Harga Bitcoin Turun, Investasi Blockchain Semakin Naik

Betapa uniknya dunia kripto dan industri blockchain. Di tengah-tengah terguncangnya harga Bitcoin terjerembab hingga US$4700, investasi besar ke teknologi blockchain justru semakin meningkat. Mengingat semakin banyak masyarakat telah sadar bahwa blockchain bukan sekadar kisah tentang Bitcoin, maka korelasi erat di antaranya keduanya kelak akan berangsur-angsur semakin lemah.

Tapi ini bukan bermakna Bitcoin akan ditinggalkan, tetapi tetap berperan sebagai emas digital di ranah aset digital kekinian. Patut diingat di sini, bahwa adalah 3.614.987 Bitcoin lagi yang belum ditambang dari 21 juta Bitcoin sesuai protokolnya.

Banyak orang yang enggan masuk berinvestasi ke dunia kripto, karena secara sederhana beralasan harganya tidak dapat diprediksi bak rollercoaster. Kripto dapat dengan mudah terguncang dari atas ke bawah, dari samping kiri ke kanan. Ini jelas membetot suasana hati dan pikiran. Tetapi, secara sederhana, blockchain yang menjadi fondasi teknologinya tidak akan ke mana-mana dan siap menuntun peradaban manusia ke arah yang lebih positif.

Atas nama dinamika adopsi massal teknologi, kericuhan semacam ini tidak dapat dihindari, apalagi kripto menyangkut soal aset tak kecil. Maka para investor lebih memilih langkah ke samping melihat ini laksana risiko yang lebih terlihat daripada manfaat cuan yang belum ada.

Dalam beberapa bulan terakhir kita menyadari bahwa investasi ke dalam perusahaan-perusahaan rintisan di bidang blockchain tidak ciut. Ini karena blockchain menjanjikan wajah teknologi di masa depan yang lebih aman, transparan dan efisien. Bahkan IMF mengakui itu berkali-kali. Lembaga peneliti PwC, WEF dan Gartner juga mengonfirmasikan itu berkali-kali.

Ditambah lagi, Fortune, media ternama berpangaruh, menempatkan blockchain sebagai ranah layak investasi, setara dengan di bidang robotika dan kecerdasasan buatan. Masalahnya blockchain dapat dipadukan dengan kedua teknologi itu, setidaknya menjadi satu entitas utuh, yakni Internet of Things. Lihat saja Facebook, Google, IBM dan Microsoft yang banyak mengalihkan perhatian dan duitnya terhadap blockhain ini. IBM misalnya serius menggarap Hyperledger. Bahkan Microsoft sejak 2016 silam punya platform yang sama yang dijual ke banyak kliennya, termasuk Maersk.

Saat ini nilai pasar blockchain dan semua yang terkait kripto mencapai US$700 juta. Pada tahun 2024 diperkirakan meningkatkan sampai US460 miliar. Logika berpikir perusahaan-perusahaan tradisional adalah, daripada mereka dihempas oleh teknologi baru ini, mereka merasa lebih baik menyelam ke dalamnya.

Belum lama ini AERGO memperoleh kucuran modal dari Sequoia (Tiongkok) sebesar US$30 juta. AERGO diketahui sedang mengembangkan blockchain hibrid berskala besar. Perusahaan itu didirikan oleh Blocko, satu dari sekian banyak penyedia blockchain dari Korea Selatan. Di belakang Blocko sendiri ada Samsung yang memangkunya. Blocko juga merangkul Hyundai untuk membuat sistem manajemen arsip bagi perusahaan-perusahaan besar.

Tak ada kerugian soal kepastian investasi itu. Tetapi, pertanyaan yang harus tetap digelayutkan adalah, seberapa cepat massa bisa mengadopsi itu. Membandingka dengan World Wide Web yang memulai debutnya pada awall 1990-an, apakah blockchain akan berkembang lebih cepat lagi, setidaknya melalui pintu gerbang e-commerce? Kita masih (terus) menanti.

 

Be the first to write a comment.

Your feedback