Perusahaan AS Ini Akhirnya Mengaku Sudah Beli Bitcoin, Setara Rp1,6 Triliun, pada Tahun 2017

Lagi-lagi perusahaan ternama mengumumkan membeli Bitcoin (BTC) untuk investasi. Kali ini diumumkan oleh perusahaan manajemen aset Stone Ridge Holdings Group (SRHG) yang bermarkas di New York.

Perusahaan itu mengaku telah membeli lebih dari 10.000 BTC pada tahun 2017. Setidaknya nilainya saat ini setara Rp1,6 triliun.

“Stone Ridge Holdings Group (SRHG), perusahaan induk NYDIG, hari ini mengumumkan bahwa mereka telah membeli lebih dari 10.000 BTC, saat ini nilainya lebih dari US$100 juta. Mereka melakukan itu sebagai bagian dari strategi cadangan keuangannya. Pembelian tersebut dilakukan dan disimpan oleh NYDIG,” sebut NYIDG dalam keterangan resminya, Selasa (13 Oktober 2020).

Alasan SRGH kala itu membeli Bitcoin senada dengan alasan perusahaan publik Square dan MicroStrategy yang membeli Bitcoin pada tahun 2020, yakni keunggulan aset kripto berbanding uang fiat yang nilainya tergerus seiring waktu.

“Dari perspektif investasi, kami telah lama memandang Bitcoin lebih unggul daripada uang fiat. Neraca Bank Sentral AS meningkat US$3 triliun sejak awal tahun 2019. Dolar AS juga telah terdepresiasi 70 persen terhadap Bitcoin. Jadi, 10.000 BTC milik SHRG itu adalah komponen utama dari strategi cadangan keuangan kami,” kata Ross Stevens, Pendiri SRHG dan NYDIG.

Tentang NYDIG dan SRHG
New York Digital Investment Group (NYDIG) adalah anak perusahaan SRHG yang didirikan pada tahun 2017 di AS. Produk mereka, salah satunya adalah jasa titip-simpan (custody) dan manajemen aset kripto, termasuk Bitcoin.

Beragam perusahaan adalah klien mereka, di antaranya adalah penambang aset kripto (miner), bank swasta dan beberapa institusi pengelola dana pensiun. NYDIG mengklaim, saat ini pihaknya mengelola aset senilai US$1 miliar.

Sedangkan SRHG, perusahaan induknya, adalah perusahaan yang bergerak di bidang manajamen aset sejak tahun 2012. SRHG saat ini mengelola aset bernilai US$10 miliar.

Berdasarkan wawancara Forbes dengan pihak NYDIG, pada tahun itu perusahaan mengaku berhasil mengumpulkan modal dari beragam investor, senilai US$50 juta. Perusahaan mengaku tidak mengumumkan secara terbuka kala itu.

Dan lewat pengumuman 13 Oktober 2020 itu, NYDIG mengaku mendapatkan tambahkan modal bernilai sama dari sejumlah investor, di antaranya adalah Fintech Collective, Bessemer Ventures dan Ribbit Capital.

Memang sangat sedikit profil pengguna jasa NYDIG yang terungkap ke publik. Namun bulan lalu, Chris Larsen, pendiri Ripple mengaku sudah menitipkan aset kripto Ripple (XRP) miliknya di NYDIG.

Masih berdasarkan liputan Forbes itu, disebutkan, klien ternama NYDIG lainnya adalah Institutional Bitcoin Fund LP dan Bitcoin Yield Enhancement Fund LP.

Diwawancari terpisah oleh Forbes, Brooks Gibbins dari FinTech Collective menyarankan perusahaan melindungi keuangannya dengan berinvestasi di aset kripto.

“Dengan stimulus fiskal dan moneter yang belum pernah terjadi sebelumnya terjadi di seluruh dunia karena pandemi COVID-19, maka berinvestasi di aset kripto untuk lindung nilai adalah sangat relevan,” katanya.

Menurutnya, investor Bitcoin yang menjadi klien NYDIG rata-rata berinvestasi di aset kripto sebesar 1-5 persen dari portofolionya. Sebagian lagi, yang sudah nyaman dengan teknologi bahkan lebih dari 5 persen.

Nah, Bagaimana dengan Anda? Siapkah perusahaan Anda seperti mereka? [*]

Comments are closed for this post.