Banding Nilai Emas dan Bitcoin

Emas dipercaya sebagai aset lindung nilai terhadap uang fiat, mengingat uang fiat seperti dolar AS, rupiah dan uang modern yang diterbitkan negara, sejak tahun 1970-an tak lagi dipatok berdasarkan jumlah emas yang disimpan oleh negara.

Uang dolar AS yang menjadi patokan perdagangan global kemudian sangat bergantung pada model permintaan dan penawaran di pasar. Alhasil, Bank Sentral AS bisa dengan mudah menerbitkan uang ke pasar dengan sebanyak mungkin guna memenuhi kebutuhan pasar.

Jadi, semakin banyak uang dolar dibeli dan digunakan, maka harganya menguat. Di saat yang sama, mata uang negara lain yang ekonominya relatif tak stabil akan melemah, seperti rupiah saat ini. Maka, negara yang masih bergantung pada produk impor, mau tak mau membelinya menggunakan patokan harga dolar yang mahal. Dengan kata lain nilai mata uang lokal tergerus.

Ada sejumlah argumen lawas di luar sana yang mencoba membandingkan nilai emas dengan Bitcoin. Namun, rontoknya pasar saham global akhir-akhir ini akibat perang dagang AS dengan Tiongkok, membuktikan Bitcoin menjadi pilihan lindung nilai uang yang dimilikinya. Tidak sedikit yang mengalihkan uangnya ke aset emas dan Bitcoin. Inilah yang menjadi faktor tambahan Bitcoin menjadi menguat hingga menyentuh US$8 ribu.

Di sejumlah artikel di media-media arus utama di luar negeri, Bitcoin sedikit banyak diakui memiliki nilai yang setara dengan emas, setidaknya berkat kemampuannya untuk membatasi jumlah unit yang beredar. Hanya derajat kapitalisasi pasar Bitcoin masih kalah jauh dari emas.

Saat ini kapitalisasi pasar emas secara global mencapai sekitar US$8,2 triliun dolar. Sedangkan mata uang kripto, termasuk Bitcoin, berdasarkan data Coinmarketcap mencapai US$247.2 miliar. Dengan dominasi Bitcoin mencapai 57 persen, kapitalisasi pasar Bitcoin sendiri mencapai US$141 miliar. Maklumlah, Bitcoin adalah pendatang baru, tetapi dipercaya sebagai alat lindung nilai dari uang fiat.

Ada argumen bahwa Bitcoin tak layak dijadikan sebagai alat pembayaran yang mampu menyamai uang fiat. Ini tergantung dalam konteks apa Anda melihatnya. Jikalau ditilik dalam hal lonjakan harga, jelas Bitcoin tak dapat menyamai soal kestabilan. Hal ini lumrah, karena Bitcoin adalah pendatang baru dan suplai maksimalnya belum keluar semua, yakni maksimal 21 juta unit Bitcoin. Saat ini baru 17 juta unit yang beredar. Tetapi, jikalau konteks pembayaran itu kita perluas soal kemampuan dan kecepatan transfer, tentulah kita bisa bandingkan dengan emas. Emas fisik tak dapat ditransfer/dipindahkan dengan cepat lintas negara, tetapi Bitcoin bisa dan mudah, karena ia berwujud digital melalui Internet.

Lalu aspek likuiditas. Bitcoin dipastikan setara tingkat likuiditasnya dengan emas, karena bursa kripto dewasa ini di hampir setiap negara tersedia dan toh, website bursa kripto pada dasarnya beroperasi secara global, meskipun tidak semua bisa dicairkan dengan uang fiat lokal setempat. Tapi, dengan ada sejumlah pair BTC/USDT di bursa kripto, ini memudahkan menukarkan dengan uang dolar (representasi), juga dengan cepat ditransfer.

Lalu, soal kenaikan harga. Faktanya, harga emas menurun sejak Agustus 2011 di US$1.889 per ons (1 ons setara 38 gram). Level terendah terbentuk pada akhir November 2015 senilai US$1.066 per ons. Sejak sekitar 6 tahun belakangan, harga emas diperdagangkan antara 500 ribu-660 ribu per gram. Kenaikannya hanya lebih 20 persen. Sebenarnya, harga emas sejak tahun 2013 tidak mengalami kenaikan signifikan hingga hari ini. Bandingkan dengan permintaan terhadap emas dari tahun 2000 hingga 2010 yang mengalami kenaikan besar-besaran.

Emas dalam 5 tahun belakangan sebenarnya tidak menarik lagi. Mengapa? Sebab, ada sejumlah aset alernatif yang nilainya layak dicintai seperti emas, yakni Bitcoin. Loh, mengapa tidak berinvestasi di pasar saham? Nah, itu kembali ke peristiwa di atas tadi. Saham dapat dengan mudah bergejolak ketika banyak uang yang keluar dari pasar saham dan seketika nilai saham menurun. Secara alamiah orang akan memindahkan uangnya kepada aset yang lebih tinggi nilainya dengan likuiditas yang tinggi pula, yakni emas dan Bitcoin.

Dengan kata lain, kendati kapitalisasi pasar Bitcoin belum mampu menyamai emas, setidaknya Bitcoin mulai mencoba mulai mengambil porsi pasar Emas, sehingga ia dijadikan alat lindung nilai uang dan mungkin untuk selamanya, sebab ia selalu tersedia, harganya meningkat dan mudah dicairkan. [*]

 

Be the first to write a comment.

Your feedback