Rp5,8 Milyar adalah Harga Puncak Bitcoin?
Mike McGlone, analis dari Bloomberg Intelligence meramalkan bahwa US$400 ribu (Rp5,8 milyar) adalah harga puncak Bitcoin setelah masuk Halving III pada Mei 2020 lalu. Masuk akalkah?
Tak dapat disangkal, bahwa Bitcoin sebagai kelas aset baru global adalah aset spekulatif. Tapi daya tariknya tidak punah, bahkan mampu melampaui apresiasi terhadap emas sebagai aset global.
Bukanlah rahasia lagi, bahwa arus masuk dana ke Bitcoin, sebagian berasal dari aksi jual emas di pasar global, baik di pasar spot dan ETF.
Namun, energi spekulatif itu diimbangi oleh menurunnya volatilitas, sebagai akibat pembelian Bitcoin secara besar-besaran oleh sejumlah perusahaan. Tesla, MicroStrategy dan Grayscale tentu saja 3 di antaranya yang benar-benar istimewa.
Di atas itu semua, ramalan demi ramalan menyeruak. Salah satu kajian yang sangat berpengaruh adalah kajian berkala bulanan oleh Bloomberg Intelligence, divisi khusus dari media massa ternama Bloomberg asal AS.
Kajian terbarunya, 6 April 2020 itu terungkap, bahwa Bitcoin bisa melaju mencetak rekor terbaru lagi menuju US$80 ribu (Rp1,1 milyar) pada tahun ini juga.
Sebagai catatan, Bloomberg Intelligence sebelumnya secara tepat meramalkan kenaikan harga Bitcoin menjadi US$50 ribu. Inilah yang menggenapkan proyeksi kapitalisasi pasar Bitcoin mencapai US$1 triliun.
Harga itu pun menjadi penanda penting kenaikan berikutnya, yakni US$400 ribu per BTC pada tahun 2021 ini. Harga itu dianggap sebagai harga puncak alias top price pada Halving III yang dimulai pada Mei 2020 lalu.
Ramalan itu dekat dekat “Cycle Repet Graph”. Dengan harga Bitcoin hari ini, Sabtu (10 April 2021), di kisaran US$60.500 (Rp884 juta), maka puncak harga akan mencapai US$460 ribu pada 23 Oktober 2021.
Harga puncak adalah sangat penting, karena setelah itu tercapai akan disusul oleh koreksi yang sangat besar. Berdasarkan data historis, setelah Halving II tahun 2016, harga puncaknya adalah pada Desember 2017 di kisaran US$19.600-20.000 per BTC. Itu yang disusul koreksi besar hingga 80 persen pada medio Desember 2018.
Menurut Mike Glone yang menulis kajian itu, Bitcoin cenderung mengikuti pola harga itu sebagai siklus pasca halving.
“Berdasarkan analisis kami, laju gerak Bitcoin serupa dengan kenaikan 55 kali pada tahun 2013 dan kenaikan 15 kali pada tahun 2017. Dengan kenaikan ekstrem itu, pada tahun 2021, maka Bitcoin bisa mencapai US$400 ribu, berdasarkan laju regresi sejak tahun 2011. Inilah harga puncak setelah masuk Halving ke-3, Mei 2020,” sebut McGlone. [/]