Ketika Trader dan Penambang Beradaptasi dengan Roller Coaster Bitcoin

Sejatinya Bitcoin sulit diprediksi. Anda perhatikan sendiri, setelah jatuh ke level US$4.286 pada Jumat, 13 Maret 2020. Bitcoin pada Kamis, 19 Maret 2020 malam, menguat dahsyat kembali ke level US$6 ribu. Bahkan hingga kemarin mendekati level US$7 ribu, harga rata-rata global.

Jika Anda membaca artikel kami sebelumnya di blog ini, Anda pasti menemukan sorotan kami, bahwa ketika Bitcoin turun itu adalah sebuah peluang. Itulah sebabnya, Anda diwajibkan beradaptasi dengan sifat roller coaster Bitcoin, termasuk para penambang Bitcoin dalam jangka panjang ataupun jangka pendek.

Nasib Penambang Bitcoin

Namun di sisi lain, ada aspek penting yang Anda ketahui, yakni nasib penambang Bitcoin. Dengan harga saat ini, sebagian besar penambang Bitcoin masih mengalami kerugian.

Idealnya perlu biaya sekitar US$7.300 untuk memproduksi satu unit Bitcoin. Sedangkan harga Bitcoin saat ini berada di kisaran US$6.255.

Dari sudut pandang penambang, artinya jikalau harga terus merunduk dalam beberapa pekan ke depan dan tidak mencapai harga ideal, maka para penambang terancam bangkrut.

Ketika bangkrut apa yang terjadi? Pertama, macetnya transaksi Bitcoin, karena berkurangnya jumlah penambang dan hash rate berkurang. Dan ini pernah terjadi.

Kedua, ada ancaman 51 percent attack terhadap jaringan blockchain Bitcoin. Ia rentan terhadap peretasan langsung ke tubuh Bitcoin, karena biayanya “meretasnya” relatif lebih murah. Tentu skenario kedua tidak kita inginkan, sebab lagi peluang meretasnya sangatlah kecil dengan biaya yang sangat besar.

Lihatlah hash rate Bitcoin dalam beberapa hari belakangan terus menurun, karena harga Bitcoin terus merunduk. Artinya sejumlah penambang memadamkan alat tambangnya, menunggu harga pulih.

Hash rate Bitcoin dalam 6 bulan terakhir.

Dalam 24 jam terakhir, hash rate Bitcoin malah turun -2.44 persen, di kisaran 87,258 Exa Hash per hari. Hash rate sebesar itu setara dengan hash rate pada 25 Desember 2019 silam, ketika harga Bitcoin juga melemah.

Bandingkan dengan hash rate pada 5 Maret 2020 berada di 133,291 Exa Hash per hari. Terpaut cukup jauh.

Hash rate Bitcoin dalam 3 bulan terakhir.

Lantas apa? Ya, tentu saja harus ada permintaan (pembelian) harus lebih tinggi daripada saat ini, agar harga Bitcoin bisa melambung di level US$7.300. Ini adalah pemastian agar penambang Bitcoin terus bertahan hidup dan transaksi terus berlangsung aman.

Dilema akan muncul setelah Bitcoin Halving pada Mei 2020 nanti. Bayangkan saja, ketika imbalan berkurang separuh dari 12,5 BTC menjadi 6,25 BTC, sedangkan harga tidak beranjak di atas US$7.300, maka semakin banyak penambang yang terperosok.

Nah, ketika Halving, maka biaya produksi 1 unit Bitcoin sekitar US$12.000-15.100, menurut laporan terbaru TradeBlock.

Maka harga Bitcoin di pasar, harus terjaga di rentang harga itu, agar penambang tak gulung tikar. Sebuah peluang lagi? [red]

Comments are closed for this post.