Website Bertenaga Blockchain dan Berfitur Aset Kripto yang Wajib Kamu Ketahui
Website bertenaga blockchain adalah website yang bersifat desentralistik berbeda dengan website yang kita kenal saat ini, yang berkembang sejak tahun 1990-an. Apa manfaatnya? Bagaimana ia bisa berpadu dengan aset kripto?
Pertama kita segarkan dahulu pemaknaan kita tentang apa itu web. Web atau nama panjangnya World Wide Web adalah World Wide Web adalah sistem informasi, di mana dokumen dan sumber daya web lainnya diidentifikasi oleh Uniform Resource Locators (URL), yang dapat dihubungkan oleh hypertext, dan dapat diakses melalui Internet melalui browser.
Jadi web sendiri adalah bagian dari Internet yang merupakan jaringan antar komputer yang saling berkomunikasi.
Prototipe Internet pertama di dunia lahir pada akhir tahun 1960-an dari tangan ARPANET (Advanced Agency Projects Agency Network), sebuah organisasi yang awalnya didanai oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. ARPANET menggunakan pengalihan paket (packet switching) untuk memungkinkan banyak komputer berkomunikasi dalam satu jaringan.
Teknologi web paling awal diciptakan oleh ilmuwan asal Inggris, Tim Berners-Lee pada tahun 1989. Dia pula yang membuat browser pertama di dunia, ketika ia bekerja di lembaga penelitian CERN di, Swiss.
Motif ia menciptakan itu, karena ia menemui kesulitan untuk menghubungkan beberapa dokumen yang terkait di satu dokumen yang berbeda. Jadilah, ia menciptakan hyperlink, di mana ada tautan yang ditempatkan di satu dokumen agar lebih cepat mengakses dokumen yang lain, tanpa perlu bersusah payak mencarinya secara elektronis.
Inilah yang selanjutnya dikenal dengan Web Generasi 1 alias Web 1.0, di mana pengguna hanya bisa melakukan pembacaan data (read) di dalam sistem.
Browser itu kemudian dirilis di luar CERN pada tahun 1991, lalu ke lembaga penelitian lain mulai Januari 1991 dan kemudian ke masyarakat umum pada Agustus 1991.
Kini World Wide Web telah menjadi pusat pengembangan Era Informasi dan alat utama bagi milaran orang gunakan untuk berinteraksi di Internet.
Web-lah yang memungkinkan banyak orang lebih mudah menggunakan e-mail, media sosial, komputasi cloud, blog, vlog dan lain sebagainya. Jenis pun banyak yang berkarakter aplikasi karena memungkinkan orang membaca dan menuliskan (read-write) lalu berinteraksi dengan penggunaan lain di dalam sistem. Ini yang disebut sebagai Web 2.0.
Sedangkan Web 3.0 dimaknai sebagai sistem web yang berkemampuan membaca, menulis dan mengeksekusi (read-write-execute) di dalam sistem.
Jenis web seperti itu, disebutkan oleh Tim Berners Lee sebagai ribuan layanan web yang Menggabungkan bahasa semantik dan aplikasi yang dapat berbicara satu sama lain secara langsung dan menafsirkan informasi bagi untuk manusia.
Karakter seperti itu kita rasakan setiap hari ketika kita menggunakan Google, di mana mesin pencari ini secara otomatis menafsirkan kata kunci yang hendak kita cari. Ini tentu saja dibantu oleh aspek ilmu lain yakni Big Data.
Sentralistik versus Desentralistik versus Distributed
Sejak Internet dan web diciptakan, prinsip utamanya tak berubah, yakni ia bersifat sentralistik, di mana ada satu atau beberapa server yang melayani lalu lintas data melalui ketika informasi diakses di browser.
Ketika Anda membuka Google.com, maka server yang dikendalikan secara sentral oleh Google menampilkan informasi yang Anda minta di browser. Nah, andaikata terjadi masalah di server, maka Anda tidak dapat mengakses informasi yang diminta, karena sifatnya yang sentralistik.
Banyak para ahli yang mencoba mengatasi itu dengan menempatkan web di Internet dalam jaringan yang desentralistik, sehingga beban data tidak berpusat pada satu server saja, tetapi beberapa server yang berbeda dengan peran yang sama.
Teknologi peer-to-peer yang hadir pada tahun 2000-an adalah percobaan pertama pada sistem jaringan desentralistik. Namun ketika itu digunakan untuk berbagi data video dan file lagu ilegal. Kala itu yang popular adalah Napster dan lain sebagainya.
Sistem itu memungkinkan data tersedia setiap saat, walaupun data di satu server dihapus. Semakin banyak komputer (node) yang menyediakan data itu, maka proses download semakin cepat, sekaligus mengefisienkan bandwidth jaringan.
Hanya saja teknologi belum murni peer-to-peer, karena sebagian sistem intinya masih bersifat sentralistik, karena masih dikuasai dan dikendalikan oleh perusahaan, misalnya oleh BitTorrent.
