Perang Bitcoin Cash, Apa Manfaatnya?

Drama perang hardfork Bitcoin Cash kiranya belum mencapai titik puncak, kendati di satu titik telah memunculkan dua aset baru di pasar, terhitung sejak 15 November 2018, yakni Bitcoin Cash Adjustable Blocksize Cap (BCHABC) dan Bitcoin Cash Satoshi’s Vision (BCHSV). Pendukung BCHABC, yakni Roger Ver dan Jihan Wu bersikukuh bahwa besaran block mestilah dapat diubah-ubah (adjustable), walaupun tidak mesti ada perubahan radikal di dalam sistem. Tetapi dalam inti protokol BCHABC sendiri, justru membuka peluang dilakukannya perubahan.

Di sisi lain Craig Wright dan juragan kripto Calvin Ayre BCHSV mengusung visi Satoshi Nakamoto, pencipta Bitcoin bahwa perubahan protokol harus diserahkan kembali kepada miner, bukan satu entitas sentralistik semata. Mesti mengatasnamakan Satoshi, BCHSV memandang pentingnya meningkatkan kapasitas block menjadi up to 128 MB, sesuatu yang dianggap dari sisi penambangan memberikan beban yang sangat besar kepada peranti keras ASIC.

Dalam sebuah plot drama, kedua belah pihak seolah-olah mendapatkan karma, setelah hardfork Bitcoin pada Agustus 2017 silam. Dulu Roger Ver cs dan Craig Wright adalah sohib kental memandang perlu hardfork terhadap Bitcoin dan menghasilkan Bitcoin Cash. Kini, ketika konsensus tak dapat disatukan dan kerap memiliki kepentingan di balik itu, mereka berdua membelah diri, mengibarkan benderanya masing-masing.

Entah drama buatan yang sengaja dibuat oleh mereka untuk mengguncang pasar yang memang sedang terguncang habis-habisan. Kepada partisipan kripto sebenarnya tidak ada manfaat yang bisa dipetik, selain memberikan ketidakpastian dan ketakutan. Tak ada dampak kepada harga Bitcoin untuk naik, tetapi sebaliknya. Setelah Bitcoin “stabil” di US$6300, pasar harus menghadapi kenyataan harganya jatuh keras hingga level US$5000. Hari ini lebih parah lagi, mencapai US$4700. Rentang harga itu harga terendah sejak 15 Desember 2017.

Bahkan BCH sendiri ambles hingga 24 persen dalam rentang 24 jam terakhir. Saat artikel diturunkan, berdasarkan data dari Coinmarket.com, harga BCH bertengger di US$215 dari US$634 pada awal November 2018. Ini mengindikasikan investor BCH, dan mungkin para penambangan BCH mengalami kerugian dan memaksa mereka menjual aset BCH mereka sendiri.

Berdasarka analisis BitMEX Research hari ini, hash war ini mengakibatkan penambang BCH kehilangan penghasilan hingga US$6,2 juta, terhitung sejak pekan lalu ketika blockchain terpisah. Di satu sisi, kita menemui kenyataan Jihan Wu terpaksa membetot lebih banyak ASIC Bitmain produksinya untuk memenangkan hash rate agar BCHABC menang. Itu artinya Jihan harus menggelontorkan banyak duit lagi daripada sebelumnya. Ini jelas biaya perang yang tak murah.

Bitmain diketahui mengerahkan lebih dari 90 ribu penambang, sebagai strategi meningkatkan jumlah penambang. Ini membuat penambang bertambah dari 120 ribu menjadi 200 ribu. Hingga artikel ini ditulis, berdasarkan data statistik dari Coin.dance, BCHABC dikuasai oleh mining pool Bitcoin.com sebesar 36,81 persen. Sedangkan BCHSV didominasi oleh Coingeek hingga 50,60 persen.

Soal hash rate, BCHABC sudah menampung hingga 74 persen, sedangkan BCHSV baru 26 persen. Dengan kata lain, baru sekitar 20 persen network nodes yang menyokong BCHSV, sedangkan ada 68 persen yang mendukung BCHABC.

Sejauh ini perang ini belum usai, kendati tidak memberikan manfaat besar kepada eksosistem kripto secara umum. Alih-alih bekerjasama mempercapat adopsi kripto secara massal, kedua belah pihak lebih asyik dengan pendiriannya masing-masing. Walaupun BCHSV diklaim akan lebih efisien daripada BCHABC, itu perlu pembuktian lebih lanjut.

Be the first to write a comment.

Your feedback