Ini 6 Alasan Sebelum Berinvestasi Bitcoin

Ada beragam alasan sebelum berinvestasi Bitcoin. Tapi, ada 6 alasan utama di balik itu. Apa sajakah?

Bitcoin sebagai kelas aset baru kian mendunia dan layak dijadikan sebagai instrumen investasi, karena melebihi imbal hasil investasi di saham, bahkan emas dalam periode serupa. Tapi, apakah yang disebut investasi?

Pengertian investasi memang tak sederhana, tapi dapat dipahami sebagai tindakan seseorang untuk mendapatkan imbal hasil dari uang yang ditanamkannya ke aset tertentu. Harapannya, imbal hasil itu melebihi nilai inflasi uangnya dalam periode tertentu. Misalnya, inflasi rupiah adalah 3 per tahun, maka imbal hasil investasi yang diharapkan harus mampu melampui angka itu.

Bagaimana dengan investasi terhadap Bitcoin, apakah memberikan imbal hasil yang melampaui inflasi rupiah? Pertama, kita persempit dulu soal rentang waktu investasinya. Misalnya sejak Januari 2019 hingga Juni 2019. Jika Anda berinvestasi di Bitcoin dalam rentang waktu itu maka, Anda mendapatkan imbal hasil hingga 264 persen! Jelas ini sangat tinggi dibandingkan dengan berinvestasi emas di periode serupa.

Sebaliknya, jika Anda keliru memrediksi (menggunakan analisis teknikal), Anda bisa jadi kehilangan nilai investasi sangat besar, jikalau Anda membeli Bitcoin pada Juni 2019 itu. Sebab, sejak itulah Bitcoin terus turun, karena sebagian besar investor, trader dan miner menjual Bitcoin-nya, karena telah terakumulasi sangat banyak sejak awal tahun 2019 dan Desember 2018.

Sejumlah Alasan
Perdagangan aset kripto seperti Bitcoin mungkin tak semudah Anda bayangkan bisa cepat berlalu dari muka bumi. Pasalnya, semakin banyak negara justru membuat peraturan soal tata cara perdagangannya, termasuk Indonesia, Amerika Serikat dan Tiongkok, sebagai negara penambang Bitcoin terbesar di dunia.

Bagi negara-negara itu, daripada perdagangan Bitcoin dilarang, lebih baik diatur saja. Karena ada peraturan, maka ada batasan-batasan tertentu, misalnya jika perdagangan itu mengarah pada tindak kriminal, seperti pencucian uang.

Dan lagi kian banyak perusahaan yang menggunakan teknologi blockchain, yang merupakan asas dari semua aset kripto yang dipelopori oleh Bitcoin. Sebab, perusahaan itu menemukan efisiensi mengirimkan uang dan mengamankan data digital di blockchain.

Sekali dapat ditegaskan, bahwa aset kripto akan selalu bersama kita, bagaimanapun jua.

Berikut 6 alasan sebelum Anda berinvestasi Bitcoin:

“Internet-nya Nilai”
Kami menerjemahkan itu secara harfiah dari istilah “The Internet of Value”. Memahami konsep dasar ini amatlah penting sebelum berinvestasi Bitcoin. Begini ceritanya. Nilai (value) dalam hal ini adalah mengacu pada uang sebagai metode pembayaran atau alat bertukar dengan objek lain yang bernilai. Dalam hal ini, aset kripto sangat bergantung pada keungggulan teknologi Internet yang berkembang biak masif sejak tahun 1990-an.

Masalahnya, dalam perkembangan awal Internet, tidak memberikan keunggulan besar terhadap teknologi pengiriman uang. Pertanyaan utama di sini adalah, ketika Internet semakin canggih, cepat dan efisien mengirimkan informasi, mengapa mengirimkan uang lintas negara menjadi mahal dan lambat?

Di sinilah teknologi blockchain menjawabnya, dengan memanfaatkan sejumlah keunggulan Internet dan kriptografi, sehingga sekarang kita bisa mengirimkan uang (value) ke mana saja, tanpa melalui bank dengan cepat sangat murah. Ini sesuatu yang belum kita temui sebelum tahun 2008, tahun di mana Satoshi Nakamoto akhirnya memperkenalkan Bitcoin sebagai sistem uang elektronik peer-to-peer.

Jadi, blockchain dapat disebut sebagai jaringan Internet yang khusus untuk mengelola komunikasi nilai. Itu inti dari The Internet of Value.

2. Kendalikan Emosi
Adalah lumrah manusia memiliki emosi dan rasa takut. Itu sangat manusiawi. Tetapi, dalam konteks mendapatkan laba dari sebuah tindakan investasi, emosi berperan sangat besar.

Dalam hal berinvestasi Bitcoin, serupa dengan jenis investasi lainnya, jangan libatkan emosi terlalu dalam. Kendalikanlah secara baik.

