Andaikata Tambang Bitcoin di Tiongkok Ditutup Akibat Virus Corona

Apa jadinya andaikata tambang Bitcoin di Tingkok ditutup akibat Virus Corona? Apakah berpengaruh terhadap kinerja Bitcoin, mengingat Tiongkok menguasai lebih dari 60 persen tambang Bitcoin secara global?

Beberapa hari yang lalu tersiar kabar, bahwa satu tambang Bitcoin besar milik BTC.com di Tiongkok, ditutup paksa oleh pihak kepolisian setempat. Aksi itu guna mencegah tangkal penyebaran Virus Corona di negara itu.

Faktanya, hingga detik ini, Tiongkok masih menguasai lebih dari 60 persen tambang Bitcoin secara global. Separuh dari itu datang dari Provinsi Sichuan.

Maklumlah, dalam kondisi normal aktivitas tambang Bitcoin di sana memang tak dilarang polisi asal punya izin.

Toh, pemerintah mendapatkan pendapatan tambahan dari itu, dalam bentuk pajak.

Terkait penutupan tambang itu, CEO BTC.com bahkan mengatakan kemungkinan tambang lain juga ditutup dengan alasan serupa.

Itulah yang dikhawatirkan oleh komunitas Bitcoin di seluruh dunia, apa yang terjadi jikalau wabah virus Corona semakin luas di Tiongkok dan sejumlah besar tambang Bitcoin juga ditutup?

Satu hal yang pasti, jikalau itu terjadi, akan ada penurunan hash rate blockchain Bitcoin.

Hash rate adalah satuan ukur kekuatan komputasi blockchain Bitcoin, yang juga mencerminkan jumlah penambang yang aktif.

Jikalau hash rate turun signifikan, bisa berdampak pada keamanan transaksi Bitcoin itu sendiri dan tersendatnya proses konfirmasi transaksi.

Pun paling parah, sebagian Bitcoin milik penambang, bisa dijual oleh mereka selama tambang tidak beroperasi.

Ya, ini bisa juga berdampak pada penurunan nilai dan harga Bitcoin di pasar, karena lebih banyak Bitcoin yang beredar di pasar.

Namun demikian, mengingat bisnis tambang Bitcoin bersifat terbuka dan publik, siapa saja bisa mengambil alih “kekosongan hash rate” itu, jikalau tambang Bitcoin di Tingkok banyak ditutup.

Itu bisa dilakukan oleh penambang dari negara lain. Tapi, perlu waktu untuk bisa mencapai hash rate sebelum tambang di Tiongkok berhenti beroperasi.

Wabah Virus Corona yang berepisentrum di Wuhan memang membuat Pemerintah Tiongkok sangat kerepotan. Selain mengaku telat mengabarkan kepada dunia, vaksinnya juga belum ada.

Saking parahnya, Virus Corona sudah tersebar di banyak negara, hingga WHO beberapa waktu lalu menetapkan kondisi darurat global.

Per 7 Februari 2020, pukul 11: 30 WIB, korban Virus Corona di Tiongkok (Cina Daratan) mencapai 31.162 jiwa. 618 di antaranya adalah korban meninggal di Kota Hubei, Wuhan. [*]

Be the first to write a comment.

Your feedback