Apa Itu NFT dan Mengapa Ia Bernilai Milyaran Rupiah?

NFT atau Non-Fungible Token kembali naik daun setelah fenomena CryptoKitties pada tahun 2017 silam. Kini NFT popular di ranah digital art dan bernilai milyaran rupiah.

Desainer grafis, Mike “Beeple “Winkelmann adalah salah seorang seniman modern yang sangat beruntung. Pada 11 Maret 2021 mungkin adalah hari yang bersejarah, baik dunia seni secara umum dan ranah teknologi blockchain-aset kripto.

Pada hari itu, satu karya seni digital “Everydays, the First 5,000 Images” buatan Beeple laku terjual US$69 juta (Rp994 milyar).

Seni digital “Everydays, the First 5,000 Images” karya Mike “Beeple “Winkelmann.

Gambar itu memang hanya satu, tetapi merupakan kumpulan dari 5000 karya Beeple yang berbeda yang dibuatnya sejak tahun 2017.

Yang menariknya, penjualan melalui proses lelang itu digelar oleh rumah lelang Christie’s yang terkenal itu.

Awalnya Christie’s sempat menolak permohonan Beeple untuk melelangnya, karena dianggap “ganjil” oleh kolektor.

Maklumlah, kebanyakan kolektor karya seni lebih menyukai karya seni berbentuk fisik, seperti lukisan atau patung, bukan tak berwujud seperti gambar digital itu, yang berformat file JPEG.

Namun, pasar bereaksi berbeda, benda digital itu malah laku dengan nilai selangit. Luar biasa! Karya Beeple dianggap bernilai, tak hanya karena Beeple punya jam terbang dan dedikasi tinggi di bidangnya. Ia pula dikenal sangat kreatif dan produktif dalam berkarya. Dan tentu saja tingkat orisinalitasnya.

Namun, banyak orang bertanya, bagaimana mungkin sebuah gambar berformat JPEG bisa laku setinggi itu? Bukankah gambar JPG sangat mudah diduplikasi begitu saja?

Pertanyaan ini serupa dengan lukisan Monalisa karya Leonardo Da Vinci. Karya agung itu juga banyak sekali tiruannya. Tak terhitung!

Tapi, antara karya seni digital dan fisik tentu ada komponen penting agar mudah diketahui asli atau palsu dan bisa dijamin.

Dalam hal lukisan palsu, sejumlah pakar profesional dan bersertifikat menilai keasliannya dari jenis dan usia cat yang digunakan. Ini bisa diperiksa dengan jejak karbon cat itu sendiri dan dibandingkan dengan lukisan yang asli. Dan cara ini sangat mudah dan ilmiah serta bisa dipertanggungjawabkan.

Nah, bagaimana dengan karya digital seperti milik Beeple itu? Jawabannya adalah IPFS, smart contract dan blockchain. Dalam satu istilah ia disebut dengan NFT.

Apa itu NFT?
NFT pada prinsipnya adalah aset kripto, tetapi dengan fungsi khusus, yakni merepresentasikan objek lainnya, baik fisik ataupun non fisik. Dalam hal ini adalah karya seni Beeple yang berbentuk digital, sebuah file.

Sebutan NFT berasas pada teknologi smart contract (kode program yang disimpan dan berjalan di blockchain.

Pertama-tama file JPEG disimpan ke jaringan komputer peer-to-peer yang disebut IPFS (Interplanetary File System). Pada tahap ini, file itu memiliki sidik jari khusus (dikenal sebagai hash), sebagai penanda bahwa itu adalah file asli yang dilakukan oleh si empunya file, dalam hal ini adalah seniman grafis, Beeple.

1: Data sharing on IPFS by owner | Download Scientific Diagram

Jikalau kelak, file yang serupa itu direkam dan disimpan kembali ke IPFS, hasilnya invalid, karena sudah tersimpan sebelumnya. Itulah manfaat dari hash itu. Hash itu juga digunakan sebagai identitas block di blockchain, yang memastikan data tidak bisa diubah alias kekal.

Nah kemudian, hash value file gambar itu ditautkan di smart contract dan menghasilkan file khusus sebagai sebuah token digital.

Jadi, si pembeli NFT pada dasarnya tidak secara langsung membeli file gambar aslinya (kecuali si empunya menyerahkan file JPEG-nya untuk bisa dicetak menjadi bentuk fisik).

Dengan membeli NFT, si pembeli hanya diberikan kepastian bahwa file gambar itu memang benar karya seniman yang sungguhan dan sudah dijamin oleh smart contract.

Ya, Anda bisa mengatakan itu ibarat sertifikat keaslian sebuah file digital dan sifatnya kekal, berjalan di blockchain, sehingga mudah diverifikasi oleh siapa saja.

Namun, bukan tidak ada kritik terhadap NFT. Mengingat file digital pada prinsipnya mudah disalin dan diduplikat secara tak terbatas, maka semua orang bisa mengklaim karya orang lain sebagai karyanya, lalu dibuat menjadi token dalam NFT.

Toh, satu file yang serupa, bisa disimpan di IPFS yang berbeda. Pasalnya IPFS saat ini bukan hanya didominasi oleh IPFS Pinata yang bisa disematkan ke blockchain Ethereum.

Adalah jenis IPFS lain yang berjalan di blockchain Tron. Di sana file serupa bisa dibuat lagi hash-nya, lalu dibuatlah NFT-nya, tanpa otorisasi si seniman.

NFT di ranah seni digital mungkin terus bertahan, namun bukan di ranah seni digital yang disebut langka lantas disebut bernilai.

NFT mungkin lebih berdaya guna di ranah bisnis penyediaan gambar digital dalam hal perlindungan hak cipta dan serah royalti.

Hal ini yang sudah diwacanakan oleh DCComics belum lama ini, karena khawatir karakter komik, seperti Batman dan Superman, mudah di-NFT-kan oleh siapa saja yang punya akses ke teknologi smart contract, yang kini sangat mudah dan cepat dibuat. [/]

Comments are closed for this post.