Semangat Inovasi dan Teknologi Blockchain

Sekali peristiwa, mendiang Steve Jobs, sang pendiri Perusahaan Apple pernah bilang begini: “Inovasi adalah pembeda antara pemimpin dan pengikut.” Steve Jobs benar dan ia sudah buktikan itu berkali-kali. Bukannya sukses selalu, tetapi sering, karena ada proses “jatuh bangun” di antaranya, mulai dari ia dipecat dari jabatannya sebagai CEO hingga ia kembali memoles produk Apple hingga mengglobal dan bernilai tinggi. Semangat Steve Jobs sejatinya mengajarkan kita soal semangat berinovasi di ranah kripto dan blockchain.

Ia pun pernah jatuh pada tahun 1980-an setelah “melahirkan” komputer Macintosh “Lisa” yang lebih portable dan tangguh dibandingkan komputer buatan IBM di masanya. Di sana Steve keliru, karena pasar belum siap menyerap komputer itu yang berharga sangat mahal.

Dari sana ia belajar, terus berinovasi dan melahirkan Macintosh iMac 3D dengan sentuhan seni dan lebih “anti-mainstream”. iMac 3D dilahirkan dengan badan yang semi transparan alias translucent dengan warna yang jreng. Ini jelas tidak seperti komputer desktop lainnya yang tampil biasa-biasanya saja. Namun tampilan itu dibarengi dengan daya komputasi yang mumpuni, karena mampu melakukan olah grafis dan video. Steve Jobs selalu melakukan pembeda lantas menghasilkan keunggulan di setiap produk, termasuk iPhone tentu saja.

Sebenarnya semangat berinovasi adalah ciri khas utama dari para pemimpin di sektor teknologi. Biasanya itu didorong oleh pengetahuan, bahwa inovasi itu kelak sangat bermanfaat oleh orang banyak, misalnya inovasi komputer jelaslah ditujukan untuk meningkatkan produktivitas. Lalu, Internet yang mempercepat pengiriman informasi dan World Wide Web yang memperkaya isi informasi dan sejumlah inovasi teknologi lainnya.

Nah, di hari ini, teknologi blockchain sedang digarap serius oleh perusahaan swasta, negara dan organisasi-organisasi kemasyarakatan lainnya khususnya untuk urusan transfer yang. Masalah yang dipecahkan di sini adalah tidak efisiennya mengirimkan uang lintas negara, yakni lama, biaya kirim mahal, dan skalanya tak luas hingga ke pelosok.

Situasi seperti ini jelas sangat kontradiktif dengan keunggulan Internet yang bisa mengirimkan pesan secara instan. Bahkan astronot di angkasa luar bisa menonton video di Youtube secara realtime. Ini pertanyaan pentingnya: jikalau kita bisa mengirimkan pesan secara instan, mengapa tidak dengan mengirimkan uang lintas negara?

Sebenarnya itu bukan tak dipikirkan oleh sejumlah ilmuwan dan inovator lainnya. Masalahnya, urusan pengiriman uang yang adalah urusan agak sensitif, karena terkait dengan masalah keamanan dan kenyamanan. Atas alasan itu pula dijadikan bisnis oleh middleman yang menanggung laba dari jasa pengiriman lintas global. Dan di atas itu, memang inovasi yang tepat belum mengemuka ke publik, sampai Satoshi Nakamoto memperkenalkan konsep “block” dan “chain”, di mana transaksi dibatasi periodik, lalu saling terkait secara kronologis. Agar lebih aman, transaksi itu pun harus didistribusikan secara peer-to-peer, tidak ada komputer server sentral dan semua data transaksi di setiap simpul jaringan haruslah sama.

Satoshi Nakamoto menciptakan itu dasar yang sama, yakni inovasi dan berkembang menjadi teknologi blockchain yang beragam hingga saat ini. Sekarang kita menemukan sistem blockchain yang jauh lebih cepat mengirimkan uang dibandingkan Bitcoin. Namun, ada pula sejumlah inovasi yang menempatkan lapis kedua pada blockchain Bitcoin agar transfer uang bisa instan dan lebih murah.

Jadi, kendati tidak sedikit pihak yang setuju dengan Libra sebagai mata uang kripto sejati seperti Bitcoin, Libra secara prinsip adalah upaya ke arah inovasi yang berbeda dan mencoba menjamah masalah yang dihadapi miliaran manusia: mengirimkan uang lintas negara sangat mahal dan lama. Libra yang dibuat oleh Facebook dan sejumlah anggota Libra Association melakukan itu dalam skala masif yang belum pernah kita lihat sebelumnya.

Toh, inovasi itu mensejarah dan selalu mengalami jatuh bangun dan sering gagal. Tetapi tak selalu gagal. Dari blockchain kita menjelajah segala inovasi guna mempermudah hidup manusia. [*]

Be the first to write a comment.

Your feedback