Tingkat Keefektifan Vaksin COVID-19 Hingga 94 Persen
Kurang dari 1 tahun sejak pandemi dan setahun sejak COVID-19 ditemukan kali pertama di Wuhan, Tiongkok, dua vaksin yakni buatan Moderna dan Pfizer saling berebut pengaruh demi pemulihan penyakit dan ekonomi global kita. Moderna mengklaim vaksin buatannya efektif hingga 94 persen.
Beberapa bulan terakhir, kabar perkembangan vaksin COVID-19 selalu dinantikan-nantikan banyak pihak. Ia tak hanya diharapkan menyembuhkan penyakit yang mematikan ini, tetapi berdampak pada sentimen pemulihan ekonomi yang sudah carut-marut.
Ke depan, jikalau vaksin ini benar-benar efektif di tubuh manusia, raganya pun pulih, maka masyarakat bisa bekerja seperti sedia kala dan roda ekonomi berputar normal.
Secara ilmiah, bersandar pada pengalaman masa lalu di pandemi Flu Spanyol, vaksin dibuat dan berjalan efektif setelah dua tahun pandemi berlangsung. Artinya, walaupun vaksin untuk COVID-19 sudah ada dan dikembangkan, belum tentu diterima oleh tubuh manusia untuk membentuk antibodi yang alami.
Namun, vaksin memberikan secercah harapan demi pemulihan ekonomi ke depan, kendati harus berjalan pelan-pelan, karena sudah berada di bawah jurang resesi.
Oleh publik vaksin Moderna diklaim jauh lebih efektif daripada Pfizer, yakni hingga 94 persen. Moderna perusahaan asal AS, pembuatnya memang berpengalaman di bidang yang teramat rumit itu.
Akhir tahun ini, Moderna menyatakan siap mengirim sekitar 20 juta dosis vaksin ke AS. Kemudian tahun depan bakal mengedarkan secara global sebanyak 500 juta hingga 1 miliar dosis vaksin.
Kabar vaksin Moderna kemarin, menyusul kabar vaksin buatan Pfizer, yang sama-sama berasal dari Negeri Paman Sam.
Secara teoritis dan ilmiah, dilansir dari Kompas, menurut Prof Ugur Sahin, Chief Executive Efficer (CEO) BioNTech memprediksi dampak vaksin COVID-19 akan mulai terasa signifikan pada musim panas 2021 (Juni-September) dan hidup akan kembali normal pada pada musim dingin mendatang (Desember 2021-Maret 2022).
Dengan kata lain, kerangkan efektifitas masih berlangsung sangat lama, karena sejatinya vaksin hari bersifat ujicoba, bukanlah instan menyembuhkan.
“Saya sangat percaya penularan antar manusia akan menurun dengan vaksin yang sangat efektif, mungkin efektivitasnya 50 persen bukan 90 persen, tetapi kita tidak boleh lupa bahwa itu dapat mengakibatkan pengurangan penyebaran pandemi secara dramatis,” ujar Ugur Sahin.
Kita bisa menafsirkan bahwa pernyataan Ugur menyiratkan ketidakpastian efektifitas vaksin. Ini artinya bisa memicu sentimen lain oleh pelaku bisnis di masa mendatang, ketika setiap pemerintah berjibaku juga dengan pemulihan ekonomi.
Di saat yang sama, aset kripto yang juga bagian penting dalam ekonomi dan keuangan kita mungkin akan terdampak pada sentimen dinamika vaksin hingga tahun-tahun mendatang.
Satu yang pasti pemulihan tidak akan berlangsung cepat, mengingat betapa parahnya situasi saat ini. Dampak krisis tahun 2008 saja masih terasa di sejumlah negara khususnya di wilayah besar di Uni Eropa dan Jepang.
Ingat pula pesan IMF beberapa waktu lalu tentang penting dan sesegera mungkin melakukan “Global Reset”, memperbaiki kondisi global, sama seperti masa Perang Dunia II. [red]