Kabar Baik! Bank Tertua Jerman Pakai Blockchain Stellar Lumens (XLM) pada April 2020

Kabar baik bagi aset kripto Stellar Lumens (XLM), yang tersedia di Triv, karena salah satu bank tertua di Eropa sedang mengembangkan stablecoin euro menggunakan blockchain Stellar.

Nama bank itu adalah Bank von der Heydt yang berbasis di Munich, Jerman yang didirikan pada 1754. Bank itu bermitra dengan perusahaan Bitbond untuk menerbitkan stablecoin euro menggunakan blockchain Stellar. Sistem siap pakainya akan dimulai pada April 2020.

Nilai stablecoin euro itu sama dengan nilai euro sebenarnya, yakni setara Rp14.900. Stablecoin itu kelak digunakan untuk mempermudah proses perdagangan produk sekuritas/efek (saham, obligasi dan valuta) di bank tersebut.

Misalnya, seorang investor ingin membeli saham A di Bank von der Heydt. Si investor itu tidak perlu menggunakan uang euro biasa (baik secara elektronik ataupun tunai) untuk membeli saham itu.

Investor cukup menggunakan stablecoin bernilai euro itu. Karena menggunakan blockchain Stellar, maka prosesnya lebih cepat dan lebih murah daripada menggunakan layanan bank dan sekaligus lebih aman.

Proses penerbitannya (disebut dengan istilah tokenisasi) pun kurang lebih serupa dengan penerbitan stablecoin USDT (Tether) atau Paxos Standard (PAX) yang bernilai dolar AS. Bedanya, USDT diterbitkan di blockchain Bitcoin, Ethereum dan Tron. Sedangkan PAX hanya di blockchain Ethereum saja.

Nah, karena blockchain Stellar ini bisa diakses oleh siapa saja di seluruh dunia, maka pembelian saham dari negara manapun bisa secara online, bisa menggunakan stablecoin itu di Bank von der Heydt.

“Tokenisasi dapat menyederhanakan proses penjualan saham dan menghilangkan banyak biaya. Saham bisa diperdagangkan secara langsung tanpa perantara (bank), sehingga biaya jadi lebih murah dan sederhana,” kata juru bicara Bank von der Heydt, seperti yang dilansir dari Coindesk.

Bitbond sendiri tergolong pendatang baru di sektor itu, tetapi perusahaan itu telah mendapatkan izin dari Otoritas Pengawas Keuangan Federal (BaFin) di Jerman untuk melakukan tokenisasi berbasis blockchain di sektor sekuritas.

Dampak terhadap harga XLM
Capaian itu setidaknya menyumbangkan faktor positif kepada harga XLM, karena mampu menggandeng lembaga besar seperti bank itu. Sebagaimana jenis stablecoin yang lain, ketika ia ditransaksikan secara on-chain di blockchain, maka menggunakan aset kripto bawaan aslinya sebagai fee.

Jadi, ketika stablecoin euro itu dikirim dan diterima, maka mau tak mau menggunakan XLM. Ini adalah faktor penting, di mana permintaan (pembelian) terhadap XLM akan bertambah atas penggunaan stablecoin euro itu.

Di luar itu, XLM masih tergolong aset berkapitalisasi pasar besar di dunia, yang menandakan tingkat penggunaannya yang luas. Weiss Crypto Ratings misalnya memberikan skor B terhadap XLM atas tingkat adopsinya.

Pun lagi, pair XLM/USDT cukup besar, yakni mencapai 58 persen. Ingat, USDT adalah stablecoin bervolume tertinggi dunia. Sedangkan XLM berada di posisi ke-16 versi Coinmarketcap.

Oleh Flipside Crypto, per 12 Februari 2020, XLM mendapatkan skor 878 di peringkat ke-6. Flipside Crypto mengukur tingkat mutu aset kripto berdasarkan Developer Behavior, User Activity dan Market Maturity.

Saat ini, per 24 jam terakhir, ketika Bitcoin melesat di atas US$10 ribu pada hari ini, sejumlah aset kripto berkapitalisasi pasar besar, juga ikut melesat. XLM melesat 10,40 persen di harga US$0,07. Dalam sebulan saja XLM tumbuh hingga 60,8 persen!

Secara fundamental, pengurangan pasokan XLM juga patut disoroti. Itu sudah digelar pada awal November 2019 lalu, di mana pasokan XLM dikurangi sebanyak 55 miliar XLM! Sekarang total suplainya hanya 50 miliar XLM, dengan pasokan beredar 20 miliar XLM.

Dengan mengurangi unit-nya dan permintaan XLM stabil atau meningkat, itu berpotensi meningkatkan nilai dan harga aset kripto yang dibuat oleh Jed McCaleb itu. [*]

Comments are closed for this post.