Pasar Melemah, Investasi Kian Basah

Banyak perkembangan menarik selama sepekan terakhir. Nilai pasar kian merosot, tetapi kiranya tak menyurutkan investor lama berlabuh kembali. Perkembangan investasi dari segi inovasi juga semakin lincah.

Selama sepekan terakhir pasar kripto memang sedang tak mengenakkan. Bitcoin sendiri mencetak harga terendahnya terbaru dalam satu tahun terakhir, terjerembab di bawah US$3.300 berdasarkan data dari Forbes Crypto Market. Analisis teknikal dari media ternama itu menyebutkan pola pasar masih berada di wilayah atau pola “negatif”. Ether juga bernasib serupa, bahkan harus rela disalip posisinya oleh XRP. Ether merana di bawah US$90. Joe Lubin, pendiri ConsenSys (perusahaan pengembang Blockchain) pun tidak menampik fakta itu.

Yang tak kalah menarik disoroti adalah Forbes melaporkan, perusahaan itu berniat akan merumahkan sementara sekitar 13 persen karyawannya. Bilangan itu setara dengan 1200 orang. Namun demikian, alih-alih performa perusahaan melembek, ConsenSys justru mengembangkan sayapnya dengan berinvestasi di bursa kripto ErisX dan perusahaan kustodial Trustology. Pada kedua proyek itu ditanamkan US$8 juta, termasuk di dalamnya dari perusahan ventura Two Sigma Ventures.

Isu seperti ini barangkali akan berlangsung beberapa kali. Ibarat porsi badan yang lebih langsing, maka perusahaan akan lebih lincah bergerak melihat peluang di sana-sana. Harga kripto semakin tak relevan ketika kita tahu banyak investor besar di baliknya. Mereka yang berduit banyak lebih punya visi masa depan daripada sekadar mencari cuan pendek. Kalimat buy the dip pun kian menggema. Mencicil dalam bahasa lainnya.

Yang tak kalah menarik adalah gerakan blockchain dari Signature Bank belum lama ini yang mengumumkan akan membuat platform pembayaran berbasis blockchain. Sang CEO bilang, kalau kami tak memulainya, maka kami akan punah.

“Jika Anda tidak terlibat di blockchain, maka dalam lima tahun Anda tak lagi bersama bank,” kata CEO Bank Joseph DePaolo melihat adopsi blockchain privat sebagai pilihan mendisrupsi atau terdisrupsi.

Sementara itu di Asia Pasifik, Menteri Senior Singapura mengungkapkan sejumlah proyek blockchain yang kini tengah dikembangkan negara itu untuk melacak barang-barang dalam sistem rantai pasokan (supply chain) dan pembayaran asuransi kesehatan otomatis.

Selain itu, Binance yang juga punya kantor perwakilan di Singapura akan mengembangkan blockchain sendiri. Bagi bursa kripto terbesar di dunia itu, dengan memiliki blockchain sendiri, maka perusahaan itu dapat dengan mudah menambah pundi-pundi pada proyek ICO ataupun STO. Dalam beberapa bulan blockchain ala Binance akan diluncurkan.

Binance, bursa kripto terbesar di dunia akan menggelar Binance Blokchain Week di Singapura pada 19-22 Januari 2019 mendatang. Dengan lebih dari dua ribu orang partisipan dari mancanegara, acara tersebut terdiri atas hackaton selama dua hari dan diikuti sebuah konferensi blockchain.

Beberapa hari yang lalu, Tanoto adalah putra Sukanto Tanoto, yang mendirikan RGE setengah abad yang lalu. Sebagai generasi muda keluarga Tanoto, ia memelajari blockchain dan meluncurkan Aliansi Inovasi dan Jaminan Keberlanjutan (SUSTAIN) untuk memindahkan rantai pasok minyak sawit RGE ke blockchain. []

 

 

Be the first to write a comment.

Your feedback