Nyesal Nggak Beli, Bitcoin Naik Tinggi

Penyesalan biasanya datang belakangan, karena sebelumnya kita tidak percaya dengan apa yang ingin kita percayai. Kita lebih suka menyandarkan diri dengan keyakinan orang lain yang terkadang labil. Kita berhenti di situ, lalu tiba-tiba tersadar bahwa dunia berubah, harga aset kripto sudah naik. Bitcoin pun tak bisa terbeli murah lagi. Ia sudah terbang tinggi, meninggalkan Anda semua di bawah sana.

Anda saksikan sendiri Bitcoin sudah terbang di atas level US6 ribu sejak 9 Mei 2019 lalu. Saat ini Bitcoin terbang gembira di kisaran US$6.500. Jadi, hanya dalam tempo dua hari saja, cuan yang tercetak US$500. Memang ada aset lain selain kripto yang mampu lebih besar daripada itu. Tapi beda cerita kalau Bitcoin. Mengapa? Ya, itu tadi soal keyakinan dasar dan teguh soal prinsip dasar Bitcoin, sebagai sistem uang elektronik (cara mengirimkan dana dan mata uang/aset). Dan dalam periode 3 bulan, cuan dari Bitcoin sudah lebih dari 64 persen, dari harga US$3.660 pada 11 Februari lalu.

Gabriel Rey, CEO Triv di sejumlah media massa nasional sudah mengumandangkan perihal kenaikan Bitcoin ini beberapa bulan lalu. Ini adalah sebuah gerakan kesadaran berdasarkan sejumlah argumen, di antaranya: Pertama, langkah perusahaan Fidelity Investment yang akan meluncurkan platform perdagangan Bitcoin untuk seluruh nasabahnya dari kalangan institusi. Perusahaan ini bukanlah perusahaan ecek-ecek. Fidelity merupakan badan pengelola investasi dengan dana lebih dari US$7 triliun.

Kedua, Block Reward Halving (atau cukup disebut halving saja) pada Mei/Juni 2020. Periode ini adalah tatkala imbalan Bitcoin per block akan berkurang separuh dari 12,5 BTC menjadi 6,25 BTC. Inilah yang membuat pasokan Bitcoin menjadi kecil alias menjadi langka. Ketika sebuah aset bernilai ketersediannya langka dan ia terus diminati, apakah yang terjadi? Harganya naik, bukan. Ini serupa dengan emas.

Ketiga, adanya protokol Lightning Network (LN) yang akan membuat transaksi Bitcoin menjadi instan, tak perlu menunggu hingga 1 jam lamanya. Ini akan memicu penggunaan Bitcoin semakin luas dan dikenali banyak orang.

Melihat sejumlah alasan fundamental itu, Bitcoin itu, Gabriel Rey berpendapat bahwa potensi pertumbuhan Bitcoin masih sangat besar dan layak untuk sebagai aset tambahan dan pelengkap dari aset-aset tradisional seperti saham, emas, tanah dan reksadana. Terlebih saat ini pemerintah Indonesia telah melegalkan Bitcoin sebagai komoditas dan layak untuk dijual belikan. Adakah keraguan lagi di hati Anda.

Rey tetap menyarankan investor untuk membeli Bitcoin, kendati harga sudah tinggi seperti ini, sebab beberapa tahun ke depan harganya akan terus naik, setidaknya jikalau ditinjau secara historis, yakni fenomena halving itu. Sebab pada halving sebelumnya, yakni 2013 dan 2016 harga bitcoin selalu naik. Lazimnya satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya.

Keputusan memang selalu mengacu pada pendapat orang-orang (baca: opinion leader), sebab itu yang kita maknai benar adanya. Akan tetapi, ketika pendapat mereka keliru dan tak terbukti, alangkah tidak adil menyalahkan mereka yang Anda percayai itu. Demikian juga sebaliknya. Pun demikian, lebih arif jika semua keputusan berasas dari pikiran Anda sendiri, tidak sepenuhnya dari orang lain. []

Be the first to write a comment.

Your feedback