Mengikuti Irama ATH Kripto Terra (LUNA)

Bak perempuan cantik, harga kripto Terra (LUNA) melentik di rekor tertinggi sepanjang masa, setara Rp511 ribu pada 28 Agustus 2021 lalu. Apa yang sebenarnya keunggulan Terra, hingga bisa ke bulan (lunar) seperti ini?

Pertama, secara umum, penguatan dahsyat LUNA datang di saat yang tepat, ketika pasar kripto mantul sejak 20 Juli 2021 lalu, ketika harga Bitcoin naik dari support US$28 ribuan per BTC, lalu kembali ke US$50 ribu (Rp720 jutaan).

Ibarat dongkrak baru, ini melentingkan harga kripto besar lainnya, termasuk LUNA yang menarik perhatian pasar.

Sejak 20 Juni 2021 hingga hari ini, harga LUNA sudah melejit hingga 676 persen!

Harga LUNA, ketika artikel disusun, Minggu (29/8/2021) menclok di Rp504 ribuan, naik 13 persen dalam 24 jam terakhir. Jadilah LUNA saat ini di peringkat ke-12 versi Coinmarketcap.com, dengan nilai pasar mencapai Rp203,2 triliun!

Kedua, proyek utama Terra adalah teknologi penerbitan stablecoin bernilai dolar AS (UST), sebagai elemen utama pasar kripto, termasuk di masa mendatang menjadi penantang sistem digital uang fiat versi bank sentral (CBDC).

Agar nilai UST tetap stabil, kode program di blockchain Terra secara otomatis menyesuaikan. Contohnya, ketika UST digunakan untuk pembayaran dan permintaan terhadapnya bertambah, maka semakin banyaklah yang membeli UST itu.

Di titik ini, maka harga UST pada prinsipnya naik (menjadi lebih mahal). Di saat yang bersamaan, agar harganya tidak melonjak terlalu tinggi (stabil), maka sistem Terra secara otomatis “memperluas” wadah agar UST itu bisa “tertampung” dengan penambahan unit UST-nya.

Di sinilah peran kripto LUNA itu, dalam mekanisme penambahan dan pengurangan pasokan UST. Jadi, ketika diperlukan penambahan pasokan UST, maka sejumlah kripto LUNA “di-burn”. Jika penggunaan UST bertambah, maka semakin banyak pula LUNA yang di-burn. Ini akan terjadi sebaliknya. Rincian prinsip kerja dasarnya, bisa dilihat di video ini.

Ketiga, pengembangan Terra dimulai pada Januari 2018 silam, dan blockchain-nya secara resmi diluncurkan pada April 2019. Pada September 2020, Terra menerbitkan stablecoin bernilai dolar AS, won Korea Selatan, tugrik Mongolia, dan mata uang SDR (Special Drawing Rights) besutan IMF.

Sebagai informasi, SDR adalah satuan uang yang dibuat oleh IMF pada tahun 1969, untuk dana pinjaman para anggotanyanya.

Nilai SDR dirancang berdasarkan bobot tertentu mata uang negara besar lain, seperti dolar AS, yen, euro dan lain sebagainya. Per April 2021, nilai 1 unit SDR setara dengan about US$1,42.

Nah, apa yang dilakukan Terra sebenarnya adalah “tokenisasi” terhadap nilai SDR itu, sehingga bisa ditransaksikan di blockchain.

Ini menghasilkan efisiensi dari segi biaya transaksi, kecepatan dan kemudahan pelacakan. Ya, kripto LUNA mengambil bagian dari transaksi itu sebagai basis nilai transfernya.

Bagaimana? Anda siap mengikuti irama LUNA? Triv.co.id menyediakan fasilitasnya. [triv]

Comments are closed for this post.