Contohnya begini. Anda berasumsi bahwa uang 10 juta yang Anda tanamkan di Bitcoin hari ini bisa bernilai 100 juta dalam beberapa tahun ke depan. Maka, Anda tidak ingin melepaskan peluang itu.

Ya, memang kenaikan seperti pernah terjadi di Bitcoin. Dan itu sebuah fakta. Nah, dengan meyakini secara kukuh asumsi itu, maka itu tidak bijak, karena Anda terjebak pada emosi Anda sendiri, bukan peluang keuangannya.

Dalam hal itu, sesuatu yang dianggap baik terjadi di masa lalu tidak selalu terulang di masa depan atau dijadikan asas meramal harga berikutnya.

Memang ada analisis teknikal menggunakan data historis Bitcoin untuk meramalkan harga hingga beberapa tahun ke depan. Tapi, mereka sendiri tak menegaskan itu benar-benar valid dan tidak dapat dijadikan acuan sepenuhnya.

Jadi, tak seorang pun mampu memastikan harga Bitcoin bisa naik di masa depan. Lagipula, Anda ketahui sendiri harga Bitcoin sangat volatil (naik tinggi, turunnya juga besar).

3. Ketahui Apa yang Anda Beli
Ini dikembalikan pada tingkat pengetahuan dasar Anda soal Bitcoin. Kalau ditanya apakah Anda harus membaca paper Bitcoin karangan Satoshi Nakamoto, ya, kami jawab iya, Anda harus baca.

Sebab, Bitcoin adalah produk teknologi yang sangat baru yang belum pernah dimiliki manusia sebelumnya. Teknologi di Bitcoin adalah revolusi terbesar peradaban manusia, setelah penemuan listrik dan pesawat terbang, karena memungkinkan transfer uang menjadi lebih murah, cepat dan berskala global.

Jadi, gerak dasar Anda mengetahui Bitcoin dimulai dari situ. Pahami dulu, lalu lakukanlah pembelian.

Selain itu, pelajari terus secara rutin perkembangan teranyar soal blockchain Bitcoin. Misalnya, pembaruan teknologinya, apakah ada perusahaan besar yang mengadopsinya, jumlah miner yang meningkat, halving, dinamika hash rate dan lain sebagainya. Asumsi di sini, bahwa perkembangan positif Bitcoin bisa turut berkontribusi pada peningkatan nilainya.

4. Ketahui Cara Membeli Bitcoin
Bitcoin adalah aset yang sangat bernilai, itulah sebabnya semakin banyak orang membeli. Di sisi lain, di tengah popularitas Bitcoin, Anda patut bijak mengetahui cara membelinya. Kini kian banyak layanan online yang menawarkan beragam kelebihan. Kalau Anda tak teliti, bisa runyam jadinya.

Pertama, pastikan Anda membeli Bitcoin dari pihak yang percayai. Misalnya di Triv , layak Anda percaya, karena berbadan hukum dan teknologinya sudah bersertifikasi ISO, sehingga sangat aman. Lagipula Triv sebagai bursa aset kripto diawasi oleh Bappebti.

6. Jangan Serakah
Berharap dapat untung itu wajar. Tapi, kalau berlebihan, itu namanya serakah. Ingatlah, tak ada yang dapat memastikan kenaikan harga Bitcoin di masa depan. Jadi, Anda harus berhati-hati dan bijak membeli dan menjual Bitcoin. Lakukan riset sendiri dan keputusan Anda sendiri, bukan dilandaskan utama dari pendapat orang lain.

Lalu, Anda harus siap “rugi” jikalau tidak sesuai dengan harapan Anda. Ingat ini adalah investasi di Bitcoin, resikonya sangat tinggi. Anda harus siap rugi dan belajar lagi.

Jadi, jikalau Anda sudah menjual dan ambil untung dari Bitcoin, ya disyukuri. Jangan gegabah dan berharap dapat lebih besar dalam waktu singkat.

7. Belajar Trading
Perdagangan Bitcoin itu punya data yang sahih, sehingga dapat dicerminkan dalam bentuk grafik seperti pada perdagangan saham. Grafik itu dapat digunakan untuk meramalkan tren naik atau turun. Itulah sebabnya belajar trading menggunakan analisis teknikal sangat dianjurkan. Cara ini pula yang dianggap mampu meningkatkan keuntungan lebih besar dalam waktu yang relatif pendek, sebab Anda memiliki lebih banyak data perdagangan daripada sekadar “tebak-tebak manggis”, berdasarkan indikator yang Ada.

Kesimpulan
Tak ada yang pasti di Bitcoin, khususnya soal harga. Tapi, ada grafik perdagangan yang bisa digunakan sebagai keputusan beli dan jual. Jangan dengan mudah mempercayai ucapan orang, lakukan verifikasi, saring informasi. [*]

Be the first to write a comment.

Your feedback