Mengenal Kripto ATOM, ONE, LRC, Waves dan Kava

Ada 5 kripto baru yang hadir di Triv. Yuk, mari kita kenali lebih dalam apa saja keunggulannya, sehingga layak dilirik. Mumpung masih murah.

Sejak Desember 2021 pasar kripto memang luruh. Bahkan di awal tahun 2022 tekanan semakin ekstrem. Tak hanya Bitcoin (BTC) yang semakin murah. Berikut 5 kripto baru di Triv, yang mungkin layak Anda cicipi. Analisis ini lebih pada aspek fundamental saja.

1. Cosmos (ATOM)

Saat ini, per 24 Januari 2022, harga kripto Cosmos (ATOM) sudah terkoreksi 28 persen dari harga tertinggi sepanjang masa, US$44,70 di kisaran US$32,2.

ATOM saat ini turun 1,96 persen dalam 24 jam terakhir. Peringkat di Coinmarketcap saat ini adalah ke-19, dengan kapitalisasi pasar langsung sebesar US$9,1 milyar. Pasokan beredar dari adalah 286.370.297 ATOM.

Mirip dengan proyek kripto lainnya, pengembangan Cosmos mengajukan solusi atas sejumlah batasan yang ada pada di industri blockchain. Itulah sebabnya Cosmos tidak fokus pada algoritma konsensus Proof-of-Work (PoW) yang ada di Bitcoin, karena dianggap kurang efisien soal kecepatan dan jumlah transaksi.

Cosmos fokus pada algoritma konsensus Proof-of-Stake (PoS) yang unik dan menyematkan fitur interoperabilitas, yakni fitur yang memudahkan komunikasi antar blockchain yang berbeda, seperti dengan Ethereum, Binance Smart Chain dan lain sebagainya. Itulah sebabnya ada kripto ATOM bisa bersemayam di Binance Smart Chain agar pengguna blockchain itu tetap bisa menggunakan ATOM tanpa menggunakan secara langsung blockchain Cosmos.

Asal usul Cosmos dapat ditelusuri kembali pada tahun 2014, ketika Tendermint, pengembang inti Cosmos didirikan. Pada tahun 2016, barulah whitepaper untuk Cosmos diterbitkan dan penjualan token digelar pada tahun berikutnya.

Pada sistem kripto ATOM juga disematkan fungsi sebagai governance crypto, agar setiap pemegang ATOM bisa berpartisipasi langsung, dengan cara memberikan suara (vote), terhadap keputusan pengembangan ATOM di masa depan. Cara ini lebih demokratis daripada keputusan bulat diserahkan kepada pengembang inti.

:: Situs: https://cosmos.network/
:: Blockchain Explorer ATOM: https://atomscan.com/
:: Blockchain Explorer (BSC): https://bscscan.com/token/0x0eb3a705fc54725037cc9e008bdede697f62f335

2. Harmony One (ONE)

Proyek blockchain Harmony One fokus untuk memfasilitasi pembuatan dan penggunaan aplikasi terdesentralisasi (DApps). Jaringan ini bertujuan untuk menginovasi cara kerja aplikasi terdesentralisasi dengan berfokus pada sharding keadaan acak, yang memungkinkan pembuatan block dalam hitungan detik. Sharding sendiri adalah sistem pengirisan database transaksi hingga sekecil mungkin agar transaksi bisa diselesaikan lebih cepat.

Walaupun diluncurkan cukup lama, yakni pada tahun 2017, Harmony One pada Desember 2021 baru saja memantapkan program baru, yakni sharding antar smart contract dan fitur interoperabilitas, yakni fitur yang memudahkan komunikasi antar blockchain yang berbeda

Karena kecepatan pemrosesan transaksi lewat prinsip dasar Proof-of-Stake terkadang bisa mengorbankan keamanan transaksi, Harmony One memastikan perlindungan terhadap node (simpul) entitas komputer yang terhubung ke jaringan blockchain. Caranya adalah lewat fitur “fungsi acak”, di mana setiap validator hanya bisa melakukan fungsi validasi transaksi secara acak dan lebih sulit diprediksi, tetapi tidak bias. Artinya ratusan validator secara bersamaan tetap punya peluang setara untuk ikut giliran melakukan tugas utamanya.

Karena menganut sistem staking, maka semua pemegang kripto ONE dimungkinkan ikut masuk di program solo staking yang merujuk pada main node validator.

:: Situs: https://www.harmony.one/
:: Blockchain Explorer ONE: https://explorer.harmony.one/#/
:: Blockchain Explorer (BSC): https://bscscan.com//token/0x03fF0ff224f904be3118461335064bB48Df47938

3. Loopring (LRC)

Loopring (LRC) adalah kripto berbentuk token yang diterbitkan di blockchain Ethereum (ERC20), fokus proyeknya adalah pengembangan decentralized exchange (DEX). DEX sendiri tumbuh subur berkat pengayaan smart contract yang semakin marak. Kode program yang semakin baik di smart contract memungkinkan pembuatan DEX, bersaing ketat dengan CEX (centralized exchange). Terlebih-lebih aplikasi seperti ini bisa berinteraksi antar blockchain yang berbeda.

