XLM Naik 23,6 Persen Setelah “Dibakar” Senilai Rp61,4 Triliun

Dalam 24 jam terakhir, aset kripto Stellar Lumens (XLM) naik hingga 23,6 persen setelah jumlah suplainya dibakar (burn) pada 4 dan 5 November 2019, dan menyusul pembakaran berikutnya atas alasan penaiktarafan (upgrade) produk.

XLM memang bukanlah teknologi blockchain yang desentralistik, melainkan sentralistik yang perkembangannya dikendalikan secara langsung oleh Stellar Development Foundation besutan Jen Caleb.

Aset XLM juga bukan dihasilkan dengan proses penambangan seperti pada Bitcoin (BTC) dan Ether (ETH).

Atas alasan sentralistik itu pula yayasan dapat dengan mudah melakukan perubahan sistem atas alasan tertentu. Dalam hal ini, pembakaran jumlah aset diperuntukkan menaiktarafkan sejumlah produk Stellar Lumens, termasuk kerjasama “stablecoin” dengan IBM pada produk IBM’s World Wire.

Sebelum dibakar, total suplai XLM adalah sekitar 105 miliar unit. 20 miliar di antaranya adalah yang beredar, berada spot market dan diperdagangkan setiap hari. 17 miliar unit lainnya digunakan oleh pihak yayasan untuk operasional dan 68 miliar sisanya digunakan dalam program giveaway yang dilakukan secara berkala oleh yayasan sejak sistem XLM diperkenalkan pada 2014 silam.

Dari total suplai XLM sebanyak 105 miliar unit, XLM yang beredar (circulating supply) sebanyak 20 miliar unit tidak dibakar alias tetap. Sedangkan 17 miliar XLM yang digunakan untuk operasional yayasan dibakar hingga 5 miliar, menjadi 12 miliar unit. Sedangkan untuk program airdrop/giveaway yang sebelumnya mencapai 68 miliar, berkurang 50 miliar menjadi hanya 18 miliar saja. Total XLM yang dibakar adalah 55 miliar XLM atau setara dengan US$4,4 miliar atau Rp61,4 triliun. Setelah dibakar, total suplai menjadi 50 miliar unit.

Menurut pihak yayasan, jumlah unit XLM sebelum dibakar itu dianggap terlalu besar dan tidak berbanding lurus dengan pendapatan yang diperoleh oleh yayasan, termasuk komunitas dan pengembang yang mendukung teknologi Stellar Lumens. Dengan berkurangnya jumlah XLM bisa mendorong XLM “semakin langsing” dan siap bersaing dengan proyek lainnya.

Sebelum 4 November 2019, pihak yayasan sebenarnya sudah membakar sekitar 5 miliar unit dari 17 miliar XLM yang digunakan dalam operasional yayasan. Sehingga saat ini yang bersisa tinggal 12 miliar XLM. Pihak yayasan juga menegaskan telah menghentikan program airdrop/giveaway XLM kepada invidu ataupun institusi. Untuk itu, 50 miliar XLM dari 68 miliar XLM telahpun dibakar.

Pihak yayasan menyebutkan tidak akan melakukan pembakaran lain di masa depan dan jumlah XLM untuk operasional sebesar 12 miliar unit itu dirasakan cukup untuk 10 tahun ke depan.

Patut dicatat, bahwa dari total suplai XLM sebanyak 50 miliar itu, sekitar 30 miliar di antaranya dikendalikan langsung oleh pihak yayasan untuk keperluan operasional.

Pembakaran jumlah unit aset kripto dimaksudkan pula untuk menekan laju inflasi sebagai akibat jumlah aset yang beredar terlalu banyak dibandingkan dengan permintaan terhadap aset itu. Sebaliknya, dengan inflasi yang kecil, bisa merangsang pengguna untuk membeli aset kripto lebih banyak daripada sebelumnya, sehingga diharapkan mampu melejitkan harganya di pasar.

Tetapi, tentu saja ini sangat bergantung pada luas dan efektifnya kerjasama yang dilakukan oleh Pihak Yayasan dengan pihak lain. Program IBM’s World Wire sebelumnya pun tak cukup membantu kenaikan harga XLM, tatkala jumlah suplainya terlalu gemuk. [*]

Be the first to write a comment.

Your feedback