Komputer Kuantum, Ancaman atau Peluang?
Di atas kertas, kekuatan komputer kuantum adalah nyata. Namun demikian tidak ada kesimpulan tunggal soal komputer maha canggih itu mampu meretas sistem enkripsi yang kita miliki saat ini (termasuk kemungkinan meretas sistem enkripsi pada blockchain) atau termasuk membuat teknik enkripsi maha canggih justru menggunakan komputer kuantum itu. Jikalau peradaban manusia sampai ke masa itu, apa jadinya peradaban komputasi dunia khususnya ekosistem kripto? Ancaman atau peluang? Dua pertanyaan yang berdentum di banyak pihak saat ini.
Dipetik dari motherboard.vice.com, Jumat (19/10) lalu, untuk kali pertama, sejumlah peneliti internasional telah membuktikan dan menyimpulkan bahwa komputer kuantum memiliki kekuatan ribuan kali lipat dari komputer yang kita miliki saat ini, termasuk komputer super manapun.
Vice mengutip dari laman ScienceMag.org, peneliti itu telah merancang sirkuit kuantum yang mampu mememecahkan persoalan matematis yang mustahil dilakukan oleh komputer biasa.
Tak seperti komputer biasa yang menggunakan satuan bit untuk data dan informasi, komputer kuantum menggunakan satuan qubit. Di komputer kuantum tak hanya 1 atau 0 kondisi, tetapi oposisi biner itu bisa berjalan sekaligus. Ini yang disebut sebagai superposition di tingkatan atomik.
Para peneliti merancang beberapa sirkuit kuantum yang berjalan secara paralel, tetapi dapat diasumsikan sebagai satu sistem tungggal. Sirkuit ini mampu memecahkan soal aljabar menggunakan bilangan eksak dengan kedalaman yang konstan. Ini secara matematis mustahil dapat dilakukan oleh komputer biasa.
Dalam skala yang lebih besar, komputer kuantum di masa depan dapat melakukan komputasi yang lebih tinggi, cepat dan akurat daripada komputer biasa. Dengan algoritma Shor, misalnya memungkinkan komputer kuantum berjalan lebih efisien yang memungkinkannya meretas sebagian besar bentuk enkripsi yang kita miliki saat ini.
“Komputer biasa saat ini mustahil melakukan itu sebelum bumi ini musnah, bahkan dengan kekuatan komputer yang ada disatukan,” jelas peneliti itu.
Pada tahun 2014, diketahui Google telah bekerja sama dengan D-Wave System soal pengadaan komputer kuantum itu sejak tahun 2009. D-Wave yang bermarkas di Kanada, sudah mengklaim sudah memproduksi komputer kuantum berkekuatan 2000 qubit.
Divesh Aggarwal dan rekan-rekannya dari National University of Singapore (NUS) meneliti bagaimana komputer kuantum dapat merusak dan bahkan mengeksploitasi protokol keamanan bitcoin ini. Mengutip laman futurism, protokol tersebut menggunakan algoritma untuk mengubah data menjadi fungsi matematika. Setiap transaksi dicatat ke dalam “blok” menggunakan fungsi-fungsi protokol sebagai bagian dari pekerjaan menuntut komputasi pertambangan kripto.
Aggarwal dan rekan-rekannya meneliti bagaimana komputer kuantum bisa menembus keamanan bitcoin dalam dua cara: dengan pertambangan lebih dari sebuah komputer biasa (klasik) dan oleh retak kunci kriptografi bitcoin ini.
Selain itu, para peneliti juga menemukan bahwa Application-Specific Integrated Circuits (ASICs) yang saat ini digunakan oleh sebagian besar penambang kripto, jika ingin menembus komputer kuantum harus mampu mempertahankan keunggulan kecepatan itu sendiri di atas komputer kuantum untuk 10 tahun ke depan. Sehingga penambang kemungkinan besar tidak akan dapat menggunakan sistem kuantum untuk tujuan jahat dengan cara biasanya, setidaknya selama satu dekade.
Untuk saat ini, belum ada pembenahan soal Bitcon harus anti komputer kuantum. Sejauh yang kita tahu, adalah blockchain Miota dan sejumlah pengembang blockchain lainnya mengklaim mampu, termasuk Elixxir besutan dewa kriptografi dan penggagas uang digital, David Chaum.
Berbicara yang digunakan pemilik bitcoin, para peneliti mengemukakan bahwa adapun retak kunci kriptografi saat ini, bagian dari protokol keamanan bitcoin melibatkan setiap pemilik bitcoin memiliki dua kunci enkripsi: satu pribadi dan satu publik. Pemakaian kunci publik ini mudah dihasilkan hanya dengan menggunakan history. Namun sebaliknya, akan jauh lebih sulit.
Maka dari itu, komputer konvensional tidak memiliki kekuatan komputasi yang diperlukan untuk memperoleh kunci pribadi dari kunci publik, komputer kuantum bisa melakukannya lebih mudah. “Skema kurva ‘tanda tangan’ The elips digunakan oleh bitcoin bisa benar-benar rusak oleh sebuah komputer kuantum pada awal 2027,” tutur Aggarwal dan rekan-rekannya.
Menurut fisikawan David Deutsch, sebagaimana yang dipetik dari Digitalmania.id, sebuah komputer kuantum mampu bekerja pada satu juta perhitungan sekaligus, sementara PC desktop hanya bekerja pada satu. 30 qubit (quantum bit) sebuah komputer kuantum akan sama dengan kekuatan pemrosesan dari komputer konvensional yang bisa dijalankan pada 10 teraflops (triliunan operasi floating-point per detik). Sedangkan komputer saat ini seperti desktop berjalan pada kecepatan yang diukur dalam gigaflops (miliaran operasi floating-point per detik) jadi bisa dibayangkan seberapa cepat dan canggih komputer kuantum nantinya.
Saat ini hasil pengembangan teknologi sudah menghasilkan komputer kuantum sampai dengan 7 qubit, tetapi menurut penelitian dan analisa yang ada, dalam beberapa tahun mendatang teknologi komputer kuantum bisa mencapai 100 qubit. Kita bisa membayangkan betapa cepatnya komputer masa depan nanti. Semua perhitungan yang biasanya butuh waktu berbulan-bulan, bertahun-tahun, bahkan berabad-abad pada akhirnya bisa diselesaikan hanya dalam hitungan menit saja dengan menggunakan komputer kuantum yang super canggih dan super cepat itu.