NFT Adalah Sesat Pikir Aset Kripto?

Tak sedikit yang menyebut NFT (Non-Fungible Token) adalah sesat pikir soal aset kripto. Argumennya mungkin tak keliru, di tengah kebangkitan NFT dan bernilai milyara rupiah. Bagaimana berikutnya?

Kini publik “agak tersiksa” dengan kehebohan soal NFT. Data Google Trends menunjukkan peningkatan ketertarikan soal itu sejak akhir Februari 2021 lalu.

Skornya melonjak dari 11 menjadi 100, sebagai skor maksimal di Google Trends. Fitur wahid di Google itu mengukur tingkat ketertarikan para pencari informasi di mesin pencari besutan Sergei Brin dan Larry Page itu.

Satu komponen yang bikin heboh tentu saja soal seni digital dalam bentuk file JPG yang bernilai US$96 juta. Itu adalah karya Beeple yang laku terjual lewat rumah lelang Christie, beberapa waktu lalu.

Sebelumnya ada NFT video pendek bola basket ala NBA, juga laku dengan harga selangit. Namun, sepanjang sejarah NFT yang debutnya dimulai dari CryptoPunk hingga CryptoKitties pada tahun 2017, NFT karya Beeple adalah bersejarah!

Dan baru kemarin, NFT cuitan Jack Dorsey tahun 2006 silam, laku senilai Rp14,7 milyar.

Tentu saja pembeli karyanya berharap bisa menjual kepada pihak lain dengan harga lebih tinggi, di masa depan.

Serupa terhadap aset kripto lainnya, NFT langsung dihujani kritik. Pasalnya ada ribuan hingga jutaan karya “seni digital” yang bernilai ratusan ribu dolar di sejumlah toko daring khusus NFT.

Sekilas, sejumlah besar dibuat secara asal-asalan dan banyak ditemui di Google dan bisa diakses secara gratis. Tak perlu bayar malah.

Ini sama saja dengan menyebut, betapa mudahnya membuat aset kripto berupa token, dengan smart contrat ala kadarnya.

Namun, NFT babak kedua ini sangat berbeda, karena dilahirkan kembali di tengah-tengah pasar aset kripto yang kian tumbuh. Ini sangat lumrah, karena aset kripto, seperti ETH adalah alat utama untuk jual dan belinya.

Pun di peristiwa inilah, NFT kelak menemukan singgasananya sendiri, bahwa NFT racun NFT Micin segera musnah.

Ia akan digantikan oleh NFT yang lebih bermutu dan memang dihasilkan oleh seniman yang bertaji, dan punya dedikasi. Beeple memang adalah salah satu yang konsisten di ranah seni digital lewat profesinya sebagai desainer grafis.

Itulah sebabnya beberapa toko daring NFT betul-betul menyaring setiap karya yang dijual, bukan sekadar karya abal-abal.

Beberapa di antaranya bahkan ada tahapan verifikasi, seberapa sering dan seberapa popular karya digital mereka, sebelum dijadikan NFT.

Maka, untuk saat ini, hype tidak bisa dihindari, apalagi sudah berskala global dan sejumlah aset kripto yang terkait NFT harganya sudah terdongkrak.

Jadi, pintar-pintar jaga diri saja. Jangan sampai beli NFT mahal, tapi malah nggak laku di masa depan. [/]

Comments are closed for this post.