Bitcoin Menuju US$170 Ribu Hanyalah Masalah Waktu
Banyak ulasan dan prediksi soal naiknya harga Bitcoin di masa depan. Analisis teknikal misalnya memang tak selalu benar, tetapi seringkali benar. Setidaknya dengan memiliki data historis di masa lalu, dapat membentuk satu persepsi bahwa harga akan terbentuk kembali di masa depan. Untuk yang satu ini harus ditandai dengan adanya pembelian dalam volume stabil atau menaik.
Ungkapan sejarah selalu berulang sejatinya bukanlah isapan jempol semata. Ditambah dengan pemahaman fundamental sistem mata uang elektronik Bitcoin yang mensimulasikan karakter emas, sentimen positif terhadap Bitcoin mungkin semakin meningkat. Paduan dua hal ini adalah cara yang paling tepat untuk melakukan proyeksi.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh analis di Seeking Alpha, pada akhri tahun ini, Bitcoin bisa jadi baik lebih tinggi. Victor Dergunov, analisis itu, menggunakan pendekatan pada pertumbuhan harga Bitcoin antara sejumlah siklus dari rendah ke puncak tertinggi. Ini memberikan gambaran kenaikan harga di masa depan.
“Kenaikan besar pertama Bitcoin adalah dari US$5 menjadi US$200 di masa lalu, dengan perubahan hingga 3900 persen. Setelah level itu, tren menurun mengikuti dengan gelombang naik berikutnya dari US$50 menjadi US$1.200 dengan perubahan sekitar 2.300 persen. Gelombang ketiga, terbaru, dari US$200 menjadi US$20.000 dengan perubahan lebih besar lagi, yakni US$9.800 persen,” kata Dergunov.
Katanya, jikalau menggunakan perubahan terendah yaitu 2300 persen dan level terbawah Bitcoin di US$3.200 pada situasi pasar terkini, maka ada gambaran yang cukup bahwa Bitcoin bisa mencapai US$74.000 pada gelombang naik berikutnya yang keempat.
“Namun, jikalau mengambil bilangan rata-rata kenaikannya di tiga gelombang itu, yakni sekitar 5.333 persen, maka puncak harga Bitcoin baru bisa mencapai US$170.000,” kata Dergunov.
Namun demikian, Dergunov memprakirakan kenaikan tinggi Bitcoin antara US$75.000 dan US$100 ribu dapat dicapai dalam beberapa tahun lagi.
“Faktor pendorong itu cukup sederhana. Dengan sekitar 18 juta manusia memiliki Bitcoin dan lebih dari 3,2 miliar menggunakan Internet, maka tingkat penetrasi terhadap Bitcoin hanya 0,56 persen. Sisanya, 99,44 persen belum “terpapar” Bitcoin akan terjadi sebaliknya di masa depan. Saya menganalogikan ini seperti komputer server dan segala jenis varian layanannya yang didopsi cepat oleh masyarakat awam seiring dengan adanya monopoli bisnis Internet oleh Amazon, Google dan Facebook,” katanya.
Anda tentu boleh tak percaya dengan pandangan dan argumen Dergunov, tetapi dengan sejumlah data yang banyak dan mudah diakses siapa saja, kemudian dengan sejumlah fakta industri lainnya, Bitcoin sejatinya dapat lebih terukur. []