Wabah Virus Corona dan Sentimen Positif Bitcoin
Pasar saham secara global melemah akibat kekhawatiran penyebaran luas Virus Corona yang mematikan. Harga minyak mentah pun anjlok di bawah US$60 per barel. Ini mendorong sentimen positif terhadap Bitcoin dan aset kripto lainnya sejak 25-27 Januari 2020.
Sentimen positif akhirnya menyapa Bitcoin dan sejumlah aset kripto lainnya sejak 25 Januari 2020. Kenaikan Bitcoin pun sangat menonjol pada 27 Januari 2020 dari US$8.617 menjadi US$9.077 pada pagi hari ini, 28 Januari 2020. Capaian itu memperkuat Bitcoin dalam rentang 7 hari terakhir sebesar 10,9 persen dari titik terendah ke titik tertingginya.
Sebelumnya, pada 22-24 Januari 2020 Bitcoin sangat melemah, jatuh dari US$8.700 hingga US$8.200. Di saat itu, pasar saham masing menghijau.
Namun demikian, Bitcoin perlu menembus resistensi US$9.153 pada 19 Januari 2020 guna menembus lebih tinggi lagi, yakni setidaknya US$9.500 guna mencapai titik tertinggi selama 30 hari.
Sejumlah korelasi negatif Bitcoin terjadi dengan pasar saham saat ini. Ketika harga saham di Amerika melemah tinggi sejak Oktober 2019, Bitcoin malah menguat. Tampaknya sentimen positif akibat Virus Corona baru menghinggapi Bitcoin pada saat ini, karena korban virus ganas itu terus bertambah.
The New York Times kemarin mencatat bahwa pasar saham memiliki hari terburuk sejak Oktober 2019, terkait kekhawatiran wabah Virus Corona. Rontoknya pasar saham di Amerika Serikat mengikuti lemahnya pasar Eropa turun di tengah kekhawatiran bahwa Virus Corona yang banyak memakan korban dapat merugikan ekonomi global.
Persis ketika ekonomi dunia muncul dari ketidakpastian perang perdagangan, penyebaran Virus Corona berbahaya di Tiongkok telah menembus ketenangan yang telah menetap di pasar keuangan.
S&P 500 ditutup turun 1,6 persen pada Senin, 27 Januari 2020, penurunan kedua beruntun, yang menghapus banyak keuntungan pasar sejak awal tahun ini, dan penurunan tertajam sejak 2 Oktober 2019, ketika perang perdagangan memicu kekhawatiran perlambatan domestik.
Saham American Airlines turun lebih dari 5 persen dan Wynn Resorts, yang mengoperasikan kasino di Makau, wilayah administrasi khusus Tiongkok, anjlok 8 persen.
Penurunan S&P mengikuti penurunan lebih dari 2 persen sebagai perbandingan dengan saham utama di Eropa. Indeks acuan Nikkei 225 di Tokyo juga merosot 2 persen, sementara banyak pasar lain di Asia, termasuk Shanghai Stock Exchange, ditutup pada libur Tahun Baru Imlek.
Minyak mentah Brent, sebagai patokan internasional, merosot di bawah $60 per barel, juga terendah sejak Oktober 2019. Harga telah turun sekitar 10 persen sejak 17 Januari 2020, ketika Tiongkok memastikan beberapa kematian akibat virus itu. Pada hari Senin, sektor energi S&P 500 turun 2,8 persen.
Pembalikan situasi mungkin akan terjadi jika klaim ini benar terbukti: bahwa obat berjenis nelfinavir benar-benar efektif menyembuhkan dan mencegah memburuknya korban Virus Corona. Klaim ini disampaikan oleh pihak Tiongkok beberapa waktu lalu dan diklaim sudah menyembuhkan seorang korban Corona yang sudah berusia lanjut. [*]