DEX dianggap relatif unggul dibandingkan dengan CEX untuk urusan order matching. Jika CEX mengandalkan sistem order book dari semua pengguna di dalamnya, DEX mengandalkan data trading order berdasarkan tingkat likuiditas kripto di dalamnya. Ini memungkinkan slippage besar bisa dihindari. Nah, demi meningkatkan capai itulah, Loopring memadukan keduanya (hybrid), yakni order matching dari CEX dan DEX sekaligus.

Secara teknis, order matching di DEX Loopring adalah menggunakan sistem “Ring”. Semua trading order tidak diselaraskan secara ketat sebagai pair dari dua kripto saja. Sistem Ring memungkinkan memadukan dan mencocokkan hingga 16 order kripto yang berbeda.

:: Situs: https://loopring.org/
:: Blockchain Explorer Loopring (ERC20): https://etherscan.io/token/0xbbbbca6a901c926f240b89eacb641d8aec7aeafd

4. Waves (WAVES)

Waves adalah salah satu proyek kripto paling awal, lewat Initial Coin Offering (ICO) pada Juni 2016 silam. Beberapa tahun lalu bahkan sempat masuk di 10 besar versi Coinmarketcap, tetapi harus menemui kenyataan tersungkur karena bersaing ke kripto lain pendatang baru.

Proyek inti Waves adalah blockchain yang multiguna berkat dukungan smart contract. Fitur ini yang memungkinkan penerbitan token di atas blockchain Waves, termasuk pembuatan dApp, mulai dari DeFi hingga DEX. Salah satu keunggulan blockchain Waves adalah mengedepankan kecepatan, daya guna dan fungsi.

Waves didirikan oleh ilmuwan kelahiran Ukraina, yakni Alexander Ivanov (juga dikenal sebagai Sasha Ivanov). Sebelum membuat Waves, Ivanov sudah aktif di jagat kripto setelah aia merilis Coinomat, bursa kripto instan dan situs pengindeksan Cooleindex. Kedua situs itu tak lagi aktif. Ivanov juga dikenal sebagai perancang versi awal stablecoin , yakni CoinoUSD.

Dalam perkembangannya, Waves, berkat dukungan smart contract-nya memungkinkan kripto-nya berjalan di blockchain Ethereum (sebagai ERC20).

Waves mengandalkan algoritma Proof-of-Stake yang dimodifikasi yang disebut dengan WavesNG. Teknologi ini didasarkan pada Bitcoin-NG, proposal penskalaan oleh ilmuwan Emin Gün Sirer.

:: Situs: https://waves.tech/
:: Blockchain Explorer: http://wavesexplorer.com/

5. Kava (KAVA)

Kripto KAVA berbentuk token, yang berjalan di blockchain Cosmos dan Binance Smart Chain. Proyek utamanya adalah Decentralized Finance (DeFi) lintas blockchain yang memungkinkan pengguna untuk meminjam stablecoin USDX dan menyimpan berbagai kripto untuk mendapatkan imbalan (farming reward). Keunikan Kava lainnya adalah fleksibilitas lintas blockchain yang berbeda.

Prinsip kerja aplikasi Kava ini adalah sederhana. Ia ibarat produk peminjaman ala perbankan. Hanya saja mekanisme dan prosesnya terjadi secara desentralistik di blockchain. Contoh konkretnya seperti ini, misalnya Anda ingin meminjam token USDX yang nilainya 1 banding 1 terhadap dolar AS. Caranya adalah Anda harus menyetorkan kripto lain sebagai bentuk agunan (jaminan).

Ketika Anda membayar kembali ke aplikasi, pokok dan bunga pinjamannya, Anda bisa mendapatkan kembali kripto yang sudah diagunkan sebelumnya.

Jika peminjam gagal bayar, maka sistem secara otomatis menyita kripto yang teragun itu dan mengirimkannya ke sistem lelang dan dijual kepada publik.

Di awal, token KAVA sendiri diterbitkan di blockchain Cosmos (dengan algoritma PoS berbasis Tendermint) dan versi lain di blockchain Binance Smart Chain (BSC). Use case KAVA sendiri adalah sebagai utility token yang memberikan hak suara bagi para pemegang KAVA. Token ini juga berfungsi sebagai cadangan, ketika sistem DeFi mengalami situasi undercollateralized alias kurangnya dana agunan.

Proyek Kava didirikan oleh perusahaan Kava Labs, didirikan oleh Brian Kerr, Ruaridh O’Donnell dan Scott Stuart. Brian Kerr sebagai CEO sebelumnya bekerja sebagai penasihat untuk beberapa proyek blockchain dan kripto, di antaranya adalah Snowball dan DMarket.

Di sistem Kava dihadirkan pula skema staking node. Perannya adalah untuk memvalidasi semua transaksi peminjaman di aplikasi. Dengan cara ini yang menggunakan staking node, berdasarkan token KAVA miliknya bisa mendapatkan imbalan. Namun, hanya 100 node Kava teratas (juga dikenal sebagai validator) yang memenuhi syarat untuk menerima imbalan ini.

:: Situs: https://www.kava.io/
:: Blockchain Explorer: https://explorer.binance.org/asset/KAVA-10C

Itulah 5 kripto baru yang sudah tersedia di Triv. Adalah sangat bijaksana untuk melakukan riset mandiri untuk setiap kripto itu, sebelum Anda memutuskan berinvestasi. [triv]

Comments are closed for this post.