Ini Penyebab Harga Avalanche (AVAX) Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Harus diakui, bahwa sebelumnya Avalanche (AVAX) tidak masuk hitungan bakal masuk ke peringkat ke-11 berdasarkan nilai pasar. Ketika pasar memerah selama beberapa hari terakhir, AVAX mampu menggeser posisi Shiba Inu (SHIB) dan berada di bawah Dogecoin (DOGE), bahkan mencetak rekor tertinggi 3 hari yang lalu. Apa sebab?

Pada 21 November 2021 AVAX berhasil menggapai rekor tertinggi sepanjang masa, sekitar Rp2 jutaan. Torehan itu sangat menarik perhatian, mengingat pada 17 November 2021, harganya sekitar Rp1,3 jutaan. Lantas apa sebab AVAX yang dirintis oleh Profesor Emin Gün Sirer itu mampu mendobrak pasar akhir-akhir ini?

Kemitraan dengan Deloitte

Pada 22 November, Emin Gün Sirer sang pendiri AVA Labs mengumumkan kemitraan mereka dengan perusahaan akuntansi ternama, yakni Deloitte. Kerjasama itu bertujuan untuk membangun platform dana bantuan bencana alam memakai blockchain Avalanche.

Profesor Emin Gün Sirer

Di tanggal itu cukup monumental, karena AVAX melawan kelesuan pasar aset kripto dan meningkat 40,7 persen dalam pekan terakhir dan meroket 32 kali lipat dalam kurun waktu satu tahun ini.

Sebagai perbandingan, sebagian besar aset kripto teratas longsor. Pada 22 November 2021, harga Bitcoin (BTC) turun 12,2 persen dalam kurun waktu sepekan terakhir, sementara Ethereum (ETH) turun 10 persen, Binance Coin (BNB) turun 12,9 persen dan Solana (SOL) terpental 7,2 persen.

Avalanche juga didukung oleh investasi dari Polychain, Andreessen Horowitz dan Balaji Srinivasan (pengusaha ternama asal India).

Apa Itu Deloitte?

Deloitte dikenal secara umum sebagai perusahana audit akuntansi ternama asal Inggris. Deloitte didirikan pada tahun 1845 meluaskan produk jasanya di bidang konsultasi perpajakan yang digunakan oleh beragam merek ternama di ratusan negara.

Deloitte masuk kategori julukan “The Big 4” bersama perusahaan lain yang sekelas, yakni PricewaterhouseCoopers (PwC), KPMG, dan Ernst & Young.

Deloitte dan Avalanche

Relasi kuat antara Deloitte dan Avalanche terletak pada diperlukannya transparansi transaksi keuangan dalam proses audit. Dalam hal ini blockchain Avalanche disebut lebih mumpuni untuk mencapai tujuan itu.

Menurut Bloomberg, Deloitte memutuskan menggunakan blockchain Avalanche, karena Deloitte telah mendapatkan kesepakatan dengan pendanaan bantuan bencana AS.

Layanan Manajemen Krisis Pemerintah di Deloitte dibangun untuk membantu pemerintah menangani bencana.

Mereka memilih blockchain Avalanche untuk membangun layanan Close as You Go, dan layanan ini menyederhanakan aplikasi penggantian biaya bencana untuk korban bencana alam dengan menggabungkan dan memvalidasi dokumentasi.

Blockchain Avalanche akan memungkinkan solusi yang transparan dan hemat biaya.

Proses ini bertujuan untuk mempercepat pemulihan di daerah yang terkena bencana alam dengan membawa pengaturan dokumen yang lebih besar dan mengelola operasi dari jarak jauh.

Keunggulan Blockchain Avalanche

Memang semua jenis blockchain dapat lebih mudah dilakukan audit berkat karakter transparannya. Hanya saja blockchain Avalanche punya kelebihan yang tidak dimiliki oleh blockchain popular seperti Ethereum dan Solana.

Jika blockchain Ethereum dan Solana hanya memiliki satu sistem, Avalanche punya 3 blockchain yang berbeda, tapi jadi satu kesatuan, yakni Exchange Chain (X-Chain), Contract Chain (C-Chain) dan Platform Chain (P-Chain).

X-Chain khusus untuk mencatatkan transaksi untuk coin AVAX dan semua token yang diterbitkan di blockchain Avalanche.

Sedangkan C-Chain untuk mencatatkan smart contract dan aplikasi desentralistik alias DeFi. Sistem yang satu ini punya virtual machine yang fungsinya sama seperti Ethereum Virtual Machine.

Yang terakhir, yakni P-Chain yang mengoordinasikan validator jaringan, melacak subnet aktif, dan memungkinkan pembuatan subnet baru.

Subnet adalah kumpulan validator transaksi. Setiap subnet dapat memvalidasi beberapa blockchain, tetapi sebuah blockchain hanya dapat divalidasi oleh satu subnet.

Dengan sistem blockchain yang terpisah dengan fungsi yang berbeda ini, memungkinkan ini, output transaksi yang lebih tinggi hingga 6.500 transaksi per detik tanpa mengorbankan skalabilitas.

Berdasarkan catatan developer, biaya transaksi di blockchain Avalanche adalah 0,001575-0,004725 AVAX. Biaya ini, disebut gas fee bisa berubah-ubah. Bahkan biaya transaksi antar 3 sistem itu juga berbeda-beda. Rincian transaksi dapat dilihat di tautan ini.

Burning AVAX

AVAX juga menganut mekanisme burning untuk meningkatkan kelangkaannya. Ini dilakukan secara periodik.

Pada 24 November misalnya, pihak Avalanche mengumumkan telah memusnahkan lebih dari 400 ribu AVAX sejak tahun 2020. Itu setara dengan US$55 juta. Rincian burn bisa dipantau di laman ini.

Pasokan maksimal AVAX adalah 720.000.000 AVAX. Per 24 November 2021, pasokan yang beredar adalah 223.849.346 AVAX. [triv]

Comments are closed for this post.