Kemudian protokol jaringan distributed system pun diciptakan untuk mengatasi itu, di mana data tetap ada di semua partisipan jaringan, di tambah kendali atas software dan hardware-nya. Jadi pada sistem distributed, kendali sistem benar-benar murni peer-to-peer.
Blockchain: Distributed atau Desentralistik?
Sistem blockchain yang pertama kali diperkenalkan oleh Satoshi Nakamoto dalam pembuatan uang elektronik Bitcoin sangat mengandalkan sistem jaringan peer-to-peer yang bersifat desentralistik.
Namun, dalam perkembangannya, blockchain bisa dimanfaatkan sebagai protokol jaringan baru yang bisa bersifat desentralistik sekaligus distributed, karena bisa diakses secara global.
Berkat blockchain-lah muncul banyak ide ini: bagaimana jika sebuah situs web disimpan di banyak komputer tanpa ada kendali sentral oleh satu entitas, sehingga memungkinkan data di dalamnya tidak dapat dihapus dan domain website itu tidak dapat diblokir dengan mudah, sebagaimana yang kerap terjadi di sistem yang sentralistik?
Jadilah blockchain bertemu dengan protokol simpan data baru, yakni IPFS (Interplanetary File System). Kedua-duanya sama-sama bersifat peer-to-peer. Jadi, blockchain berperan sebagai protokol transfer lalu lintas data, sedangkan IPFS berperan sebagai protokol penyimpanan data.
Sejumlah percobaan sudahpun dimulai, setidaknya yang cukup menonjol adalah Unstoppable Domains yang proyeknya didanai oleh pengusaha papan atas dunia, Tim Draper.
Proyek yang digenjot sejak tahun 2018 itu, memungkinkan Anda memiliki domain yang tak biasa. Bukan .COM bukan pula .ID dan lain sebagainya, melainkan .ZIL dan .CRYPTO.
Domain itu bersifat hak milik bukan hanya sewa yang harus dibayar setiap tahuh. Setiap domain bisa mewakili belasan address aset kripto yang berbeda, termasuk Bitcoin.
Jadi, wallet yang mendukung teknologi itu memungkinkan mewakili address BTC yang sangat panjang itu. Jadi, ketika biasanya Anda ingin mengirimkan BTC ke address ini: 3FZbgi29cpjq2GjdwV8eyHuJJnkLtktZc5, dengan domain itu jadi sangat sederhana, cukup ketikkan nama domainya, misalnya bayarbtc.crypto atau pembayaran.zil.
Sebagai bagian dari sistem web, maka domain itu pula berlaku selayaknya website biasa, di mana Anda bisa menyimpan teks, gambar, video dan lain sebagainya.
Perbedaanya adalah data disimpan ke protokol IPFS (Interplanetary File System). Jadi, data tidak disimpan langsung ke dalam blockchain, tetapi di protokol lain yang sifatnya sama-sama peer-to-peer.
Membuat Website Desentralistik
Untuk membuat sebuah website desentralistik, pertama yang harus Anda lakukan adalah membeli domain yang tersedia di Unstoppable Domains.
Kedua, data disimpan ke IPFS yang disediakan atau menggunakan IPFS jenis lain seperti Pinata.
Ketiga, hasil akhir data itu oleh IPFS adalah hash, sebuah sistem pengacakan dan enkripsi yang bersifat unik. Contoh sebuah hash IPFS adalah ini: QmTj7s2cCSvwW4fdeRqPjdzPnGqVxWoxce5cwQDQha5acX.
Hash itu lalu disimpan ke dalam blockchain, dalam hal ini adalah blockchain Ethereum dan Zilliqa melalui smart contract.
Nah, ketika domain, misalnya webku.zil dibuka di browser, maka ditampilkankanlah data yang disimpan di IPFS itu.
Saat ini tidak semua browser yang mendukung domain jenis baru itu. Kalau dibuka di Chrome, maka perlu bantuan satu ekstensi khusus. Baru Opera saja yang mendukung, itupun yang domain .CRYPTO saja.
Bentuk asli domain itu ketika dibuka di browser seperti ini: https://abbfe6z95qov3d40hf6j30g7auo7afhp.mypinata.cloud/ipfs/QmWvaym4fC7gwVdn8hyuCJBDTF221zSgpyjmrjjaQtbNRm/ Rangkaian itu mewakili domain ini: timdraper.crypto.
Karena bersifat peer-to-peer, maka data pada prinsipnya tidak dapat dihapus, tetapi hanya ditimpa alias mengganti hash data-nya saja. Jadi, kelak Anda ingin menambahkan data ke IPFS, maka hash-nya juga berubah.
Website desentralistik tentu saja masih di masa-masa awal, karena lebih mirip sebuah percobaan. Tetapi, wajahnya kian nyata berkat teknologi blockchain yang awalnya dibuat untuk sistem mata uang kripto/aset kripto Bitcoin. [red]