Mengenal Smart Contract di Ethereum

Pada artikel sebelumnya, kita sudah membahas tentang dasar-dasar blockchain Ethereum dan apa perbedaan utamanya dengan blockchain Bitcoin. Kedua jenis blockchain itu sama-sama sebagai sistem uang elektronik peer-to-peer. Hanya saja Ethereum menambangkan fitur smart contract yang tidak dimiliki oleh blockchain Bitcoin.

Mengapa Smart Contract Penting?

Sama seperti surat perjanjian, misalnya perjanjian jual beli barang, yang ditulis di atas kertas, smart contract (kontrak pintar) berfungsi serupa. Hanya saja kontrak digital ini dilakukan secara elektronik pada jaringan blockchain. Smart contract dijalankan secara otomatis berdasarkan isi kontrak yang dituliskan untuk memastikan beberapa pihak setuju dengan isi kontrak tersebut.

Ethereum Foundation mendefinisikan smart contract sebagai: Kontrak atau perjanjian yang menghasilkan 10 ribu token kepada pihak pembuat kontrak, dan kemudian membolehkan siapapun untuk mengirimkan dan menerima token tersebut, asalkan cukup. Token tersebut ada unit yang bisa diperdagangkan dan tidak dapat dibagi-bagi lagi menjadi unit yang lebih kecil.

Smart contract tidak menggunakan bahasa manusia, tetapi kode komputer yang menggunakan bahasa pemrograman khusus, yakni Solidity.

Smart contract inilah tonggak penting bagi blockchain Ethereum, sehingga banyak digunakan oleh perusahaan rintisan (startup) untuk melakukan penggalangan dan dari publik (crowdfunding). Inilah yang kita kenal sebagai ICO (Initial Coin Offering), dengan membuat token digital. Token tersebut dijual kepada publik alias investor dan berharap harganya akan naik di masa mendatang, seiring proyek itu berkembang.

 

Image result for smart contract examples

Contoh smart contract sederhana pada blockchain Ethereum yang menggunakan bahasa pemrograman Solidity.

 

Image result for smart contract examples

 

Image result for smart contract examples

ICO dianggap sebagai alternatif penggalangan dana yang sangat sederhana dan murah daripada menggunakan cara IPO (Initial Public Offering), di mana perusahaan harus menjadi emiten terlebih dahulu di bursa modal seperti Bursa Efek Indonesia.

Lagipula, karena menggunakan blockchain, transaksi berlaku transparan, mulai dari besaran dana, tanggal transaksi, waktu dan tujuan transaksi. Dan smart contract memastikan semua berjalan seperti yang direncanakan dan memberikan trust kepada investor yang membeli tokennya.

Dan ingat, karena smart contract disimpan di blockchain, maka ia bersifat abadi, tidak dapat diubah alias permanen. Sekali disimpan, maka ia berlaku selamanya.

Hal lainnya semua data transaksi didistribusikan ke dalam jaringan, sehingga dapat divalidasi oleh siapapun yang menyimpan semua data transaksi blockchain tersebut. Jadi, jikalau satu transaksi invalid, maka semua pihak yang terlibat di jaringan dapat menolaknya dan dianggap tidak sah. Misalnya, Anda ingin mengirimkan 100 unit token kepada pihak lain, padahal Anda hanya punya 10 unit token. Ini berarti dianggap invalid dan diketahui oleh jaringan blockchain dan ditolak.

Tetapi, tentu saja yang dimaksud trust di sini, bukan pada transaksi dananya, tetapi trust soal kesahihan dan kesungguhan si empunya proyek. Tak jarang, setelah token dibuat di blockhain Ethereum, ICO sudah selesai, proyek yang tak kunjung berkembang, bahkan tutup dan dana investasi tidak tumbuh atau hilang selamanya.

Artikel berikutnya di pekan ini, kita akan bereksperimen cara membuat smart contract sederhana di Ethereum. [*]

 

Be the first to write a comment.

Your feedback