinggi setelah pidato besar seperti ini.

Baca juga: Triv Listing 6 Koin Baru

Comments are closed for this post.